-->

Kamis, 04 Juli 2024

Fenomena Lahan Padi Berdampingan Dengan Kebun Bunga Gumitir, Ini Alasannya


Karangasem, Bali Kini
- Seorang petani padi asal Jungsri, Kecamatan Bebandem, Karangasem lebih memilih untuk mengganti sebagian lahan pertaniannya yang terletak di Desa Bungaya Kangin, Bebandem untuk ditanami bunga Gumitir. Hal ini dikarenakan, keuntungan yang didapat dari berkebun bunga Gumitir lebih banyak di bandingkan dengan bertani.


Nyoman Darmayanti ibu paruh baya yang berkebun 3 jenis bunga Gumitir di bekas lahan padinya ini menuturkan, jika ia dan suaminya sengaja mengubah setengah areal persawahannya menjadi kebun bunga Gumitir sejak 3 bulan lalu. "Luas tanah ini 20 are, 10 are kami tanami padi, sisanya kami tanami bunga Gumitir. Ini biar lebih cepat kami dapat untung. Karena dalam 1 pohon ini bisa kami panen hingga 15 kali berbunga. Dan juga waktu dari bibit hingga panen juga lebih cepat," Tandasnya. Mereka mengaku dapat memanen bunga di masa mekar tiap 2 hari sekali. 


Dalam sekali panen, Darmayanti mampu mengumpulkan hingga 15-20 kresek merah berisi 4kg bunga Gumitir. Dimana harga Bunga Gumitir persatu kresek merah ialah Rp. 20.000. "Kalau sekarang karena tidak ada rainan (Hari Raya Hindu) dan sudah musimnya juga, makanya harganya anjlok. Kalau biasanya kami dapat menjual ke pengepul dengan harga Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000,- / kresek merah, " Tandasnya, Rabu (3/7/2024). 


Dikarenakan harga yang anjlok, Darmayanti mengaku jika untung yang didapat tipis, bahkan hampir setara dengan biaya modal. "Tidak apa kami jual saja dengan harga murah daripada terbuang, ini biaya awal pembibitan, perawatan hingga panen, lumayan besar untuk kami," Tuturnya. Usai memanen, pihaknya dengan cepat menjual bunga tersebut ke pasar Karangasokong. 


Untuk jenis bunga Gumitir yang ditanam pasangan Darmayanti dan Kadek Kariata ini ialah, Gumitir jenis Garuda, Cassanova dan Marigold. Dimana biasanya bunga-bunga ini bertahan hanya 3 hari saja.


Fenomena peralihan lahan padi menjadi kebun bunga berwarna kuning ini, di Kabupaten Karangasem telah menjamur. Beredar di beberapa titik wilayah pertanian, seperti di Tirtagangga, Desa Abang, Desa Bungaya, Bebandem dan lain-lain. (Ami)

Bersaing di Era Digital, Radio Dituntut Mampu Bertransformasi Menjadi Platform Multimedia


Denpasar,Bali Kini 
– Radio di tengah gempuran era digital dituntut mampu bertransformasi menjadi platform multimedia agar dapat bersaing dan menarik minat pendengar. Hal tersebut disampaikan oleh I Nengah Muliarta, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali Periode 2014-2017 yang juga merupakan Koordinator Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Bali, NTB dan NTT.


Muliarta menjelaskan bahwa di era digital, pendengar memiliki banyak pilihan media untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Radio perlu berinovasi dan menghadirkan konten yang menarik dan informatif agar dapat bersaing dengan media lainnya.


"Radio harus bertransformasi menjadi platform multimedia yang tidak hanya menyediakan siaran suara, tetapi juga visual dan interaksi," ujar Muliarta yang merupakan mantan reporter Radio Suara Amerika VOA saat menjadi narasumber pada Bimtek Penyiaran yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar berkerjasama dengan Radio Publik Kota Denpasar di Denpasar pada Kamis (4/7).


Ia menambahkan, radio juga perlu memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau lebih banyak pendengar. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat website, aplikasi mobile, dan akun media sosial. "Radio harus hadir di mana pendengar berada," kata Muliarta yang kini sebagai akademisi di Universitas Warmadewa.


Muliarta juga menekankan pentingnya radio untuk menjaga kualitas siaran dan kontennya. Radio harus menyajikan informasi yang akurat, objektif, dan berimbang. "Radio harus menjadi sumber informasi yang terpercaya bagi masyarakat," tegas Muliarta.


Ia mengingatkan radio sudah saatnya bertransformasi mengembangkan program siaran, tidak hanya memutar lagu dan mengirinkan salam. Radio sebagai media mesti memainkan perain sebagai kontrol sosial dengan menyajikan program berita. 


Radio dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapat dan aspirasinya. Program talkshow, diskusi publik, dan siaran interaktif memungkinkan masyarakat untuk berdialog dengan pemerintah, politisi, dan pakar tentang berbagai isu yang mereka hadapi.


Ia mengungkapkan radio dapat menjadi alat untuk mengungkap ketidakadilan dan pelanggaran yang terjadi di masyarakat. Jurnalis radio dapat melakukan investigasi dan melaporkan kasus korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan pelanggaran HAM kepada publik. “Radio mempunyai kekuatan untuk menyajikan berita lebih cepat dari lokasi dengan biaya murah. Jangan justru radio membacakan berita dari media koran” ungkapnya.[rl]

Menyandang Status PTS Terbaik di Bali Unwar Kini Terakreditasi Unggul


Denpasar , Bali Kini -
Sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) terbaik di Bali, kini Universitas Warmadewa (Unwar) berhasil meningkatkan status akreditasi. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) No. 1285/SK/BAN-PT/Ak/PT/VII/2024, Unwar kini telah terakreditasi Unggul per 2 Juli 2024. Status Akreditasi Unggul ini berlaku hingga 2 Juli 2029.


Atas pencapaian ini, Rektor Unwar Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, MP., didampingi para Wakil Rektor mengaku bangga dan bersyukur atas capaian luar biasa yang diraih Unwar di usia 40 tahun. Pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan stakeholder dan kerja keras bersama seluruh civitas akademika Unwar. Dengan raihan Akreditasi Unggul ini membuktikan bahwa Unwar telah melaksanakan proses kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik pembelajaran, pengabdian kepada masyarakat, penelitian dan luarannya telah melampaui standar yang ditetapkan BAN-PT. Begitu juga siklus penjaminan mutu melalui PPEPP (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) telah terlaksana dengan baik menuju continuous quality improvement.



Kendati demikian, menurut Prof. Pandit capaian Akreditasi Unggul ini akan menjadi tantangan bagi Unwar ke depan. Terutama bagaimana Unwar bisa mempertahankan bahkan meningkatkan status akreditasi unggul ini. Apalagi, setelah Akreditasi Unggul ini Unwar tengah mempersiapkan diri menuju Times Higher Education-World University Rankings (THE WUR) pada tahun 2025 dan ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA) pada tahun 2027. Melaui Spirit Sri Kesari Warmadewa dan Spirit Sapta Bayu akan menguatkan, memperkokoh, dan mempererat jalinan kerja sama yang baik antar civitas akademika. Baik dari fakultas, prodi yang ada di lingkungan Unwar, serta mitra kerja Unwar, terutama mitra media massa yang berperan penting dalam menyosialisasikan berbagai kegiatan di Unwar sehingga apa yang ditargetkan akan mampu diraih.


Prof. Pandit mengungkapkan bahwa capain lain yang diraih Unwar yakni 2 prodi di Program Sarjana (S1) juga meraih Akreditasi Unggul dari BAN-PT. Yaitu, Prodi S1 Sastra Inggris dan Prodi S1 Peternakan yang berlaku sejak 25 Juni 2024 hingga 25 Juni 2029. Dengan raihan Akreditasi Unggul ini, Unwar semakin menjadi pilihan bagi masyarakat terutama para lulusan SMA/SMK untuk menempuh pendidikannya di Unwar. Dimana, pada Tahun Akademik 2024/2025 ini Unwar menargetkan 3.000 orang lebih mahasiswa baru di 29 prodi pada 9 fakultas, baik pada program diploma, sarjana, magister, maupun doktor.


Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, Prof. Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., mengaku sangat bangga dan mengapresiasi tinggi kepada seluruh pimpinan dan civitas akademika Unwar atas kerja keras dan konsistensi dalam meningkatkan kualitas dan mutu, sehingga Unwar dapat meraih Akreditasi Unggul. Pihaknya berharap agar proses pencapaian ini harus dapat memacu kinerja institusi agar semakin maju ke depannya.


Selain itu, Unwar juga harus berbenah, baik dari sisi SDM, Sanpras, tara kelola akademik dan non akademik yang berbasis IT, serta meningkatkan pelayanan prima. “Capain ini menjadi tanggungjawab bersama untuk berkolaborasi menjaga dan mengembangkannya. Salah satunya mulai dengan penerapaan KPI (Key Fepermanxe Indikator,red) untuk institusi Unwar, dekanat, lembaga-lembaga, individu pimpinan, dan dosen serta para karyawan,” tegasnya.


Ket. Foto: Rektor Unwar, Prof. Pandit bersama Para Wakil Rektor memperlihatkan Sertifikat Akreditasi Unggul dari BAN-PT yang kini diraih oleh Universitas Warmadewa.[rl/*]

Rabu, 03 Juli 2024

Walikota Jaya Negara Ngayah Nyangging Serangkaian Metatah Massal

 Ket. Foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat ngayah "Nyangging" serangkaian Karya Mepandes/Metatah Massal yang digelar pertama kalinya oleh Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, bertempat di Balai Banjar Desa Adat Sanglah, bertepatan dengan Buda Umanis Dukut, Rabu (3/7). 






Denpasar, Bali Kini -
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah "Nyangging" serangkaian Karya Mepandes/Metatah Massal yang digelar pertama kalinya oleh Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, bertempat di Balai Banjar Desa Adat Sanglah, bertepatan dengan Buda Umanis Dukut, Rabu (3/7). 

Terlihat sejak pagi puluhan warga sudah tampak memadati areal Bale Peyadnyan untuk mengikuti prosesi upacara Metatah Massal. Di mana dari prosesi upacara mepandes massal ini ada yang menarik perhatian masyarakat, yakni dari 6 Sangging yang akan bertugas mengasah gigi para peserta tampak diantaranya Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang berkesempatan ngayah Nyangging.

Disela-sela Karya Mepandes, Walikota Denpasar, I Gusti NgurahJaya Negara mengatakan, bahwa ritual potong gigi (mepandes) yang merupakan salah satu ritual Manusa Yadnya yang wajib dilakukan.

“Dalam agama Hindu Mepandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. Ritual ini bertujuan untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia yang menurut agama Hindu dikenal dengan istilah sad ripu atau enam musuh dalam diri manusia,” ujarnya.

Selebihnya dikatakan, selain merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dalam kehidupan, metatah merupakan upacara untuk menetralisir sifat buruk dalam diri manusia yang disebut dengan Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).

Sementara Perbekel Desa Dauh Puri Kelod, Nengah Suartha mengatakan, upacara metatah massal  pertama kalinya di adakan oleh Desa Dauh Puri Kelod.


“Di mana metatah massal ini diikuti oleh 35 orang peserta dari warga Desa Dauh Puri Kelod dengan melibatkan 6 orang sangging, serta upacara ini nantinya akan terus kami adakan secara rutin setiap tahunnya," ungkapnya.


Lebih lanjut dikatakan, kegiatan ini merupakan sebuah program dari Desa Dauh Puri Kelod yang juga serangkaian peringatanulang tahun desa. Yang mana program ini bertujuan untuk membantu dan meringankan beban masyarakat kurang mampu, sehingga dapat menekan pengeluaran masyarakat dalam melaksanakan yadnya.


"Pelaksanaan Mepandes massal tidak dipungut biaya,  dan kami berharap upacara Mepandes sebagai bagian dari tradisi turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi mampu mempertahankan keberlangsungan budaya dan kearifan lokal," ujarnya.  (ays).

Bupati Tamba Beri Motivasi Siswa Jembrana Wakili Bali Lomba UDG Tingkat Nasional


Jembrana , Bali Kini
- Bertempat diruang kerja Bupati Jembrana, Bupati I Nengah Tamba, menerima dan memberikan motivasi serta semangat kepada I Komang Brasika Adi Semara Putra (13) siswa SD Negeri 5 Tegalcangkring yang akan mewakili Jembrana dalam lomba Utsawa Dharma Gita (UDG) tingkat Nasional di Solo, Jawa Tengah, Rabu (3/7/2024).


“Saya bangga dengan talenta yang Komang miliki, ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa berhasil mewakili Jembrana ke ajang Tingkat Nasional. Ini tidak mudah dan butuh proses serta kerja keras, terima kasih kepada kepala sekolah, pelatih dan orang tua teruslah bekerja memberikan nilai-nilai baik untuk kemajuan Kabupaten Jembrana yang sama sama kita cintai,” ungkap Bupati Tamba seraya memberika uang saku kepada Komang Brasika.


Bupati Tamba juga berpesan kepada seluruh tim yang terlibat untuk melakukan koordinasi ke semua pihak untuk memaksimalkan persiapan anak-anak sebelum berangkat lomba.


"Tetap bersemangat dan jaga nama daerah, manfaatkan kesempatan untuk memperluas pergaulan silaturahmi dan bertukar pengalaman dengan peserta lainnya dari seluruh Indonesia," ujarnya.


Sementara itu, Ni Made Ayu Artini sekalu orang tua dari Komang Brasika menuturkan sebelum mencapai tahap yang sekarang, Komang Brasika sebelumnya telah mengikuti lomba yang sama ditingkat kabupaten dan provinsi, dan itu semua memperoleh juara pertama.


"Astungkara atas keberhasilan tersebut, anak tiang berhasil mewakili provinsi Bali dan Jembrana pada khususnya dalam lomba Utsawa Dharma Gita (UDG) tingkat Nasional di Solo, Jawa Tengah. Anak tiang rencana berangkat pada tanggal 6 Juli 2024 mendatang bersama-sama dengan peserta lomba lain dari Provinsi Bali," ucapnya.


Pihaknya juga menghaturkan terima kasih atas motivasi dan dukungan yang luar biasa yang diberikan Bupati Jembrana kepada Komang Brasika. Tentu ini sebagai wujud dukungan kepala daerah terhadap putra-putri berprestasi di Kabupaten Jembrana.


"Motivasi dan semangat dari Bapak Bupati tentunya sangat diharapkan Komang untuk berlaga di tingkat nasional. Semoga Komang nanti bisa memperoleh juara dan mengharumkan nama baik Kabupaten Jembrana," tutupnya. (Ari/hms)

Bupati Tabanan Rangkaian Ngenteg Linggih di Pura Subak Abian Batur Dayang Kebonjero,


Tabanan , Bali Kini
- Pelestarian tradisi, adat, agama dan seni budaya telah menjadi salah satu bidang prioritas yang terus digencarkan Pemerintah Kabupaten Tabanan di bawah kepemimpinan Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M, dalam upaya mewujudkan pembangunan yang menyeluruh di Kabupaten Tabanan. Pada Selasa, (2/7), Bupati Sanjaya hadir dalam undangan Ngupasaksi upacara Ngenteg Linggih, Mapedudusan alit, lan Mupuk Pedagingan, di Pura Subak Abian Batur Dayang Kebonjero, Desa Munduk Temu, Kecamatan Pupuan.

Ikut serta hadir dan menghaturkan bhakti dalam kesempatan tersebut, perwakilan Anggota legislatif, Asisten 2, jajaran pimpinan OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, Camat Pupuan dan tokoh masyarakat setempat yang mendapat sambutan hangat dari tokoh adat beserta krama adat Kebonjero dengan semangat gotong-royong tinggi membangun yadnya.

Upacara Dewa Yadnya yang puncaknya jatuh pada Rabu, 3 Juli mendatang ini dipuput oleh Ida Sri Mpu Nabe. Sanjaya beserta jajaran yang hadir bertepatan pada rangkaian upacara melasti tersebut, menyampaikan apresiasinya pada seluruh pengempon pura Subak Abian Batur Dayang yang terdiri dari 325 KK atas kekompakan, kerjasama dan gotong-royong dalam membangun yadnya, yang dilakukan dengan penggalian dana dan melalui urunan sejumlah Rp. 500.000,- / KK.

“75 (Tujuh Puluh Lima) persen masyarakat kita adalah masyarakat pertanian/agraris, yang sudah sejak dulu dari masa kerajaan sampai saat ini. Semua memiliki potensi kearifan lokal yang sangat luar biasa, semua dipegang teguh, ini yang sangat membanggakan di Kabupaten Tabanan. Semangat gotong-royong membangun yadnyanya sangat luar biasa, tepuk tangan buat masyarakat kita,” seru Sanjaya.

Melalui pelaksanaan upacara Ngenteg Linggih sebagai wujud syukur dan terima kasih kepada Ida Betara yang berstana di areal pura Subak Abian Batur tersebut, Sanjaya menekankan kembali utamanya mewujudkan yadnya yang satwika, dimana yadnya yang utama tidaklah dinilai bersarkan besarnya materi yang dihabiskan, tetapi tidak terlepas dari tiga elemen dasar yang telah dilengkapi.

“Yadnya yang satwika, yadnya yang utamaning utama menurut sastra yang termuat dalam lontar dan kitab suci kita, ritatkala yadnya kawangun sangkaning lascarya (dibangun atas dasar tulus ikhlas) oleh krama. Kapuput olih dane Sang Sulinggih, baik sang sulinggih yang ma-eka jati ataupun madwi jati, dan kaupasaksi oleh murdaning jagat, guru wisesa (Pimpinan Daerah). Tiga hal yang hadir ini disebut dengan yadnya yang satwika, yang baik, utamaning utama pisan,” imbuh Sanjaya.

Di kesempatan yang sama, Bendesa Adat Kebonjero, I Putu Suka Arta, mewakili masyarakat adat Desa Munduktemu, mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya atas kehadiran Bapak Bupati beserta jajaran yang telah hadir di Desa Adat Munduktemu menyaksikan langsung rangkaian upacara Ngenteg Linggih selaku Murdaning Jagat Tabanan. Juga atas bantuan dan dukungan yang diberikan dengan ikut serta gotong-royong bersama masyarakat dalam membangun yadnya.

Lebih lanjut pihaknya berharap agar kedepannya Pemerintah Kabupaten Tabanan dibawah kepemimpinan Bupati Tabanan tetap mendampingi dan membantu meringankan beban masyarakat dalam menjalankan berbagai pelaksanaan upacara yadnya serta pembangunan dalam pelestarian adat, agama, tradisi dan budaya serta di bidang lainnya. Seraya menegaskan, pihaknya bersama masyarakat siap mendukung program-program pemerintah dalam membangun Tabanan kedepan [tb]

Bungan Desa Ke-52, Bupati Sanjaya Angkat Potensi Pertanian di Desa Payangan, Marga


Tabanan , Bali Kini   –
Galakkan Transformasi Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat melalui program unggulan Bupati Ngantor di Desa, atau yang biasa disebut “Bungan Desa”. Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M didampingi oleh Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya.,S.H.,M.M, tonjolkan potensi Pertanian Jambu Kristal yang dimiliki oleh Desa Payangan, Kecamatan Marga, Tabanan dalam kunjungan Bungan Desa ke-52, Rabu (3/7). 

Yang unik dalam kunjungan Bupati Sanjaya kali ini ialah, Pihaknya menyempatkan untuk bermalam di Desa Payangan, tepatnya di kediaman Pebekel Payangan, 1 hari sebelum kunjungannya. Sanjaya di kesempatan itu laksanakan beragam kegiatan yang melibatkan partisipasi Masyarakat, seperti sarapan, ngopi dan jalan-jalan bersama Masyarakat setempat, termasuk hadir ngupasaksi dalam upacara Manusa Yadnya yang dilakukan salah satu warga di banjar Greseh, Payangan. Upaya tersebut memberikan kesempatan baginya untuk berinteraksi secara lebih intim dengan masyarakat setempat serta mengenal lebih dekat tantangan yang mereka hadapi. 

Dalam Kunjungan Bungan Desa Ke-52, dengan didampingi oleh para jajaran pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, termasuk Para Asisten Setda, Seluruh Kepala Perangkat Daerah dan Kepala Bagian di lingkungan Pemkab Tabanan, Camat Marga, jajaran Forkopimcam Marga, hingga TP PKK, dan tokoh Masyarakat setempat, Pemerintah Kabupaten Tabanan Kembali menghadirkan ragam layanan langsung yang bisa dinikmati oleh Masyarakat Desa Payangan.

Menitikberatkan potensi di bidang pertanian Jambu Kristal yang dikelola oleh Kelompok Tani Kristal Sari Mekar Dusun Bunutin, Desa Payangan Marga, di mana hasil pertanian ini merupakan salah satu upaya dalam pengembangan produk pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani. Jambu Kristal, dengan teksturnya yang renyah dan rasanya yang manis, memiliki potensi pasar yang sangat besar baik di Tingkat lokal maupun nasional. Ini menjadikan Jambu Kristal memiliki nilai ekonomi yang baik karena permintaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. 

Bupati Sanjaya saat itu juga menyampaikan rasa bangganya karena keberhasilan para petani dalam mengembangkan pertanian jambu kristal. Dengan kerja keras para petani serta kolaborasi yang baik antar berbagai pihak, kehadiran kebun Jambu Kristal ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan pertanian modern yang berbasis teknologi dan berkelanjutan. Selain berkunjung dan ikut memetik jambu di KT Kristal Sari Mekar, Bupati Sanjaya beserta jajaran juga mengunjungi rumah keluarga stunting Desa Payangan yang berjumlah 4 orang. 

Saat itu pihaknya beserta Bunda Rai selaku orang tua asuh stunting, memberikan batuan paket sembako secara simbolis dan juga memberikan edukasi secara umum kepada keluarga stunting yang berasal dari Br. Bunitin, Br. Alas Sandan, Br. Payangan Kaja dan Br. Payangan Medi. Selanjutnya, rombongan juga kembali meninjau pelayanan Pemkab Tabanan yang dihadirkan di Desa, untuk bisa diakses oleh masyarakat secara mudah dan cepat. 

Dalam wawancara singkat siang hari itu, orang nomor satu di Tabanan tersebut juga menyampaikan keunikan dari kunjungan Bungan Desa yang dilakukan di Desa Payangan hari ini. “Bungan Desa ke 52 ini agak unik, sedikit lebih spesifik, karena saya sebelum berkantor di desa sejak pagi, saya dahului dulu dengan menginap di rumah kepala desa. Jadi dari kemarin saya nginep di rumah kepala desa, habis itu saya berkantor di Desa Payangan ini dan juga ada kunjungan-kunjungan ke beberapa tempat, khususnya melihat masyarakat yang terdampak stunting, kedua juga melihat kelompok tani jambu kristal, kelompok tani kates, baik lokal yang sangat super dan juga kates California. Luar biasa potensi desa payangan," ujarnya saat itu. 

Pihaknya yang saat itu bersama-sama dengan jajaran menyatakan, tujuan berkantor di desa ialah juga untuk memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. “Banyak sekali pelayanan yang ada di kabupaten Tabanan seperti perijinan gratis, memberikan kacamata gratis, ngecek kesehatan gratis, membawa mobil perpustakaan untuk anak-anak, literasi membaca juga bagaimana kita melayani masyarakat di bidang pelayanan PBB, kependudukan, apa yang kami miliki di Pemkab Tabanan semuanya kami layani dari pagi sampai sore, itulah hakekatnya saya sebagai Bupati Tabanan dan kawan-kawan berkantor di Desa Payangan yang ke 52 ini bahkan nanti seluruh desa kita akan kunjungi di Tabanan," imbuh Sanjaya. 

Selaku Perbekel, I Nyoman Sudiarsa, saat itu juga menyampaikan apresiasi dari program Bupati Sanjaya dengan program ngantor di Desa. “Mudah-mudahan ini bisa ditenarkan ke desa-desa lain karena hikmahnya luar biasa, apa yang menjadi permasalahan desa bisa teratasi saat Bupati Ngantor di Desa," jelasnya. 

Pernyataannya saat itu juga mendapat tanggapan positif dari masyarakat, Ketut Pastana, Asal Br. Bunutin, yang merasa sangat terbantu dengan adanya jasa pelayanan dari Pemkab Tabanan yang dihadirkan di Desa Payangan. Terutama untuk pelayanan yang gratis dan cepat, pihaknya mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Bupati beserta jajaran [rls]

Bupati Sanjaya Hadiri Pujawali di Merajan Agung Puri Kukuh


Tabanan , Bali Kini  -
Pemerintah Kabupaten Tabanan tunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung pelestarian adat, agama dan tradisi di Kabupaten Tabanan, salah satunya dengan turut hadir dan berikan dukungannya dalam pelaksanaan upacara yadnya di masyarakat. Pada Rabu (3/7) Bupati Tabanan hadiri langsung pelaksanaan upacara pujawali, piodalan di Merajan Agung, Puri Kukuh, Banjar Dinas Tengah, Desa Kukuh, Kecamatan Marga.


Kehadiran Sanjaya selaku murdaning jagat Tabanan yang dalam kesempatan tersebut turut didampingi oleh Jajaran Pimpinan Perangkat Daerah terkait dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, Kepala Bagian dilingkungan Setda, Camat Marga, Penglingsir Puri Kukuh, beserta tokoh Puri Kukuh disambut baik oleh para pengempon merajan Agung Puri Kukuh.


Piodalan di Merajan Agung Puri Kukuh ini dipuput oleh Ida Sang Sulinggih saking Griya Gede Belayu dengan diempon oleh 120 KK. Rangkaian upacara Dewa Yadnya yang puncaknya jatuh pada sehari sebelumnya, yaitu Selasa, 2 Juli tersebut mendapatkan apresiasi positif dari Bupati Sanjaya . "Pelestarian adat dan tradisi bukan hanya tanggung jawab masyarakat, tetapi juga pemerintah. Kita harus bekerja sama untuk memastikan nilai-nilai luhur ini tetap hidup dan berkembang," ujarnya.


Kehadirannya selaku murdaning jagat merupakan bagian dari mewujudkan yadnya yang satwika. “Yadnya yang satwika dapat terwujud apabila dilaksanakan dengan tulus ikhlas. Dengan dipuput oleh Sang Sulinggih, baik yang sudah diupacarai eka jati ataupun dwi jati, dan disaksikan oleh murdaning jagat ataupun guru wisesa, ketiga hal tersebutlah yang menjadikan yadnya menjadi Satwika, utamaning utama,” tegasnya.


Melalui momentum upacara pujawali ini diharapkan juga dapat memperkuat sinergitas antar pemerintah dan masyarakat dalam memperkuat identitas budaya dan kearifan lokal. Dalam hal ini pemerintah Kabupaten Tabanan berkomitmen untuk terus hadir dan mendukung berbagai kegiatan pelestarian adat, agama dan tradisi di masyarakat untuk mewujudkan pembangunan Tabanan Era Baru yang Aman Unggul dan Madani (AUM). [tb/r4]

Pengerajin Kain Endek Klungkung Didorong Beralih ke Green Produt untuk Bersaing di Era Digital


Klungkung, Bali Kini , 
Para pengrajin kain endek di Kabupaten Klungkung, Bali, didorong untuk mengembangkan Green Product (produk hijau atau ramah lingkungan) dalam rangka meningkatkan daya saing mereka di era digital. Dorongan ini disampaikan oleh Dr. Made Setini, S.Kom., M.M,., NPDM. Akademisi Universitas Warmadewa, dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pengembangan Kelompok Inovasi Kain Endek Dalam Mendorong Digitalisasi UMKM di Kabupaten Klungkung, Bali” yang diselenggarakan oleh Universitas warmadewa bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogordi di Klungkung pada Selasa (2/7).


Setini menjelaskan bahwa untuk mampu bersaing  di era digital INOVASI harus dilakukan terutama terkait denga  pengembangan produk dan pemasaran tetapi lebih awal adalah focus ke produk,  adanya  mengembangkan produk hijau  membuat para pengrajin kain endek dapat menarik minat konsumen yang semakin sadar akan kelestarian lingkungan. "Konsumen zaman sekarang semakin peduli dengan lingkungan, dan mereka lebih memilih produk yang ramah lingkungan," kata Setini.


Setini menambahkan bahwa pengembangan produk hijau juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk kain endek. "Produk hijau memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk biasa," jelasnya.  Dikatakan pula bahwa adanya pengembangan produk tentu terlebih dahulu harus diawali dengan STP (Segmentasi, Targeting, dan Posisi Pasar) yang akan disasar.  Segmentasi pasar millennial menjadi target utama dalam pemasaran  karena  generasi ini adalah generasi penerus untuk Kain Endek yang menjadi warisan Budaya. 


Lanjut dikatakan oleh Setini adanya  STP akan memudahkan dalam penggunaan digital yang dijadikan mediasi promosi, tetapi sebelum hal tersebut dilakukan tentunya yang menjadi dasar utama penciptaan produk yang berbeda atau produk yang DIfferensiasi, salah satunya adalah produk hijau, dimana salah satu cara untuk mengembangkan produk hijau adalah dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan. Pewarna alami ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan warna yang lebih indah dan tahan lama.


Setini juga menyarankan para pengrajin kain endek untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, seperti sutra dan katun organik. Bahan baku yang ramah lingkungan ini akan membuat produk kain endek lebih berkualitas dan lebih diminati oleh konsumen, ditambah lagi adanya adopsi digital,  yaitu penggunaan media  Whatspp, IG, Facebook, dan E-commerce ,  adanya Inovasi produk hijau tentu akan mendorong penciptaan Brand Image, dengan  segmentasi pasarnya adalah generasi millennil  yang melek teknologi”, Menurutnya.

Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si yang juga merupakan akademisi Universitas Warmadewa menyampaikan green product bukan sebatas menggunakan bahan-bahan dari alam, namun yang lebih penting industri atau usaha yang dikelola mampu memanfaatkan atau mengolah limbahnya. Pengolahan limbah oleh industri akan menghasilkan produksi bersih, sehingga mengurangi eksploitasi terhadap sumber daya alam.


“Pengelolaan limbah menjadi kewajiban bagi industri, sebagai bagian dari pengelolaan limbah berbasis sumber, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali. Pengelolaan limbah oleh industry juga menjadi upaya dalam mengimplementasikan konsep zero waste” tegas Muliarta.


Menurut Muliarta, apabila industry mampu mengimplementasikan green product maka akan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Harga produk yang dihasilkan juga akan ditawar lebih tinggi karena memiliki nilai tambah dibandingkan produk sejenis lainnya.


Sedangan akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. I Putu Santikayasa, M.Sc menjelaskan tantangan dalam dunia industry khususnya fasion saat ini adalah mampu berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi pemicu pemanasan global. Apalagi industry fashion berkontribusi terhadap emisi karbon global mencapai 8%.

“Secara tidak sadar kita bertanggung jawab terhadap dari apa yg terjadi, makanya saatnya menggunakan bahan alam untuk mengurangi emisi. Belum lagi untuk membuat satu potong pakaian membutuhkan 2.700 l. Jadi sangat jelas fashion memberikan dampak pada lingkungan” papar Santikayasa. 


Sementara Ketua Kelompok Pengerajin Kain Endek Tini Shop, Tini Purwanti berkomitmen untuk mengembangkan green product. Namun ia berharap adanya pendampingan, khususnya dalam pemasaran green product hingga ke konsumen.


“Kami berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan lokal dan melakukan pengelolaan limbah, namun kami sangat berharap bisa dibantu pemasaran produk dari pengerajin hingga ke konsumen bisa lebih optimal” ungkap Tini PurwantiPengerajin Kain Endek Klungkung Didorong Beralih ke Green Produt untuk Bersaing di Era Digital


Klungkung, 2 Juli 2024 - Para pengrajin kain endek di Kabupaten Klungkung, Bali, didorong untuk mengembangkan green product (produk hijau atau ramah lingkungan) dalam rangka meningkatkan daya saing mereka di era digital. Dorongan ini disampaikan oleh Dr. Made Setini, S.Kom., M.M, Akademisi Universitas Warmadewa, dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pengembangan Kelompok Inovasi Kain Endek Dalam Mendorong Digitalisasi UMKM di Kabupaten Klungkung, Bali” yang diselenggarakan oleh Universitas warmadewa bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogordi di Klungkung pada Selasa (2/7).


Sentini menjelaskan bahwa dengan mengembangkan produk hijau, para pengrajin kain endek dapat menarik minat konsumen yang semakin sadar akan kelestarian lingkungan. "Konsumen zaman sekarang semakin peduli dengan lingkungan, dan mereka lebih memilih produk yang ramah lingkungan," kata Setini.


Sentini menambahkan bahwa pengembangan produk hijau juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk kain endek. "Produk hijau memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk biasa," jelasnya.


Salah satu cara untuk mengembangkan produk hijau adalah dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan. Pewarna alami ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan warna yang lebih indah dan tahan lama.


Sentini juga menyarankan para pengrajin kain endek untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, seperti sutra dan katun organik. "Bahan baku yang ramah lingkungan ini akan membuat produk kain endek lebih berkualitas dan lebih diminati oleh konsumen," tuturnya.


Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si yang juga merupakan akademisi Universitas Warmadewa menyampaikan green product bukan sebatas menggunakan bahan-bahan dari alam, namun yang lebih penting industri atau usaha yang dikelola mampu memanfaatkan atau mengolah limbahnya. Pengolahan limbah oleh industri akan menghasilkan produksi bersih, sehingga mengurangi eksploitasi terhadap sumber daya alam.


“Pengelolaan limbah menjadi kewajiban bagi industri, sebagai bagian dari pengelolaan limbah berbasis sumber, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali. Pengelolaan limbah oleh industry juga menjadi upaya dalam mengimplementasikan konsep zero waste” tegas Muliarta.


Menurut Muliarta, apabila industry mampu mengimplementasikan green product maka akan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Harga produk yang dihasilkan juga akan ditawar lebih tinggi karena memiliki nilai tambah dibandingkan produk sejenis lainnya.


Sedangan akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. I Putu Santikayasa, M.Sc menjelaskan tantangan dalam dunia industry khususnya fasion saat ini adalah mampu berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi pemicu pemanasan global. Apalagi industry fashion berkontribusi terhadap emisi karbon global mencapai 8%.

“Secara tidak sadar kita bertanggung jawab terhadap dari apa yg terjadi, makanya saatnya menggunakan bahan alam untuk mengurangi emisi. Belum lagi untuk membuat satu potong pakaian membutuhkan 2.700 l. Jadi sangat jelas fashion memberikan dampak pada lingkungan” papar Santikayasa. 


Sementara Ketua Kelompok Pengerajin Kain Endek Tini Shop, Tini Purwanti berkomitmen untuk mengembangkan green product. Namun ia berharap adanya pendampingan, khususnya dalam pemasaran green product hingga ke konsumen.


“Kami berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan lokal dan melakukan pengelolaan limbah, namun kami sangat berharap bisa dibantu pemasaran produk dari pengerajin hingga ke konsumen bisa lebih optimal” ungkap Tini Purwanti [ml]

Prestasi Gemilang Prodi S1 Sastra Inggris Unwar Raih Akreditasi Unggul


Denpasar , Bali Kini -
Progran Studi (Prodi) Sastra Inggris di Fakultas Sastra pada Program Sarjana (S1) Universitas Warmadewa (Unwar) berhasil meraih Akreditasi Unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sertifikat Akreditasi Unggul Prodi Sastra Inggris berdasarkan Surat Keputusan Dewan Eksekutif BAN-PT No. 4721/SK/BAN-PT/Ak/S/VI/2024, dan berlaku sejak 25 Juni 2024 sampai dengan 25 Juni 2029.


Dekan Fakultas Sastra Unwar, Dr. Drs. I Wayan Ana, M.Hum., didampingi Kaprodi Sastra Inggris, Dewa Ayu Kadek Claria, S.S.,M.Hum., mengaku bersyukur karena berkat perjuangan dan kerja keras bersama akhirnya Prodi Sastra Inggris meraih akreditasi unggul. Dikatakan, raihan akreditasi unggul ini menandakan bahwa proses Tri Dharma Perguruan Tinggi di Fakultas Sastra, khususnya di Prodi Sastra Inggris telah terpenuhi sesuai dengan standar. Sehingga, mutu pencapaian yang ditetapkan telah terpenuhi dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari dukungan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, yang mana Prodi Sastra Inggris didukung oleh 23 orang dosen, dan 18 orang diantaranya telah bergelar doktor (S3), sisanya kini sedang menempuh pendidikan doktor.


Dengan raihan akreditasi unggul ini, dikatakan akan menjadi kunci bagi para lulusan bahwa mereka telah menjadi lulusan yang bermutu untuk bersaing di dalam dunia kerja, sedangkan bagi calon mahasiswa baru akan memilih Prodi Sastra Inggris ini sebagai pilihan yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan mereka pada program sarjana. “Unggul ini sebagai kunci bagi kami untuk berkembang ke depannya. Lulusan kami akan jauh lebih kerkualitas dan memiliki daya saing yang lebih kompetitif, tidak hanya fasih dalam berbahasa inggris, tetapi juga menjadi tenaga ahli di bidang perhotelan, dan itu sudah kami buktikan,” ujarnya.


Apalagi, Fakultas Sastra Unwar dan Prodi Sastra Inggris pada khususnya telah memiliki Warmadewa International Program (WIP). Program ini telah berjalan dan diminati oleh mahasiswa asing yang ingin belajar semua mata kuliah yang ditawarkan dan belajar tentang budaya Bali. Manfaatnya, mahasiswa asing ini akan ikut membantu mengembangkan Unwar go global.


Setelah mendapatkan akreditasi unggul ini, dikatakan tantangan ke depan akan semakin berat, terutama bagaimana mampu mempertahankan dan meningkatkan keunggulan ini. Untuk itu, Fakultas Sastra Unwar akan mendirikan prodi baru, yaitu Prodi Ilmu Komunikasi Kemasyarakatan. Prodi ini erat hubungannya dengan kehumasan, public relation, jurnalisme, dan lainnya yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Prodi ini akan menjadi prodi kolaboratif, karena akan ada konten creator dan youtuber masuk ke dalam Prodi ini.


Rektor Unwar Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, MP., mengucapkan selamat kepada seluruh pimpinan Prodi S1 Sastra Inggris atas raihan Akreditasi Unggul. Dikatakan, akreditasi unggul ini akan menambah geliat aktivitas di Unwar untuk mewujudkan visi Unwar yang bermutu, berwawasan ekowisata, dan berdaya saing tingkat Asia Tenggara tahun 2026 menuju go global tahun 2034.


Diharapkan capaian ini akan terus mengalir dan menjadi vibrasi kepada Prodi lainnya yang ada di Unwar untuk bisa segera meraih peningkatan status akreditasi unggul. Sebab, dengan raihan akreditasi unggul ini Prodi bersangkutan tidak diragukan lagi untuk dijadikan tempat menempuh pendidikan tinggi oleh masyarakat. Di samping juga mahasiswa yang menyelesaikan studi mulai tahun ajaran baru 2024/2025, hingga 5 tahun ke depan sudah menyandang lulusan dengan akreditasi unggul dalam ijazahnya. “Semoga capaian ini akan menjadi tonggak keberhasilan capaian-capaian di tahun berikutnya,” harap Prof. Pandit.[*/r4]

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved