-->

Minggu, 26 Mei 2024

BURUH BANGUNAN TERSERET ARUS DI PANTAI BATU BELIG



Laporan : Tim SAR Bali (ay/hmsdps)

SEMINYAK , BALI KINI - Seorang buruh bangunan terseret arus saat mandi di Pantai Batu Belig, Seminyak, Kabupaten Badung, Minggu (26/5/2024) kurang lebih pukul 16.25 Wita. Awalnya korban berenang, namun tiba-tiba tergulung ombak dan menghilang. Identitas korban atas nama Nando, asal Sumba Nusa Tenggara Timur, dan beralamat sementara di sekitar Batu Belig. 


"Kami Terima laporannya pada pukul 17.20 Wita dari Bapak Ipel, Balawista Badung," terang I Nyoman Sidakarya, S.H., Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali). Menurut informasi dari Balawista bahwa sempat diberikan peringatan peluit tanda bahaya. "Petugas Balawista langsung bergerak cepat melakukan pencarian, namun Nando belum bisa ditemukan," imbuh Sidakarya. 


Menindaklanjuti laporan tersebut, diberangkatkan 4 personil dari Kantor Basarnas Bali yang berlokasi di Jimbaran, Kuta Selatan. Setibanya di Pantai Batu Belig, tim SAR berkoordinasi dengan aparat setempat. "Kami tidak menggerakkan Alut untuk pencarian di perairan karena kondisi gelap dan tidak efektif, tim SAR gabungan melakukan penyisiran di sepanjang bibir pantai," tutupnya. 

TIM SAR CARI SEORANG NELAYAN YANG TERJATUH SAAT MELAUT DI SELAT LOMBOK

 


Laporan : Tim (ay/hmsdps)

NUSA PENIDA , BALI KINI - Seorang nelayan terjatuh dari atas perahunya saat pergi melaut di Perairan Selat Lombok, Sabtu (25/5/2024). Korban atas nama I Wayan Tika (55) merupakan warga Dusun Celagilandan, Banjar  Angka, Desa Suana. Ia sudah berangkat sejak pukul 04.00 Wita dari Pantai Perairan Suana. 

Menurut keterangan dari pelapor menyebutkan bahwa sekitar pukul 07.30 Wita ada seorang saksi mata, bernama Yasa melihat perahu kosong dengan kondisi mesin masih menyala dan ada jaring berserakan. 

Usai menerima laporan dari Pos AL Nusa Penida tentang kejadian tersebut, Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) menggerakkan personil dari Unit Siaga SAR Nusa Penida menuju lokasi. "Kami memberangkatkan 5 personil, disamping itu kami juga telah berkoordinasi dengan Pos AL Nusa Penida dan Polsek Nusa Penida," terang I Nyoman Sidakarya, S.H., Kepala Kantor Basarnas Bali.

Tim SAR gabungan lepas sandar dari Pelabuhan Sampalan, Nusa Penida kurang lebih pukul 13.30 Wita menggunakan Rigid Inflatabel Boat (RIB). Diperkirakan posisi ditemukannya perahu itu yakni pada koordinat 8°45'20.54"S - 115°41'27.78"E. Sampai dengan saat ini proses pencarian masih berlangsung. 

Tawarkan Pengomposan In-situ, Akademisi FP Unwar Ajak Petani di Lombok Barat Implementasikan Konsep LEISA Dalam Budidaya Padi


Mataram , Bali Kini –
Dalam upaya mendukung keberlanjutan budidaya padi, petani di Lombok Barat diajak untuk mengimplementasikan konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) 

melalui pengomposan in-situ. Pengomposan in-situ adalah proses mengubah limbah organik menjadi kompos secara langsung di lokasi produksi tanaman. Dalam konteks budidaya padi, penggunaan kompos sebagai pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.


Ajakan tersebut disampaikan Akademsi FP Unwar Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si saat sosialisasi dan pelatihan pengomposan limbah jerami padi kepada Kelompok Tani Kelapa Gading, Desa Kebon Ayu, Kabupaten Lombok Barat, NTB pada Minggu (26/5) serangkaian kegiatan Pengabdian kepada masyarakat (PKM) kerjasama antara Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) dengan Universitas Mataram. Dalam paparannya, Muliarta menjelaskan bahwa konsep LEISA menekankan pada pemanfaatan sumber daya lokal dan input eksternal yang rendah untuk mendukung produktivitas pertanian yang berkelanjutan.


"Salah satu komponen penting dalam konsep LEISA adalah pengomposan in-situ atau pengomposan yang dilakukan langsung di lahan pertanian. Melalui kegiatan ini, kami mengajak para petani untuk memanfaatkan limbah jerami padi sebagai bahan baku kompos yang dapat diaplikasikan kembali ke lahan pertanian mereka," ujar  Muliarta yang juga merupakan Koordinator Asosiasi Media Online (AMSI) Wilayah Bali, NTB dan NTT.


Menurut Muliarta, pengomposan in-situ mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan bahan organik di tingkat petani. Selain itu, teknik ini juga dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip dalam konsep LEISA yang bertujuan untuk mewujudkan sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan dan produktif.


Muliarta menjelaskan pengomposan limbah jerami padi secara in-situ melalui metode pengomposan aerob, selain sebagai upaya implementasi konsep LEISA juga berkontribusi bagi upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan langkah mitigasi pemanasan global. Apabila ini mampu diimplementasikan maka petani secara langsung telah melakukan upaya pengembangan pertanian berkelanjutan.


Muliarta mengungkapkan selama ini umumnya masih banyak petani yang membakar limbah jerami padi yang dihasilkan karena beberapa alasan. Alasan utama adalah untuk mengejar masa tanam berikutnya dan tidak mengetahui cara pengomposan limbah jerami padi. Padahal pembakaran limbah jerami padi sama halnya dengan membuang sumber data pupuk. 


Muliarta menyampaikan berdasarkan hasil beberapa penelitian didapatkan bahwa produksi limbah jerami padi mencapai 10-15 ton/ha dan 70-80 % unsur hara yang diserap tanaman padi ada di jerami. Apabila 1 ton jerami padi dikomposkan maka akan menghasilkan sekitar 0,5 ton kompos dan penggunaan kompos jerami padi dapat mengurangi 20-80 % penggunaan pupuk anorganik.


Kepala Desa Kebon Ayu Jumarsa menyampaikan salah satu permasalahan yang dihadapi petani adalah keterbatasan pupuk dan pengelolaan limbah. Petani sangat membutuhkan pendampingan tentang cara membuat pupuk.


"Petani sangat terypada pupuk kimia, sehingga kita minta perguruan tinggi membantu menyiasati" ungkap Jumarsa.


Sedangkan Ketua Kelompok Tani, Kelapa Gading, Marzuki sangat berharap ada transfer teknologi, khususnya pengomposan limbah pertanian. Hal ini agar petani dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan tidak lagi membakar jerami padi yang dihasilkan.


Sementara Prof I Gusti Putu Muliarta Ariana, Sekretaris LPPM Universitas Mataram menyampaikan kerjasama kegiatan antara Unwar dan Unwar sebagai bagian dari implementasi Tri Darma perguruan tinggi. Harapanya kegiatan kolaborasi ini dapat terus berlanjut. Apalagi kegiatan kolaborasi merupakan bagian dari implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)

Ibadah Minggu Rutin Kembali Diprogramkan Lapas Kerobokan


Badung , Bali Kini
– Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan, kembali melaksanakan salah satu kegiatan pembinaan kepribadian rutin kepada warga binaan yang beragama Keristen dengan melaksanakan ibadah minggu.

Kegiatan ini berlangsung di Gereja Immanuel Lapas Kelas IIA Kerobokan, Minggu (26/05). Pembinaan kerohanian oleh pembawa firman Ev. Nyoman Bayuna dari GPT Baithani. 

Kalapas Kelas IIA Kerobokan, RM. Kristyo Nugroho, mengatakan kegiatan ini untuk mendukung kesejahteraan spiritual para warga binaan. Dan, sudah menjadi kegiatan yang kembali rutin dilaksanakan.

Diikuti sebanyak 127 warga binaan yang beragama kristen dan didampingi oleh petugas Bimkemaswat dengan dibantu petugas dari Regu Pengamanan. Kegiatan diawali dengan Doa Pembuka, menyanyikan Puji-pujian dan penampilan kesaksian.

Serta dilanjutkan dengan penyampaian Firman Tuhan yang terambil dalam Kitab Kisah Para Rasul 2 : 1 - 5, Kisah Para Rasul 1 : 8, Galatia 5 : 16 - 26, dan Filipi 2 : 14 - 15 yang mengajarkan tentang "Pentakosta". Kemudian melakukan persembahan, serta diakhiri dengan Doa Penutup dan Berkat. 

"Ibadah Minggu dilaksanakan untuk mempererat tali kasih persaudaraan antara Warga Binaan Pemasyarakatan. Ini merupakan program pembinaan kepribadian, yang mana diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas keimanan warga binaan pemasyarakatan."ujar Kristyo.

Di Usia 45 Tahun, UNR Kuatkan Komitmen Cetak SDM Unggul

 


FOTO: Puncak perayaan hari jadi ke-45 tahun Universitas Ngurah Rai (UNR) di bawah naungan Yayasan Jagadhita, Denpasar.


DENPASAR , Bali Kini - Rabu 23 Mei 1979, tercatat sebagai salah satu hari bersejarah bagi dunia pendidikan tinggi di Pulau Dewata Bali. Tepat 49 tahun silam, enam orang tokoh, yakni Ketut Wirata Sindhu, Tjokorda Gde Atmadja, Ketut Purya, Nyoman Sura Adi Tanaya, Anak Agung Gde Raka, dan Nyoman Mustika, mendirikan Universitas Ngurah Rai di bawah Yayasan Jagadhita Denpasar, sebagai badan penyelenggara.


Kelahiran “Kampus Perjuangan” itu dilandasi idealisme untuk mempermudah akses masyarakat Bali mengenyam pendidikan sarjana. Benar saja, di tahun-tahun awal berdiri, Universitas Ngurah Rai yang biasa disingkat UNR itu disambut antusias. 


Ribuan mahasiswa baru mendaftar setiap tahunnya, meskipun UNR belum memiliki kampus. Perkuliahan berlangsung di sejumlah sekolah dasar di Kota Denpasar. UNR pun menjadi pionir dengan menasbihkan diri sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tertua kedua di Bali. 


Untuk merefleksikan semangat dan perjuangan para pendiri, Dies Natalis ke-45 tahun 2024 digelar secara meriah. Rangkaiannya dimulai sejak Maret 2024, meliputi kompetisi akademik, non akademik hingga ditutup dengan konser akbar menghadirkan artis-artis nasional di Kramas Aeropark, Gianyar, Sabtu (25/5).


Rektor UNR Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, MM. M.Hum., di sela puncak perayaan Dies Natalis ke-45 UNR, Kamis (23/5) di kampus setempat, mengatakan, perkembangan UNR sudah sangat luar biasa hingga saat ini. Dari awal tidak memiliki fasilitas perkuliahaan sekarang sudah punya kampus yang berdiri di lahan strategis dengan luas 2,25 hektar.


Sebagai penerus cita-cita para pendiri, rektor perempuan pertama di kampus itu bertekad memantapkan program internasionalisasi dengan mendirikan Kantor Urusan Internasional, meningkatkan kualitas dan kuantitas Tri Dharma Perguruan Tinggi, kualifikasi pendidikan dosen bila perlu terus menambah jumlah guru besar (profesor) yang saat ini baru dua orang.


Selain itu, pihaknya telah menyiapkan tiga program studi baru, terdiri atas Program Profesi Insinyur, Program Studi Magister Manajemen Inovasi dan Doktor Administrasi Publik. Ketiga program studi tersebut telah melewati kajian akan kebutuhan “stakeholder”.


Dari segi lulusan, kata Rektor, UNR sudah tidak perlu diragukan. Dari ribuan alumni, tercatat dua orang menjabat Menteri Negara, kepala daerah, legislator, jaksa, polisi, pegawai negeri, swasta serta wirausaha. 


Hingga saat ini, UNR mengelola Fakultas Sains dan Teknolgi (Prodi Teknik Sipil dan Arsitektur); Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Prodi  Manajemen); Fakultas Hukum (Prodi Hukum); Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora  (Prodi Administrasi Publik), serta Program Pascasarjana yang terdiri dari Prodi Magister  Administrasi Publik serta Prodi Magister Hukum. 


Ketua Yayasan Jagadhita Denpasar, Dr. Drs. AA Gede Raka, M.Si., mengaku sebagai kado HUT ke-45 Yayasan Jagadhita dan UNR, pihaknya sedang membangun asrama kelas premium di areal kampus. Total ada 40 kamar yang ditarget rampung Agustus 2024 ini.


“Fasilitas tersebut untuk menunjang visi internasionalisasi yang sedang digencarkan rektorat. Jadi mahasiswa asing dari China, Korea Selatan, Amerika Serikat dan yang lain, bisa tinggal di sana selama kuliah di UNR,” jelas AA Raka.


Dalam waktu dekat, menurutnya, UNR segera menerima mahasiswa internasional. Hal ini akan semakin melambungkan UNR dengan roh Tri Hita Karana serta spirit Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai ke kancah global. Sehingga ia menilai tema “The Spirit of Ngurah Rai” pada HUT tahun ini sangat relevan.


Pada kesempatan yang sama, Ketua DPP Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) Prof. Dr. Thomas Suyatno, berpesan agar UNR mampu mempertahankan eksitensinya sebagai PTS tertua di Bali. Salah satu caranya dengan terus melakukan introspeksi. Menjaga kekompakan antara yayasan, rektorat, senat dan sivitas akademika. “45 tahun tentu peristiwa yang sangat monumental,” jelas Thomas.


Ia berharap, UNR terus memberikan kontribusinya kepada masyarakat terlebih menuju Indonesia Unggul. Meski di dalam konstitusi menegaskan bahwa negara menjamin pendidikan dasar setiap warga negra, namun menurutnya, hal itu sudah tidak relevan karena saat ini zaman menuntut sumber daya manusia yang berpengetahuan lebih.


“Mungkin saat Undang-Undang Dasasar pasal 31 itu dibuat, pendidikan dasar masih relevan. Tapi melihat konteks saat ini dan ke depan, tentu pendidikan dasar saja tidak cukup. Di pendidikan dasar pun masih ada sekolah-sekolah yang rusak,” jelasnya didampingi Ketua DPD ABPPTSI Bali Prof. Dr. Drs. AA Gede Oka Wisnumurti, M.Si.[*]

Sabtu, 25 Mei 2024

Satu Warga Meninggal Akibat Rabies, Vaksinasi Rabies Terhadap HPR Terus Digencarkan


Karangasem, Bali Kini
- Satu orang warga meninggal dunia akibat gigitan HPR (Hewan Pembawa Rabies). Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem I Nyoman Siki Ngurah saat ditemui dalam pelaksanaan vaksinasi rabies di Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem beberapa waktu lalu. 


"Satu warga meninggal itu digigit HPR, TKPnya di Karangasem, namun meninggalnya di Gianyar," Kata Siki Ngurah. 


Pasca kejadian tersebut Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem terus menggencarkan vaksinasi rabies di daerah rawan penularan rabies di seluruh kecamatan Kabupaten Karangasem. Dimana hingga saat ini jumlah HPR di Karangasem yang telah divaksin rabies dari bulan Januari hingga Mei 2024 ialah 33.000 atau 41%. Sementara jumlah eliminasi selektif ialah 71 ekor. Sementara jumlah depopulasi dengan cara sterilisasi ialah 239 ekor. 


Sementara, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Provinsi Bali, I Wayan Sunada mengatakan, stok Vaksinasi rabies untuk HPR masih banyak, yakni mencapai 14.000 dosis, dan  jumlah kasus gigitan HPR di Bali mencapai 19.000 kasus. Sedangkan gigitan HPR di Kabupaten Karangasem mencapai 711 kasus. 


"Di Bali gigitan HPR mencapai 19.000 kasus sementara baru 1 orang yang dinyatakan meninggal akibat rabies. Itu berkat ke siagaan kita sehingga kedepannya nanti Bali ini aman dari Rabies, " Tandanya. 


Bupati Karangasem, I Gede Dana juga menyampaikan hal yang sama dimana di Kabupaten Karangasem sendiri menargetkan Bali bebas rabies di tahun 2028. "Populasi anjing di Karangasem ada 81.155. Vaksinasi terus digerakkan secara berkelanjutan dengan target 80 persen," Tegasnya. (Ami)

Efek WWF, Hotel Di Karangasem "Kecipratan" Tamu


Karangasem, Bali Kini - 
Pasca diadakannya WWF di Provinsi Bali, dimana para delegasi memadati hotel hingga penginapan di wilayah Bali Selatan. Di Bali Timur, para pelaku wisawatan juga mendapat dampak dari terlaksananya WWF. 


Di Kabupaten Karangasem sendiri, okupansi hotel bertambah hingga 10%-15% secara rata-rata. Hal ini dikatakan oleh I Wayan Kariasa, Ketua PHRI Kabupaten Karangasem, Rabu (22/5/2024). 


"Sampai Saat ini okupansi hotel di Karangasem penghuninya di atas 60%-70%. Tang mana merupakan efek dari WWF juga jadi wisawatan yang mau booking di Selatan pindah ke sini. Walaupun tidak secara langsung delegasinya namun tamu-tamu yang lain jadi beralih dan mau menginap di sini, " Tandasnya. 


Jumlah kamar hotel di Kabupaten Karangasem sendiri ada 3.800 kamar berasal dari kluster kecil hingga bintang lima. Sementara di hotel milik I Wayan Kariasa sendiri, di Ashyana Candidasa, jumlah kamar ada 20, dan telah terisi 70%.


"Pada situasi ini biasanya di bulan Mei jika tidak ada delegasi WWF kamar terisi 40% secara general. Namun sekarang karena pengaruh WWF maka ada peningkatan, " Katanya. 


Sementara, untuk high season sendiri biasanya ada di Bulan Juni, Agustus dan September. (Ami)

Belasan Warga Karangasem Terserang Miningitis, Satu Warga Kritis Alami Kehilangan Pendengaran dan Sakit Pinggang Hebat

 


Karangasem, Bali Kini -
Belasan warga di Banjar Kreteg, Desa Sibetan diduga terkena meningitis, akibat mengkonsumsi lawar babi merah. Dengan gejala demam, pusing, sendi sakit, hingga kaku pada leher belakang. 


Sejumlah warga sempat di dirawat di RSUD BaliMed Karangasem dan RS Karangasem, menyusul dua pasien kritis dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar. Sementara itu, salah seorang warga yang masih kritis sudah diperbolehkan pulang, namun pasien  tersebut masih mengeluhkan sakit pinggang hebat serta mengalami kehilangan pendengaran. Salah satu keluarga pasien, Ni Wayan Candri menuturkan, "Suami saya belum bisa bangun. Sudah sempat dirawat selama 3 hari, sekarang harus dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah karena telinganya tidak dapat mendengar sama sekali, " Katanya. 


Sementara Kepala Dusun Kreteg, I Kadek Budiarta membenarkan kejadian tersebut. "Ada 8 orang yang dirawat di RS kemudian sisanya rawat jalan. Total warga yang terserang Miningitis itu ada 12 orang. Ini karena mereka mengkonsumsi lawar di acara pernikahan salah satu warga kami,"katanya, Kamis (23/5/2024). 


Mengetahui fakta jika lawar tersebut, ratusan warga lainnya yang sempat mengkonsumsi lawar disalah satu pernikahan warganya kini sedang dipantau kondisi kesehatannya oleh Dimas Kesehatan. "Saat ini kita memantau perkembangan kondisi kesehatan warga lainnya yang juga sempat ikut menyantap olahan daging babi saat upacara perkawinan berlangsung," kata Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, I Guti Bagus Putra Pertama. 


Sementara, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Kabupaten Karangasem bergerak cepat melakukan penelusuran terhadap sumber ternak babi yang dipotong dan digunakan saat upacara pernikahan tersebut. (Ami)

Jumat, 24 Mei 2024

Membangun Tata Kelola dan Sistem Data Online Pasraman DKI Jakarta


Keterangan Foto: 
Nama diurut dari paling kiri (Made Sukendria/Ketua Panitia, Ida Bagus Yudhi Arnawa/Ketua PHDI Prov. DKI Jakarta, Made Sudarta/Ketua SDHD Jakarta Raya, Putu Jaya Adnyana Widhita/Pembimas Hindu Kemenag Kanwil DKI Jakarta, I Nyoman Teguh Prasidha/Ketua Yayasan Mandira Widhayaka)

Jakarta , Bali Kini - Yayasan Mandira Widhayaka menggelar Focus Group Discussion di Gedung Dharma Sevanam, Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur pada Jumat,(24/5/2024). Kegiatan tersebut merupakan agenda FGD perdana yang dilaksanakan untuk membahas soal keberadaan Pasraman di Jakarta.


Ketua Panitia Pelaksana, Made Sukendria menjelaskan bahwa dasar pelaksanaan kegiatan ini sebagai langkah awal pendataan pasraman Hindu yang ada di Jakarta. Dirinya juga menyinggung tema pada kegiatan tersebut yang berkaitan dengan pengelolaan sistem data online yaysan dan pasraman.


"Dasar pelaksanaan FGD karena dirasa adanya gap (jarak) antara Yayasan Mandiri Widhayaka dengan pasraman yang ada di wilayah Jakarta. Sehingga kami dari yayasan secara hukum yang menaungi pasraman-pasraman mengadakan focus group discussion (FGD) dengan tema membangun tata kelola dan sistem data online pasraman dan yayasan. Sehingga diperoleh data-data pasraman yang ada di Jakarta" jelas 


Pada kesempatan yang sama Ketua Suka Duka Hindu Dharma (SDHD) Jakarta Raya, Made Sudarta yang sekaligus pembina Yayasan Mandira Widhayaka menceritakan kembali terbentuknya Yayasan itu. Dirinya menyebut hal itu didasari keinginan orang tua menginginkan anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan agama.


"Yayasan Mandira Widhayaka terbentuk karena ada orang tua yang ingin anaknya memperoleh pendidikan agama walaupun sekolah di sekolah umum" terangnya.


"Singkat cerita di Jakarta ada 3 pura, sehingga bangunlah pasraman-pasraman di pura tersebut. Kemudian mulailah berkembang ke wilayah-wilayah yang penduduk Hindunya cukup banyak. Sehingga dibentuklah Yayasan Mandira Widhayaka berada dibawah naungan SDHD Jakarta Raya yang berfokus pada pendidikan agama Hindu dengan membentuk pasraman-pasraman" lanjutnya.


Kemudian, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi DKI Jakarta, Ida Bagus Yudhi Arnawa berharap kegiatan FGD tersebut menghasilkan persamaan pandangan, baik secara manajemen hingga kurikulum pendidikan. Salah satunya menjadi catatan penting yakni mengenai gaji guru pasraman.


"Setelah melakukan pendataan pasraman ini, harapannya guru-guru pasraman memperoleh gaji atau honor yang sesuai dan ditanggung oleh Yayasan Mandira Widhayaka. Selain memperbaiki manajemen dari pasraman, penting juga untuk memperbaiki kurikulum sesuai dengan peraturan menteri. Karena yayasan ini memiliki tanggung jawab yang luar biasa dalam menjadikan anak didik Hindu yang unggul" ujar Ida Bagus yang sekaligus pengawas dari Yayasan Mandira Widhayaka.


Pembimas Hindu DKI Jakarta, Putu Jaya Adnyana Widhita mengatakan bahwa dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) ada pasraman formal yang memiliki output nilai formal dengan jalur pendidikan pasraman yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan pasraman non formal yang tidak memiliki output nilai seperti pesantian dan lain sebagainya.


"Pada Februari 2024 Menteri Agama secara resmi mengeuarkan PMA Nomor 2 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Widyalaya atau pendidikan umum agama Hindu yang sama padanannya dengan madrasah. Sehingga dengan adanya ini siswa-siswi masih bisa memperluas jangkauan pendidikan formal bernuansa Hindu dan tentunya dapat melanjutkan pendidikannya yang lebih lanjut tanpa ada rasa ragu lagi" terangnya lebih lanjut.


Putu Jaya juga menjelaskan bahwa regulasi penyelenggara pendidikan agama dan keagamaan Hindu menenai pasraman sekolah minggu tercantum dalam SK Dirjen Dikdasmen No. 1.3.033. Kep 76 tanggal 1 Juli 1976 dan SK Diren Bimas Hindu dan Buddha no. DJ/VI/92/SK/2003. Sedangkan pasraman formal dan non formal tertuang dalam PMA 56/2014 dan PMA 10/2020.


Ketua Yayasan Mandira Widhayaka, I Nyoman Teguh Prasidha juga menyampaikan harapan dan capaiannya kedepan bahwa adanya sistem digitalisasi yang lebih memudahkan pasraman dan yayasan dalam melakukan manajemen atau tata kelola.


"Dengan adanya FGD harapannya dapat menjadi penataan dan standarisasi kurikulum pendidikan Agama Hindu di Pasraman. Ditambah lagi dengan adanya SIKAP (Sistem Administrasi Akademik Pasraman) sebagai sistem pendataan atau administrasi online pasraman dan yayasan. Tujuannya untuk memperoleh data siswa hingga guru di setiap pasraman yang ada di wilayah DKI Jakarta. Lebih lanjut akan berkembang dengan tambahan fitur-fitur seperti materi ajar atau e-learning" terangnya.


Menurut informasi yang diperoleh terdapat 11 pasraman yang ada di bawah naungan Yayasan Mandira Widhayaka, diantaranya: Pasraman Candra Praba Jelambar, Jakarta Barat; Pasraman Wira Satya Bhuana Tanah Abang, Jakarta Pusat; Pasraman Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur; Pasraman Amrta Jati Pangkalan Jati, Jakarta Selatan; Pasraman Ksatria Loka POMAD Kalibata, Jakarta Selatan; Pasraman Pondok Karya Pura Agung Wira Dharma Samudera Marinir Cilandak, Jakarta Selatan; Pasraman Santi Wahana Pura Agung Widya Mandala Lenteng Agung, Jakarta Selatan; Pasraman Mustika Dharma Cijantung, Jakarta Timur; Pasraman Widya Dharma Angkasa Pura taman Sari Halim Perdana Kesuma, Jakarta Timur; Pasraman Purna Widya Cibubur, Jakarta Timur; dan Pasraman Purna Jati Tanjung Puri, Jakarta Utara.



Gelar Aksi Sosial, Ny. Ida Mahendra Berbagi Kasih dengan Warga "Kolok" di Desa Bengkala


Buleleng , Bali Kini 
- Pj. Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. drg. Ida Mahendra Jaya berbagi kasih dengan menyerahkan bantuan berupa paket sembako kepada 22 warga "kolok" (istilah untuk penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara, red) di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Jumat (24/5/2024). 20 paket sembako dibagikan secara terpusat di Balai Tenun Cam, Desa Bengkala, sedangkan dua paket lainnya diserahkan secara langsung ke kediaman warga oleh Ny. Ida Mahendra yang didampingi Pj. Ketua TP PKK Buleleng Ny. Paramita Lihadnyana dan jajaran pengurus TP PKK Bali. Agenda berbagi kasih dengan warga "kolok" di Desa Bengkala ini merupakan aksi sosial serangkaian peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-52 Tingkat Provinsi Bali. 


Dalam sambutan singkatnya, Ida Mahendra menyampaikan rasa bahagia karena bisa hadir di Desa Bengkala dan bertatap muka secara langsung dengan warga setempat. Sebelumnya, ia mengetahui informasi tentang keberadaan warga “kolok” di Desa Bengkala dari Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra yang menemuinya beberapa waktu lalu. "Beliau menginformasikan tentang Desa Bengkala yang memiliki cukup banyak warga tuna rungu dan tuna wicara," cetusnya. Informasi itu menggugah rasa keprihatinannya sehingga ia pun berkeinginan untuk bertatap muka dengan warga “kolok” di Desa Bengkala. "Akhirnya saya bisa hadir dan bertatap muka dengan warga di sini, membawa bingkisan sembako sebagai wujud tali kasih," urainya sembari berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga “kolok” yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.


Pada kesempatan itu, Ida Mahendra menyemangati mereka agar tidak berkecil hati. Ia kagum, keterbatasan yang dimiliki tak membuat warga "kolok" di Desa Bengkala patah semangat. Bahkan, banyak dari mereka yang menunjukkan bakat dan keterampilan di bidang tenun, seni dan keterampilan lainnya. "Saya lihat, mereka menghasilkan karya tenun yang luar biasa. Semoga makin banyak lagi yang berkunjung ke sini dan membeli karya mereka," ujarnya. Tak kuasa menahan haru, perempuan berparas ayu itu menitikkan air mata tatkala menyapa dan merangkul warga “kolok”.


Usai menyerahkan bantuan sembako, Ida Mahendra beranjak ke bale tenun yang dikelola Kelompok Ekonomi Masyarakat Kolok Desa Bengkala. Ia nampak kagum menyaksikan kelihaian warga “kolok” dalam menenun dan menghasilkan karya wastra yang begitu indah. Sebagai bentuk apresiasi, Ida Mahendra memborong beberapa potong kain tenun endek karya mereka. 


Dalam kunjungan ke Desa Bengkala, Ida Mahendra juga beranjangsana ke kediaman Pekak Getarika dan Wayan Pindi, dua warga “kolok” yang hidup dalam keterbatasan. Pekak Getarika, warga “kolok” yang berusia 80 tahun hidup prihatin dengan seorang cucunya yang hanya mengenyam bangku SMP. Dalam bahasa isyarat yang diterjemahkan oleh Perbekel Bengkala Made Mastika, Pekak Getarika menyampaikan terima kasih atas bantuan dari jajaran TP PKK Bali. 


Ida Mahendra juga mendapat sambutan antusias ketika mengunjungi pondok Wayan Pindi. Dalam bahasa isyarat, Pindi menyampaikan rasa bahagia karena dikunjungi oleh Pj. Ketua TP PKK Bali. Ia pun menyampaikan terima kasih atas bingkisan berupa beras, minyak goreng, telur, gula dan kopi dari jajaran TP PKK Bali.


Sementara itu, Pj. Ketua TP PKK Buleleng Ny. Paramita Lihadnyana menyampaikan terima kasih atas kepedulian jajaran TP PKK Bali kepada warga Bengkala. Ucapan terima kasih juga diutarakan Perbekel Bengkala Made Mastika. Diterangkan olehnya, keberadaan warga tuna rungu dan tuna wicara yang tergabung dalam Kelompok Ekonomi Masyarakat Kolok Desa Bengkala menarik simpati dari berbagai kalangan di dalam hingga luar negeri. Sejumlah penelitian telah dilakukan terhadap fenomena ‘kolok’ di Desa Bengkala. Namun hingga saat ini belum diketahui secara pasti bagaimana cara mencegah kelahiran “kolok” di desa itu. Mastika menambahkan, pasangan orang tua kolok tidak mesti melahirkan keturunan “kolok”. Sebaliknya, dalam beberapa kasus, pasangan orang tua yang normal bisa melahirkan anak yang “kolok”. Ia menginformasikan, saat ini jumlah warga “kolok” di Desa Bengkala tercatat sebanyak 41 orang.[rls]

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved