-->

Minggu, 14 Juli 2024

Bupati Sanjaya, Apresiasi Karya Dewa Yadnya Warga Desa Meliling dan Pohgending


Tabanan , Bali Kini  -
Rentetan kegiatan keagamaan yang berlangsung di sepanjang penghujung minggu, dilanjutkan Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M, saat pihaknya kembali hadir sebagai murdaning jagat dalam serangkaian upacara yang menandai kegiatan Karya Agung di Desa Meliling dan Desa Adat Pohgending. Acara yang dihadiri oleh jajaran pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat ini mendapat sorotan positif karena kerja keras dan gotong-royong masyarakat dalam menjaga dan memelihara tradisi, adat, budaya dan keagamaan di Tabanan.

Seperti halnya kali ini, Minggu (14/7), Bupati Sanjaya menghadiri Uleman Ngupasaksi Karya Ngenteg Linggih, Mendem Pedagingan, Pedudusan Alit, Caru Wrespati Kalpa Ring Pura Panti Pangeran Mas Banjar Meliling Kawan, Desa Meliling, Kerambitan, Tabanan. Upacara ini tidak hanya menjadi momen keagamaan tetapi juga menunjukkan kesatuan dan semangat gotong-royong masyarakat setempat dalam mendukung pelaksanaan ritual adat yang penting bagi kehidupan spiritual Bali.

Selanjutnya, Bupati Sanjaya dan rombongan meneruskan kunjungannya dengan menghadiri Undangan Ngupasaksi dan Muspayang Karya Agung Mamungkah, Ngenteg Linggih, Tawur Balik Sumpah Madya Ring Pura Dalem Desa Adat Pohgending, Desa Pitera, Kecamatan Penebel, Tabanan. Acara ini dipuput oleh Ida Peranda Gede Made Putra Yoga dari Griya Tegeh Tunjuk Marga dan serangkaian upacara ini menegaskan kembali pentingnya tradisi keagamaan dalam membentuk karakter dan moralitas masyarakat Hindu Bali.

Sebagai figur pemerintah dan Murdaning Jagat, Bupati Sanjaya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap semangat gotong-royong dan kebersamaan yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada. Sanjaya sangat menggarisbawahi pentingnya konsep Tri Hita Karana dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali, yang mengatur hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan sesama manusia.

“Kalau 3 hal itu saja sudah dijaga, saya yakin Jagat Bali dan Tabanan akan tentram dan bahagia. Ini salah satu kebahagiaan orang Bali ketika mengamalkan hubungan dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa, ketika mengamalkan hubungan dengan sesama, kita ini saling asah, asih, asuh, begitu juga dengan alam lingkungan kita," jelas Sanjaya sembari menekankan hal ini sangat penting untuk selalu dijalankan. 

Selain itu, sinergitas dan kerjasama juga dikatakan Sanjaya sangat penting ditingkatkan agar mampu membawa Tabanan untuk mencapai visi misi Tabanan, salah satunya melalui Karya yang satwika. “Saya ngaturang suksema pisan (mengucapkan terimakasih banyak), karena ritual yadnya ini adalah bagian dari visi misi besar kita, yakni dalam bidang pelestarian tradisi, adat, agama dan budaya. Kalau bukan kita umat Hindu sedharma menjaga ritual yadnya seperti ini, lalu siapa lagi,” tegasnya. 

Sementara itu, I Putu Adi Supraja selaku Ketua Panitia Karya di Desa Adat Pohgeding, mewakili krama menyampaikan ungkapan terima kasihnya atas kehadiran Bupati dan jajaran yang senantiasa memberikan perhatian dan dukungan serta selalu bersinergi mewujudkan pembangunan yang dilakukan krama. “Terima kasih kepada Bapak Bupati atas semua bantuan yang telah diberikan untuk warga di sini," pungkasnya [tb/r5]

Mahagangga Valley, Bisa Rekreasi Feeding Animal dan Berkebu


Karangasem, Bali Kini -
Mahagangga Valley merupakan salah satu wisata alam yang ada di wilayah Karangasem, tepatnya di Desa Ababi, kecamatan Abang. Menyajikan berbagai fasilitas seperti tempat tracking, camping /glamping, spot foto, restaurant, tempat berenang, spa, swing, feeding animal dan lain sebagainya. Pemandangan khas pedesaan dan aktivitas para petani di tengah sawah menjadi hiburan tersendiri bagi para wisatawan. 


Tak hanya menyajikan pemandangan sawah yang asri dengan taman bunga serta berbagai kebun sayur didalamnya, wisata ini juga dapat menjadi tempat rekreasi edukasi bagi para anak-anak sekolah. Menurut I Gede Simpen, Manajer Mahagangga Valley, ditempat ini para tamu dapat melakukan aktivasi berkebun hingga feeding (memberi makan hewan). "Biasanya anak-anak TK dan SD tour ke sini untuk aktifitas memberi makan hewan, serta mereka bisa bercocok tanam disini. Nah yang membedakan Mahagangga valley dengan tempat lain, di sini kami masih menggunakan bahan organik tanpa kimia sama sekali bahkan sampah plastikpun sangat kami minimalisir," Tandas Gede Simpen. 


Di lahan seluas 2,7 hektare ini, Mahagangga Valley mendirikan 24 titik tenda untuk camping yang sudah dimodernisasi didalamnya. Bentuknya kerucut beratapkan alang-alang, didalamnya ada kasur dan lampu berkapasitas 4 orang. Bagi wisatawan domestik, harganya pun sangat terjangkau. 

 

Sementara, wisatawan yang mendominasi berkunjung ke Mahagangga Valley ialah pasar internasional, seperti wisatawan Vietnam hingga Eropa. "Kebetulan sekarang bulan Juli, biasanya high season, namun kunjungan kami untuk season kali ini menurun dibanding tahun lalu, yah bisa dikatakan dibawah rata-rata.  Dalam sehari itu hanya ada 50 orang rata-rata," Katanya. (Ami).

Sabtu, 13 Juli 2024

Walikota Jaya Negara Ngaturang Bhakti Saraswati di Pura Agung Jagatnatha

 


Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara saat mengikuti rangkaian persembahyangan bersama Hari Suci Saraswati di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung, Sabtu (13/7)
.

Denpasar,  Bali Kini - Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan persembahyangan bersama serangkaian Hari Suci Saraswati di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung, Sabtu (13/7). Hal tersebut merupakan wujud sradha bhakti dalam memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati atau Dewi Ilmu Pengetahuan.


Hadir langsung bersama seluruh pemedek yang hadir dan mengikuti persembahyangan yakni Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara. Tampak hadir pula Sekretaris Jendral Kementerian Pariwisata dan Ekraf RI, Ni Wayan Giri Adnyani, Forkopimda Kota Denpasar, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka, serta pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar. 


Usai melaksanakan persembahyangan, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, Hari Suci Saraswati dimaknai sebagai turunnya ilmu pengetahuan yang suci kepada umat manusia. Sehingga, pada hari ini umat manusia memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati yang identik disebut dengan dewi pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. 


Dikatakan Jaya Negara, Dewi Saraswati diyakini sebagai sakti dari Dewa Brahma, dewa pencipta dalam mitologi Hindu. Hari Raya Saraswati menjadi hari yang penting bagi siswa sekolah dan penggelut dunia pendidikan, karena ilmu pengetahuan dianggap sebagai bekal dalam kehidupan manusia yang dapat menuntun ke arah kemakmuran, kemajuan, perdamaian, dan peningkatan keberadaban. 


Dikatakannya, pada hari ini, umat Hindu melakukan persembahyangan dan persembahan kepada Dewi Saraswati di pura, sekolah, dan rumah masing-masing. Selain itu, Umat Hindu juga menghaturkan banten Saraswati pada pustaka, lontar, kitab, dan buku-buku.


“Kami menghaturkan terimakasih kepada masyarakat Kota Denpasar termasuk siswa siswi dan mahasiswa yang sudah hadir pada perayaan Hari Suci Saraswati di Kota Denpasar ini, perayaan ini telah digelar secara rutin, mudah-mudahan melalui persembahyangan ini semua umat diberikan pengetahuan dan kecerdasan dalam menjalankan swadarma masing-masing,” ujar Jaya Negara. 


Sementara, Kabag Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara mengatakan bahwa rangkaian persembahyangan Hari Suci Saraswati di Kota Denpasar dipusatkan di Pura Agung Jagatnatha. Dimana, rangkaian persembahyangan dimulai pada pagi hingga malam hari. Sehingga seluruh pemedek dapat secara bergantian melaksanakan persembahyangan dengan tertib dan khusyuk. 


“Dan bagi pemedek yang hendak melaksanakan persembahyangan kami imbau untuk tidak membawa plastik sekali pakai, dan tetap menjaga kebersihan pura untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Hari Suci Saraswati di Kota Denpasar,” ujarnya. (Ags/H).

Pembangunan Bali 100 Tahun Era Bali Di Kabupaten Karangasem


Karangasem, Bali Kini -
  Haluan pembangunan Bali masa depan 100 tahun era Baru 2025-2125 pada Jumat (12/7/2024) di Gedung MPP Amlapura, Kabupaten Karangasem. Dengan menggandeng elemen masyarakat dari perbekel, tokoh, perwakilan organisasi pemuda sulinggih dan lain sebagainya. 

Dalam kesempatan tersebut Wayan Koster menjelaskan terkait konsep haluan pembangunan Bali, dari masa lalu, masa sekarang hingga masa kini atau dinamakan juga alur waktu, atita, wartamana dan nagata.

Aspek lainnya juga yakni ideologi kultural (budaya) religius (adat istiadat tradisi lokal yang menyatu dalam kehidupan dresta Bali). 

"Kata Nangun sat kerti loka Bali tidak hanya di senangi oleh budayawan, namun masyarakat Bali keseluruhan. Dahulu itu, Alam gunung masih terjaga kesuciannya. Sawah tanpa pestisida, Laut bersih sungai jernih danau lestari tidak ada pariwisata tidak ada alih fungsi lahan untuk kepentingan industri tidak ada exploitasi masih bersih," Katanya.  Untuk melestarikan keberlangsungan atas segala yang ada terdahulu di Bali, Ketua PDI-P Bali ini mengatakan, masyarakat dapat menempuh jalan Niskala. Seperti upakara-upakara yang selama ini sudah taat dilaksanakan penduduk Bali. (Ami)

Jumat, 12 Juli 2024

Jaya Negara Tekankan Kolaborasi dan Sinergitas Anggota APEKSI, Wujudkan Pembangunan Kota Berkelanjutan


 Ket foto :

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang juga selaku Ketua Komisariat Wilayah IV saat menghadiri acara Rapat Kerja Komisariat Wilayah (Rakerkomwil) IV ke 19 APEKSI, di Hotel Santika, Kota Blitar, Jumat (12/7). 


Dari Rakerkomwil IV Ke 19 APEKSI di Kota Blitar

Blitar, Bali Kini - Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara selaku Ketua Komisariat Wilayah IV APEKSI menghadiri pelaksanaan Rapat Kerja Komisariat Wilayah IV (Rakerkomwil) ke-19 APEKSI, di Hotel Santika, Kota Blitar, Jumat (12/7). 

Selain Walikota Denpasar Jaya Negara, turut hadir pada gelaran rapat kerja APEKSI tersebut, Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara, dan Asisten Administrasi Pemerintahan I Made Toya, serta OPD terkait lainnya.

Pada kesempatan berharga itu, Walikota Jaya Negara yang juga menjabat Wakil Ketua Dewan Pengurus Bidang Informasi, Advokasi dan Hukum APEKSI, menekankan, pelaksanaan Rakerkomwil APEKSI, yang diselenggarakan di Kota Blitar ini menjadi penting, utamanya berkaitan  dengan perkembangan isu kota-kota di Indonesia agar dapat meraih pertumbuhan ekonomi kreatif yang optimal, dan juga pencapaian lainnya yang berkemajuan. 

“Melalui Rakerkomwil ini bagaimana semua anggota APEKSI dapat terus membangun kolaborasi, komunikasi dan kerja sama antarpemerintah kota, sehingga dapat mendorong realisasi pertumbuhan ekonomi kreatif, pengembangan digitalisasi, peningkatan kualitas pelayanan publik, mempercepat pembangunan daerah, dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh pemerintah kota,” ujar Walikota Jaya Negara.

Selebihnya Walikota Jaya Negara juga mengatakan, keterlibatan Pemkot Denpasar dalam wadah APEKSI  adalah wujud sinergitas program dalam pembangunan daerah. Dengan sinergi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat, realisasi pembangunan di Kota Denpasar yang maju dan sejahtera akan dapat berjalan optimal.

”Dengan semangat Vasudhaiva Kutumbakam, menyama braya bergotong royong guna mencapai tujuan bersama dapat mewujudkan Kota Denpasar berbudaya, maju, sejahtera dan berkelanjutan,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif APEKSI 

Alwis Rustam, dalam sambutannya mengungkapkan, dirinya mengapresiasi kehadiran pimpinan daerah 13 anggota Komwil IV, yang mencakup Kota Denpasar, Kota Bima, Kota Kupang, Kota Mataram, Kota Blitar, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Kediri, Kota Surabaya, Kota Batu, Kota Malang, Kota Probolinggo, dan juga Kota Pasuruan.

"Terima kasih atas kehadiran seluruh pimpinan daerah, baik para Walikota maupun Penjabat Walikota dalam rapat kerja ini. Ini adalah komitmen kita bersama untuk dapat bersama mencari jalan keluar atas segala sengkarut dan permasalahan yang dihadapi setiap pemerintah kota," ungkapnya. 

Alwis Rustam juga menggarisbawahi, terdapat tiga hal utama yang menjadi perhatian dalam kepengurusan APEKSI. Yakni, 

melakukan advokasi kebijakan, mengawal dan memfasilitasi aspirasi anggota APEKSI,   dan penguatan kapasitas, yang kesemuanya mesti dilakukan tanpa henti, dan berkesinambungan.

"Meski tahun ini adalah tahun sibuk karena kita semua akan menghadapi momen Pilkada, namun perencanaan dan roda pemerintahan harus tetap berjalan. Untuk itu, saya mengajak, semua jajaran pemerintah kota agar terus bergandengan, bersama sama, melakukan koordinasi dan komunikasi untuk dapat tetap saling membantu menjalankan program bagi daerah masing-masing," katanya lagi. 


Tak hanya rapat kerja semata, pada pelaksanaan kegiatan ini, Walikota Denpasar Jaya Negara juga mengajak serta sejumlah seniman Kota Denpasar untuk mengisi gelaran pawai budaya, yang masih masuk dalam agenda Rakerkomwil IV Ke 19 APEKSI di Kota Bung Karno tersebut. Selain itu, turut pula diadakan pameran UMKM yang bertajuk Soekarno Coffee Fest. (Win)

Jembrana Gencar Promosi Pariwisata Dengan Misi Penjualan Mini


Jembrana , Bali Kini
- Dalam upaya mempromosikan destinasi wisata Jembrana, Pemerintah Kabupaten Jembrana tengah mengintensifkan upayanya untuk memamerkan beragam objek wisata di Bumi Makepung. Bekerja sama dengan pelaku industri, pemerintah bermaksud menciptakan paket wisata komprehensif yang menonjolkan pesona unik masing-masing destinasi.


Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menyampaikan rasa antusiasnya atas dukungan Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pihaknya menekankan pentingnya strategi pemasaran yang efektif untuk mempromosikan objek wisata Jembrana.


“Saya sangat mengapresiasi kehadiran teman-teman dari Pokdarwis dan UMKM, mereka sangat antusias untuk mengharumkan nama bangsa di dunia pariwisata,” ungkapnya saat acara Mini Sales Mission di Hotel Jimbarwana, Kamis (11/7/2024). 


Lebih lanjut, Mantan anggota DPRD Provinsi Bali itu menjelaskan, bahwa salah satu langkah konkrit yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam mengembangkan pariwisata adalah menyusun destinasi menjadi satu produk unggulan daerah yang dikurasi khusus.

“Kita sudah punya objek wisata yang bagus, tinggal bagaimana cara memasarkannya. Kehadiran Ibu Deputi sangat penting dan saya mendukung penuh acara ini, yang niscaya akan memberikan manfaat positif bagi pariwisata Jembrana,” ujarnya. 


Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Made Ayu Marthini, menyatakan bahwa mini sales mission ini diselenggarakan untuk menggali potensi pariwisata Jembrana yang sangat besar. 


"Kami melihat pemasaran di Jembrana belum optimal, maka dari itu kami bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten yang didukung oleh Bupati dan Kepala Dinas Pariwisata untuk mempertemukan pembeli dari Buleleng, Badung, Denpasar, dan Banyuwangi dengan penjual dari Jembrana,” jelasnya. 


Menurutnya, Kolaborasi ini sangat penting karena pemasaran membutuhkan kerjasama tim.

 “Kita tidak bisa mengharapkan wisatawan datang ke Jembrana sendirian, jadi kita perlu melakukan promosi secara bundle. Misalnya, ketika mereka ke Denpasar, kita bisa ajak mereka ke Jembrana, lalu ke Banyuwangi, sehingga pengalaman wisata mereka menjadi lebih lengkap,” tukasnya. (Adi/HmsJ)

Satpol PP Kota Denpasar Tertibkan Puluhan Media Iklan Tanpa Izin


Denpasar, Bali Kinin
-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar kembali menertibkan puluhan media iklan yang terpasang tanpa izin di fasilitas umum wilayah Kota Denpasar pada Kamis (11/7). Penertiban media iklan yang didominiasi baliho, spanduk, banner, umbul-umbul, dan pamflet ini dilakukan untuk menjaga ketertiban dan keindahan kota.

Kasatpol PP Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Bawa Nendra, menyatakan bahwa operasi penertiban dilakukan dengan menyasar beberapa titik strategis, yakni sepanjang Jl. Supratman, Jl. Suli, Jl. Gatot Subroto hingga Taman Kota Lumintang, Jl. Gatsu VI, Jl. Gatsu IV, Jl. Gatsu II, dan Jl. Nangka.

Dari pelaksanaan kegiatan tersebut, turut ditertibkan Baliho sebanyak 1 buah, Spanduk sebanyak 8 buah, Pamflet sebanyak 37 buah, Umbul-umbul  sebanyak 3 buah, Banner sebanyak 37 buah, Papan Nama sebanyak 1 buah.

"Kegiatan penertiban ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa semua media iklan yang terpasang di wilayah Kota Denpasar memiliki izin yang sesuai dan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat," ujar Ngurah Bawa Nendra.

Sebelum penertiban dilakukan, pihaknya telah melakukan koordinasi bersama-sama elemen masyarakat untuk bersama-sama menurunkan baliho, sepanduk, banner, umbul-umbul dan pamflet. Meskipun demikian, masih ada baliho yang sudah kadaluarsanamun tidak diturunkan pemiliknya.

Pihaknya menegaskan bahwa penertiban  ini akan terus dilakukan selama masih ditermukannya pelanggaran. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pelanggaran-pelanggaran yang sering dilakukan masyarakat. 

“Kami juga mengimbau kepada masyarakat, bagi yang memasang  banner, spanduk maupun baliho jika masa izinnya telah habis agar dicabut atau diturunkan sendiri. Hal agar  wajah Kota Denpasar tetap bersih aman dan nyaman,” ujarnya.  (Ayu/h).

Uji Coba Mesin Pengolahan Sampah Jadi RDF, Bupati Tamba Optimis Atasi Gunung Sampah Peh


Jembrana, Bali Kini
- Bantuan mesin pengolahan sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel) di kabupaten Jembrana dari PT Wisesa Global Solusindo mulai diujicobakan di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kamis (11/7). 


Untuk memastikan mesin dapat beroperasi sesuai harapan, Bupati Jembrana I Nengah Tamba hadir melihat langsung uji coba mesin serta juga secara langsung mencoba menyalakan mesin yang memiliki kapasitas pengolahan sampah hingga 300 ton per hari ini.


Bupati Tamba cukup optimis mesin pengolahan sampah dapat mengatasi masalah sampah yang ada di kabupaten Jembrana. Kendati demikian, pihaknya masih melihat mesin penunjang pengolahan sampah seperti mesin cacah dan mesin pres masih belum optimal dalam menunjang kecepatan mesin pengolahan sampah ini.


“Kapasitas mesin sudah luar biasa besar, namun ini mesin cacah kurang besar kemudian juga mesin pres kurang cepat, kalau tenaga manusia dipakai seperti ini untuk mencapai target 200 ton satu hari itu sepertinya akan kewalahan,” ujar Bupati Tamba.


Pihaknya mengaku akan berupaya meningkatkan kapasitas mesin cacah dan mesin pres serta menambahkan mesin kompeyor untuk mempercepat proses pengolahan sampah menjadi RDF.


Bupati Tamba menyebutkan ada tiga pihak yang akan terlibat dalam mengatasi permasalahan ini, baik Pemerintah Daerah maupun juga dari pihak swasta yang siap membantu pemerintah untuk mengatasi sampah ini.


“Pemkab Jembrana sebagai penyedia sampah dan tempat produksi, kemudian beliau pak Johan yang punya mesin dan hasil daripada mesin ini nanti ada PT SBI. Saya sudah melaksanakan MoU dan PKS, sudah siap. Hari ini sampah eksisting yang 100.000 ton, itu optimis bisa kita selesaikan,” ungkapnya.


Sementara itu, Johan Agus Kurniawan Direktur Utama Wisesa Global Solusindo mengungkapkan semua sistem mesin yang pihaknya bawa sudah dapat berjalan dengan baik dan sudah sempat diuji coba mulai dari mengisi sampah ke dalam mesin Seiko (pemilah sampah) kemudian di thresher (cacah) kemudian di pres.


"Selama satu minggu ini kita mencoba memfungsikannya semua instalasi kita pasang dan kemarin kita uji coba sedikit semua sistem sudah berjalan dengan baik, tinggal nanti produksinya kita sesuaikan dengan kondisi di lapangan," ungkapnya.


Lebih lanjut pihaknya mengatakan terdapat ketimpangan kapasitas mesin untuk mencapai hasil akhir 200 Ton perhari dikarenakan mesin cacah dan mesin press tidak mampu mengimbangi produksi mesin dari PT. Wisesa Global Solusindo yang begitu besar.


"Standar operasional belum bisa kita pastikan optimal karena sinkronisasi alat, bisa kita lihat dengan mesin sebesar ini ada sinkronisasi dengan mesin yang berikutnya kalau terlalu besar outputnya setelah itu dengan mesin thresher (cacah) sekecil ini tentu tidak bisa maksimal tentunya harus seimbang," pungkas Johan. (Komang/hu)

Pemkot Denpasar Gandeng Komunitas Gelar Rare Angon Festival 2024,


 Ket foto : Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat mengahadiri Meet and Greet "Diskusi Santai Komunitas Layang-layang dan Sharing Konsep Rare Angon Festival 2024 di Kota Denpasar, Rabu (10/7).
 


Wawali Arya Wibawa: Sebagai Ajang Puncak Berbagai Kreatifitas, Lestarikan Tradisi Layang-layang. 


Denpasar, Bali Kini - Pemerintah Kota Denpasar bekerjasama dengan komunitas pelayang siap untuk menggelar Rare Angon Festival untuk pertama kalinya di Tahun 2024 ini. Kegiatan ini digadang-gadang menjadi puncak dari segala jenis kreatifitas layang-layang di Bali. Demikian terungkap saat pelaksanaan Meet and Greet "Diskusi Santai Komunitas Layang-layang dan Sharing Konsep Rare Angon Festival 2024 di Kota Denpasar, Rabu (10/7). 


Hadir langsung dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Anggota DPRD Provinsi Bali, AA Gede Agung Suyoga, Kabid Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Denpasar, I Wayan Hendaryana, komunitas pelayang dari berbagai daerah serta undangan lainya. 


Ketua Panitia, Gede Eka Surya Wirawan menjelaskan, Rare Angon Festival Tahun 2024 merupakan sebuah kegiatan yang dirancang untuk mempertemukan berbagai elemen rare angon yang identik dengan layang-layang. Dimana, kegiatan ini dikemas dengan kolaborasi lintas sektor guna merangkum berbagai jenis lomba layang-layang, workshop, diskusi, hingga pameran yang berkaitan dengan layang-layang. 


“Saat ini berbagai jenis lomba sudah dilaksanakan baik oleh komunitas, banjar hingga organisasi pelayang, dan khusus untuk Rare Angon Festival ini menjadi wadah besar berbagai elemen rare angon, termasuk layang-layang,” ujarnya


Lebih lanjut dijelaskan, berbagai jenis layang-layang baik tradisional dan internasional juga akan dilombakan pada gelaran yang akan berlangsung pada pertengahan bulan Agustus mendatang. Hal ini diharapkan mampu mendukung terwujudnya kesamaan persepsi guna mendukung kelestarian tradisi layang-layang di Bali, khususnya Kota Denpasar. 


“Semoga melalui event Rare Angon Festival ini dapat mendukung kelestarian tradisi layang-layang di Bali, khsusunya Kota Denpasar dengan berbagai jenis layangan,” ujarnya. 


Sementara Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menekankan komitmen Pemkot Denpasar dalam melestarikan tradisi layang-layang. Pihaknya menjelaskan bahwa Pemkot Denpasar memberikan dukungan terhadap pelaksanaan Rare Angon Festival ini. 


Dikatakannya, pelaksanaan Rare Angon Festival bukanlah merupakan saingan dari berbagai event layangan yang telah ada. Melainkan menjadi sebuah wadah besar dengan skala yang lebih luas dalam mendukung kelestarian rare angon dan layang-layang. 


“Yang pertama, Pemerintah Kota Denpasar memberikan dukungan terhadap kelestarian tradisi layang-layang, dan Rare Angon Festival ini menjadi wadah atau pncak event-event pelayang di Bali,” ujarnya


Terkait dengan resahnya Rare Angon di Bali, khususnya Kota Denpasar terhadap ketersediaan lapaangan untuk bermain layang-layang, Arya Wibawa menegaskan bahwa Pemkot Denpasar telah menyediakan lahan di Kawasan Pantai Mertasari. 


Arya Wibawa berharap, Rare Angon Festival ini memiliki kesamaan dengan Kesanga Festival yang mewadahi generasi muda yang memiliki hobi. Dimana, Rare Angon Festival untuk pelayang, dan Kesanga Festival untuk pecinta ogoh-ogoh. Pihaknya juga berharap kedua event ini dapat masuk dalam kalender event pariwisata nusantara. Sehingga dapat menjadi pilihan wisatawan untuk berwisata dan menjadi daya tarik tersendiri. 


“Jadi kami sangat komitmen untuk menyediakan tempat, termasuk Kawasan Pantai Mertasari yang sangat relevan dimanfaatkan untuk bermain layang-layang, tidak hanya lapangan, kegiatannya pun kita kemas dengan kolaborasi sebagai ruang puncak yang memberikan kebebasan ekspreasi bagi seluruh rare angon,” ujarnya. (Ags/Hu).


Beli Sabu Patungan, Sejoli Paruh Baya Ini Diadili


Denpasar , Bali Kini
- Belum sempat menikmati asap dari kristal bening yang dibelinya secara patungan, sudah membuat T. Hasan (54) dan Renny Wijayanti (41) harus meringkuk dijeruji besi. Keduanya terjerat dalam sidang narkotika Golongan I di Pengadilan Negeri Denpasar.

Dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) G.A. Surya Yunita, terkuak berawal dari keduanya yang sepakat untuk membeli sabu secara patungan. Dimana Renny yang seorang pemandu lagu di salah satu Cafe wilayah Denpasar dan tinggal di Kamar Kost Jalan Citarum, Panjer  Denpasar Selatan, menghubungi Hasan yang tinggal di Jalan Gunung Lebah, Tegal Harum Denpasar Barat.

Dimana saat itu, 3 April 2024 sekitar pukul 19.00 WITA Renny meminta Hasan untuk memesan satu paket sabu. Kesepakatan Renny mengeluarkan uang sebesar Rp 250.000 dan Hasan diminta menyumbang Rp 100.000.

Saat itu Hasan langsung menghubungi seseorang yang dikenalnya memakai simbol nama 13.4.N.D.1.T dengan memesan paket 0,2 seharga Rp 350.000. Tidak berselang setengah jam, sudah menerima informasi mengenai lokasi pengambilan.

Saat bergegas keduanya pergi ke tempat yang dituju yakni diseputaran Pekambingan, Denpasar, dengan menggunakan sepeda motor. Di lokasi tersebut, Renny mengorek-ngorek bawah pot bunga sementara T. Hasan menyinari dengan senter dari ponselnya. 

Begitu berhasil menemukan paket sabu dan akan beranjak pergi, langsung dihadang petugas. Hasan yang baru akan menghidupka motor langsung kaget dan tidak sempat untuk menghilangkan barang bukti.

"Ke dua terdakwa didakwa atas percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana narkotika. Mereka diduga tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan narkotika golongan I," tulis dalam dakwaan Jaksa.

Para terdakwa dalam keterangannya mengaku sudah lima kali membeli narkotika jenis shabu dari 13.4.N.D.1.T sebelum akhirnya tertangkap oleh petugas kepolisian. Barang bukti berupa satu paket narkotika jenis shabu yang berhasil diamankan berat 0,14 gram netto.[rt], Bali kini 

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved