-->

Selasa, 06 Februari 2024

Gelapkan Pajak di Negaranya, Pria Rusia ini Bersembunyi di Pecatu


Badung , Bali Kini -
Pelaku penggelapan pajak dalam skala besar di negara asalnya (Rusia), berhasil kabur dan bersembunyi di wilayah Pecatu, Kuta Selatan Badung. Adalah DL (36) asal Rusia yang akhirnya berhasil diamankan pihak Imigrasi.

Dijelaskan Kepala Rumah Detensi Imigrasi Denpasar Gede Dudy Duwita, bahwa DL sebelumnya memegang Izin Tinggal Terbatas (ITAS) investor yang berlaku hingga 22 November 2024, terciduk dalam pengawasan keimigrasian rutin pada 5 Januari 2024. 

"Awal DL mengaku paspor miliknya hilang karena rumahnya mengalami pencurian pada Desember 2023. Untuk selanjutnya dilakukan pengembangan lebih lanjut terkait validitas dokumennya," terang Dudy.

Setelah melakukan pengecekan terhadap validitas perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja, yaitu PT. L.L.A, ditemukan bahwa perusahaan tersebut masih dalam tahap perencanaan dan belum memiliki kantor fisik yang valid. 

Belakangan diketahui berdasarkan informasi resmi yang diterima dari Kementerian Dalam Negeri Federasi Rusia dan Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta, diketahui diduga terlibat dalam kejahatan penggelapan pajak dalam skala besar dan berusaha melarikan diri dari hukuman yang ditentukan oleh pihak berwenang di Rusia.

"Setelah dilakukan pendalaman dan evaluasi terhadap kasus DL, diputuskan untuk melakukan pembatalan izin tinggalnya dan pendeportasian," terangnya.

Dipastikan oleh Dudy bahwa DL didetensi selama 27 hari dan dilakukan koordinasi intensif antara Kedubes Rusia dalam penerbitan dokumen. "Dideportasi pada 05 Februari 2024 kemarin dari Bandara Ngurah Rai dengan tujuan akhir

Moscow Sheremetyevo, Rusia. Kita langsung masukkan daftar penangkalan," tutupnya.[r5]

Aneh, Gelar Profesor Kok Pakai Sumpah Cor


Denpasar , Bali Kini -
Dalam sidang hukum pidana dengan kasus dugaan korupsi Dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) seleksi jalur mandiri Universitas Udayana (Unud) Tahun 2018-2022, dimana terdakwa mantan Rektor Universitas Udayana (Unud) Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara M.Eng, justru merasa jalur Niskala yang lebih tepat untuk membuktikan merasa dirinya tidak bersalah.

Tentu saja niat itu tidak digubris oleh tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam pembacaan Replik, Selasa (06/02) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi PN Denpasar, di Renon.

Dalam sidang itu, Jaksa tidak menyinggung soal tantangan sumpah cor dari Prof. Antara. Tetapi lebih pada pokok tanggapan atau jawaban dari makalah isi Plaedoi atau pembelaan dari Terdakwa.  

Menariknya, kekecewaan tantangan sumpah Cor yang tidak ditanggapi Jaksa membuat terdakwa yang sudah bergelar Profesor ini disampaikan usai sidang kepada awak media. "Tantangan saya untuk sumpah cor tidak ada (Replik jaksa), kejujuran apa lagi yang kami sampaikan dalam sumpah cor sesuai agama yang saya anut," paparnya.

Dia juga masih mempertanyakan dalil jaksa yang terus merujuk pada dirinya sebagai penanggung jawab, padahal kasus ini melibatkan banyak orang. Terjadi dalam kurun waktu 2018-2019. "Itu kan melibatkan banyak orang 2018-2022 itu, mengapa saya (Jadi terdakwa)?," terangnya.

Prof. Antara juga menjelaskan sampai saat ini dalam persidangan Jaksa gagal memahami dana PNBP untuk membayar dosen dan pegawai kontrak. Jadi, bukan dana SPI. Jelas dia, dalam penggunaannya jika merujuk pembangunan yang dilakukan Unud, tercatat dana yang telah dikeluarkan adala Rp 470 miliar lebih. Artinya, melebihi dana SPI dengan total Rp 335 miliar. Jadi, jelas tidak ada kerugian dalam penggunaan anggaran Unud.

Ditambahkan oleh Gede Pasek Suardika (GPS) selaku penasihat hukum Prof. Antara, pihaknya juga mempertanyakan jumlah kerugian negara yang sebelumnya disebutkan jaksa.  "JPU kembali menegaskan tim PH tidak paham bahwa JPU sudah melepaskan kerugian negara. Pertanyaannya yang dulu koar-koar ditulis teman-teman, yang dari jaksa tiga ratus (miliar), empat ratus yang mana itu?" sentil dia. "Itu sudah melakukan kebohongan publik," seloroh Prof. Antara.

Sementara itu Jaksa Penuntut Umum (JPU) I Nengah Astawa di dampingi Kasi Penkum Kejati Bali Putu Agus Eka Sabana menegaskan bahwa dalam replik, pihak JPU menolak dalil-dalil yang diajukan oleh terdakwa dan penasihat hukumnya. Jaksa juga tetap berpatokan pada tuntutan sebelumnya. 

"Kita memang tidak lagi membicarakan kerugian keuangan negara, pasal 12 huruf e tidak ada kaitannya dengan kerugian negara. Pemungutan SPI tidak ada pergeseran, deliknya adalah unsur pemaksaan, untuk orang menyerahkan uang, dan deliknya sudah selesai ketika penyerahan uang dilakukan, keuntungan itu sebagai motivasi pelaku melakukan tindak pidana pemerasan," paparnya.

Apalagi, terungkap dalam persidangan di mana pihak tim tim penasehat hukum terdakwa mengajukan bukti  39 perguruan tinggi. Di mana, setelah dikelompokkan jaksa bahwa makin jelas pelanggaran yang dilakukan oleh Unud. Di mana, dalam PMK dari Universitas lain ada pendelegasian pasal 7 PMK, supaya untuk pungutan SPI mengikuti peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

"Sedangkan PMK 51 maupun 95 tidak ada klausalnya itu, itulah yang membedakan. Intinya rektor, pelaku-pelaku yang lain tidak boleh mendapatkan keuntungan dari sana," Ketus Antara.[ar/jr]

Minggu, 04 Februari 2024

Pengingat Peninggalan Cagar Budaya, 1110 Tahun Prasasti Blanjong Pemkot Denpasar Apresiasi Kegiatan "Jaya Stambha"


 Teks foto : Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat menghadiri kegiatan peringatan 1110 Tahun "Jaya Stambha" Blanjong, Minggu (4/2) di In situ Prasasti Blanjong dan Pura Dalem Blanjong, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan.



Denpasar, Bali Kini - Pelaksanaan  peringatan 1110 Tahun "Jaya Stambha" Prasasti Blanjong   berlangsung, Minggu (4/2) di In situ (lokasi asli) Prasasti Blanjong dan Pura Dalem Blanjong, Banjar Blanjong,  Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan.
Kegiatan "Jaya Stambha" Blanjong diapresiasi Pemkot Denpasar dalam gelaran berbagai agenda kegiatan untuk memperingati keberadaan Prasasti Blanjong sebagai salah satu cagar budaya di Kota Denpasar.
Hadir dalam kegiatan ini Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mewakili Walikota Denpasar, Kadis Kebudayaan Denpasar, Raka Purwantara, dan Camat Denpasar Selatan, I Made Sumarsana. Hadir pula Perbekel Desa Sanur Kauh, Made Ada, 
Bendesa Adat Intaran, I Gusti Agung Alit Kencana, dan Sinau Cagar Budaya (Sigarda), serta komunitas Legu Gondong.

"Kami memberikan apresiasi atas pelaksanaan peringatan 1110 ditancapkannya Prasasti Blanjong yang berlokasi di Blanjong, Sanur," ujar Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana yang ditemui disela-sela peninjauan kegiatan. 
Lebih lanjut Sekda Alit Wiradana menyampaikan Prasasti Blanjong merupakan bukti sejarah yang otentik tentang awal keberadaan kerajaan Bali kuno. 
Keberadaan cagar budaya memiliki peran penting dalam melestarikan identitas sejarah dan budaya suatu daerah. Cagar budaya berfungsi sebagai saksi bisu perjalanan waktu, menyimpan nilai-nilai kultural, arsitektural, dan sejarah yang menjadi bagian integral dari suatu masyarakat. Selain itu, cagar budaya juga dapat menjadi sumber penelitian untuk memahami perkembangan peradaban manusia. Upaya pelestarian dan pengelolaan cagar budaya merupakan investasi dalam warisan budaya yang mendalam dan berkelanjutan.
"Dari keberadaan Prasasti Blanjong, Pemkot Denpasar telah melakukan langkah-langkah untuk terus menjaga dan melestarikan. Terlebih saat ini mendapat dukungan dari semua pihak termasuk komunitas Sigarda yang berperan dalam menjaga cagar budaya agar tetap terjaga, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang," ujarnya. 
Sementara Ketua Panitia,  Wayan Sila Sayana menyampaikan dari kegiatan yang bertajuk "Jaya Stambha" Blanjong sebagai pengingat keberadaan sebuah kota pelabuhan yang pernah ditancapkan pada Tahun Saka 835 di kawasan Sanur. "Dipilihnya tanggal peringatan kegiatan 1110 Tahun Prasasti Blanjong tidak terlepas dari tulisan tanggal Prasasti Blanjong yang menurut kalender Saka India, pada hari ketujuh dari setengah Bulan Phalguna dari Tahun Saka 835. Menurut perhitungan Louis-Charles Damais yang bertepatan dengan 4 Februari 914 Masehi," ujarnya. 
Lebih lanjut disampaikan, sebagai sebuah catatan sejarah kuno, Prasasti Blanjong sendiri tergolong unik, karena bertuliskan dua macam huruf yakni, huruf Pra-Nagari yang menggunakan Bahasa Bali Kuno, serta huruf Kawi dengan menggunakan Bahasa Sanskerta dan Bali Kuno, yang ditulis secara silang. Dalam Prasasti Blanjong disebutkan kata Walidwipa, yang merupakan sebutan untuk Pulau Bali, yang dikeluarkan oleh Raja Bali Adipatih Sri Kesari Warmadewa, yang berstana di Singhadwara Pura. 
Dalam peringatan 1110 Tahun dalam gelaran kegiatan yang diisi dengan beberapa acara. Antara lain, pembacaan Kekawin "Wirama Sardula Wikridita", dan pementasan Tari Topeng Koreo Tunggal oleh Rumah Topeng Sanur, pimpinan Made Kara. Selain itu, juga diisi dengan diskusi bertajuk Singha Dwara Pura, sebuah kota pelabuhan yang hilang. 
"Sebagai sebuah catatan sejarah, yang usianya lebih dari seribu tahun, melalui peringatan ini kami ingin menyampaikan terutama kepada generasi muda agar ikut melestarikannya," ujarnya. (pur)

Bupati Tamba Hadiri RAT Kopwan Dharma Santi


Jembrana , Bali Kini
- Koperasi Wanita Dharma Santi Kabupaten Jembrana melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT) untuk tahun buku 2023 di Gedung Mendopo Kesari, Negara, Minggu (4/2).


RAT Kopwan Dharma Santi dihadiri langsung oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama ibu Candrawati Tamba, ketua Dekopinda Jembrana, ketua Dharma Wanita Persatuan kabupaten Jembrana dan ratusan anggota Kopwan tersebut.


Dalam sambutannya, Bupati Tamba mengatakan dalam menyongsong Jembrana Emas 2026, Ia berharap manajemen koperasi dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dan bisa menjadi koperasi berkualitas dari segala aspek.


"Kepada seluruh anggota, koperasi harus disiapkan sejak dini agar menjadi entrepreneur yang tangguh dan siap bersaing dan menjadi yang terdepan untuk menyambut tahun Emas 2026," ucapnya.


Pihaknya juga mengapresiasi kinerja koperasi yang telah dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi anggotanya.


"Saya sampaikan terima kasih kepada pengurus dan pengawas, semoga apa yang menjadi tujuan dan harapan dari Kopwan Dharma Santi dapat tercapai dengan baik dan lancar," tutupnya.


Tahun buku 2023, Kopwan Dharma Santi mencatatkan sisa hasil usaha sebesar Rp 191.466.478, meningkatkan sebesar Rp 28.227.108 dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 163.239.370.


Ketua Kopwan Dharma Santi, Ny. Wayan Parwata mengatakan di tahun 2023, keanggotaan koperasi yang dikelolanya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2022.


"Jumlah anggota untuk tahun 2022 sebanyak 836 orang sedangkan tahun 2023 menurun menjadi 779 orang. Anggota yang masuk tahun ini hanya 19 orang, sedangkan anggota yang keluar sebanyak 76 orang. 73 orang pensiun dan 3 orang meninggal," jelasnya.


Kendati demikian, jumlah simpanan anggota mengalami peningkatan di tahun 2023 yaitu sebesar Rp 1.632.357.525. Jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp 1.555.694.025, maka mengalami peningkatan sebesar Rp 76.611.500 atau 4,92%.


Selain itu, cadangan modal juga mengalami peningkatan yaitu tahun 2023 sebesar Rp 1.151.993.133,21 dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp 1.086.697.385,21 maka meningkatkan sebesar Rp 65.295.748 atau sebesar 6,01%. (Ngr)


Walikota Jaya Negara Hadiri Pemelaspasan Gedong dan Tajuk di Banjar Gunung Penatih


 Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Upacara  Pemelaspasan Gedong dan Tajuk Ngurah Tanjung di Banjar Gunung, Desa Adat Bekul, Penatih Dangin Puri, Minggu (4/2).


Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Upacara  Pemelaspasan Gedong dan Tajuk Ngurah Tanjung di Banjar Gunung, Desa Adat Bekul, Penatih Dangin Puri, Minggu (4/2). Upacara ini dilaksanakan setelah renovasi Gedong dan Tajuk Ngurah Tanjung di Bajar Gunung ini telah rampung dikerjakan. 

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Anggota DPRD Kota Denpasar, Putu Gede Menala Wisnawa, Camat Denpasar Timur, Ketut Sri Karyawati, Perbekel Desa Penatih Dangin Puri, Wayan Kamar, OPD terkait, tokoh masyarakat  serta undangan lainnya. 

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara  mengatakan, pelaksanaan upacara keagamaan di Banjar Gunung Penatih ini adalah salah satu bentuk meningkatkan sradha bhakti yang ada di setiap umat. Hal tersebut tentunya perlu mendapat perhatian sebagai salah satu bentuk kebersamaan yang dilandasi spirit Vasudhaiva Kutumbakam (Menyama Braya)

“Dalam menjalankan fungsi pemberdayaannya, Pemkot Denpasar tidak terlepas dari sektor keagamaan. Hal lain yang musti kita apresiasi adalah kemandirian masyarakat untuk penyelenggaraannya, sehingga manfaat upacara keagamaan yang dikenal dengan istilah Tri Guna Karya serta Satwika Karya dapat kita peroleh dengan baik,” ujarnya

Jaya Negara berharap, setelah dilaksanakannya Upacara Pemelaspasan Gedong dan Tajuk di Banjar Gunung ini seluruh umat terutama krama banjar dapat terus meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Tentu pelaksanaan Yadnya ini sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Kami berharap kedepan upacara yadnya ini dapat memberikan energi positif yang juga dapat mendorong hal-hal baik bagi umat, serta menetralisir hal- hal negatif di lingkungan banjar maupun desa setempat,” katanya.

Sementara itu, Kelihan Banjar Gunung Penatih, Nyoman Darsa  mengatakan, upacara pemelaspasan yang dipuput mangku setempat ini dilaksanakan lantaran prosesi renovasi Gedong dan Tajuk Ngurah Tanjung di Bajar Gunung ini telah rampung Januari 2024 lalu. Proses renovasinya sendiri dikerjakan selama kurang lebih 2 bulan. 

“Kami masyarakat Banjar Gunung sangat berterimakasih dengan hadirnya Bapak Walikota Denpasar, yang juga sekaligus memberikan dukungan kepada kami  dalam proses pembuatan gedong dan perbaikan  kulkul ini. Dengan berlangsungnya upacara ini, harapan kami kedepannya dapat meningkatkan sradha bakhti kita,” katanya. (Eka).

GIAHS Verifikasi: Welcome Dinner di Kabupaten Karangasem, Fokus Pelestarian Salak Agroforestry System


Karangasem, Bali Kini
- Pemerintah Kabupaten Karangasem menggelar acara Welcome Dinner untuk Tim Ahli Scientific Advisory Group (SAG) dari Globally Important Agriculture Heritage System (GIAHS) - Food and Agriculture Organization (FAO),Jumat, (2/2/2024).


Kegiatan ini menandai dimulainya verifikasi lapangan di lokasi usulan GIAHS Indonesia, "Salak Agroforestry System in Karangasem," yang berlangsung dari 1 hingga 4 Februari 2024 di Desa Adat Sibetan, Kecamatan Bebandem. 


Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, menyampaikan selamat datang kepada Dr. Patricia Bustamante dan timnya. Dalam sambutannya, Wabup Artha Dipa menyoroti potensi pertanian tinggi di Kabupaten Karangasem, baik di lahan kering maupun sawah. Meskipun luas lahan pertanian besar, hasilnya belum optimal karena belum dioptimalkan.


Salak, sebagai komoditas hortikultura unggulan di Provinsi Bali dan Kabupaten Karangasem, mendapat perhatian khusus. Luas tanaman salak mencapai 4.188 hektar dengan produksi 240.608 kuintal/tahun pada 2023. Kecamatan Bebandem, terutama Desa Adat Sibetan, menjadi pusat produksi utama.


Wabup menekankan keunikan Desa Adat Sibetan dalam budidaya salak. Desa ini dikenal tidak hanya oleh masyarakat lokal, tetapi juga manca negara, karena produk lokalnya, seperti wine salak, keripik, pia, dan bumbu rujak, mendapat sambutan positif di berbagai kios dan pasar modern di Bali.


Meski potensi pertanian besar, Artha Dipa mengakui bahwa Kabupaten Karangasem masih dihadapkan pada tantangan seperti alih fungsi lahan, krisis regenerasi petani muda, dan rantai pasok yang panjang. Stabilitas harga saat musim panen menjadi perhatian utama.


Pemerintah Kabupaten Karangasem berkomitmen mendukung upaya Kementerian Pertanian dalam mendorong sektor pertanian sebagai prioritas utama. Kegiatan Site GIAHS untuk tanaman salak dianggap sebagai langkah strategis dalam pelestarian budidaya salak dan warisan budaya lokal. 


"Kami, Pemerintah Kabupaten Karangasem, sangat mendukung apa yang telah dilakukan oleh Kementriaan Pertanian melalui Biro KLN, Ditjen PSP dan Ditjen Hortikultura apalagi mendorong apa yang menjadi Visi Misi kami menempatkan sektor pertanian menjadi prioritas utama untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta nelayan," tegasnya.


Wabup Artha Dipa mengharapkan agar Salak, yang menjadi ikon Kabupaten Karangasem, diakui oleh FAO sebagai warisan dunia. Keberhasilan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor pertanian, terutama petani salak.


"Saya sangat berharap dengan adanya kegiatan ini Salak yang menjadi ikon Karangasem bisa benar-benar menjadi warisan dunia yang diakui oleh FAO sehingga produksi salak yang selama ini dinikmati bisa bertahan dan diwariskan kepada generasi muda untuk mampu memberikan nilai tambah daya saing dipasaran. Dengan begitu pendapatan dan kesejahteraan petani salak bisa meningkat,"imbuhnya.


Pemerintah Kabupaten Karangasem menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam mendukung kegiatan Site GIAHS “Salak Agroforestry System in Karangasem. ”Semoga tujuan dari SITE GIAHS, yang menjadi satu-satunya di Indonesia, dapat terwujud dengan baik," tutupnya.


Welcome Dinner yang diselenggarakan oleh Pemkab Karangasem dihadiri oleh berbagai tokoh penting yang turut memeriahkan acara. Di antaranya, Dr. Patricia Bustamante dan Tim SAG GIAHS menjadi tamu kehormatan dalam acara tersebut. DPRD Kabupaten Karangasem, Bapak Rajendra dan Bapak I Wayan Tambun, sebagai perwakilan FAO Indonesia dan KBRI di Roma.


Selain itu, acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat terkait dari tingkat nasional hingga daerah, seperti Kepala Biro Kementrian Luar Negeri, Direktur Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktur Jendral Tanaman Hortkultura, serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi Bali. Kepala Bappeda, BPSB, dan BSIP Propinsi Bali.


Partisipasi aktif dari Pemerintah Kabupaten Karangasem terlihat dari kehadiran Para Kepala OPD, Kabag, Camat, Perbekel, Bendesa Adat, Kawil, Kepala Pasar, dan Kelompok Tani Se-Kabupaten Karangasem. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan dan komitmen dalam mendukung upaya pelestarian dan pengembangan Salak Agroforestry System di Kabupaten Karangasem. Semua pihak diharapkan dapat bersinergi untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan program tersebut. (Rls)

Internasional Jembrana Bali Chocolate Festival, Kenalkan Jembrana Sebagai Kota Cokelat Ke Mancanegara


Jembrana , Bali Kini 
- Pemerintah Kabupaten Jembrana terus  berkomitmen mengembangkan Kakao Jembrana tidak hanya produksi dihulu tapi juga pengembangan dihilir dengan cokelat hasil produksi dari biji kakao beserta turunan lainnya. Ditambah lagi, dengan adanya Rumah Produksi Bersama Cokelat atas bantuan Pemerintah Pusat, kini Jembrana telah siap memasarkan produk olahan cokelat yang sebagai bagian hilirisasi produk kakao petani Jembrana. 


Selama ini biji kakao Jembrana dikenal sudah menembus pasar ekspor dengan  kualitas  premium, kini sedang menyasar produk olahan cokelat sehingga makin meneguhkan predikat Jembrana sebagai kota cokelat kelas dunia.


Langkah makin mengenalkan kakao Jembrana salah satunya dengan deklarasi Jembrana sebagai Kota Cokelat dikenalkan pada pagelaran  Internasional Jembrana Bali Chocolate Festival (IJB Chocofest) berlabgsung selama dua hari pada Jumat (2/2) dan Sabtu (3/2) diKebun Raya Jagatnata Jembrana.  Nampak hadir Menteri Koperasi dan UKM RI yang diwakili oleh staf ahli bidang Ekonomi Makro RI, Rulli Nuryanto, Wakil Bupati, IGN Patriana Krisana serta jajaran Forkopimda. Tampak juga hadir tamu tamu asing wisatawan mancanegara berbaur dengan masyarakat memadati areal Kebun Raya Jagatnata.


Festival dimeriahkan dengan  pameran UMKM dengan berbagai makanan ataupun minuman berbahan cokelat, pagelaran musik, teatrikal budaya, tarian massal hingga jegog mebarung.  Khusus dihari pertama, juga diadakan workshop film secara gratis yang dipandu oleh sutradara kenamaan, Reza S Surianegara. Tujuannya mengenalkan berbagai potensi Jembrana melalui sarana video pendek.




Pada puncak IJB Chocofest ditandai pembacaan surat keputusan tentang penetapan Kabupaten Jembrana sebagai Kota Coklat oleh Bapeda Jembrana. Selebrasi launching Jembrana Kota Coklat dan Internasional Jembrana Bali Chocolate Festival 2024 dilakukan dengan menembak panah, diikuti oleh tos minum coklat, Sabtu (3/2) malam. 


Usai launching Jembrana Kota Coklat dan Internasional Jembrana Bali Chocolate Festival 2024,Bupati Tamba mengatakan peluncuran Jembrana Kota Cokelat dan International Jembrana Bali Chocholate Festival 2024 sebagai hilirisasi produk petani kakao Jembrana. Guna mendapat nilai tambah yang lebih tinggi, kakao Jembrana perlu diolah menjadi sebuah produk cokelat. 


“Pemerintah Pusat memberikan bantuan rumah produksi bersama cokelat yang dapat memproduksi olahan cokelat yang bernilai ekonomis lebih tinggi. Tak hanya itu, Jembrana kini memiliki tantangan baru bagaimana untuk dapat memasarkan produk olahan cokelat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar International Jembrana Bali Chocholate Festival, ” ujarnya. 



Selain itu, Bupati Tamba menjelaskan Kakao Jembrana selama ini dikenal sebagai komoditas unggulan di sektor pertanian dan perkebunan. Bahkan akan kualitasnya itu, sudah diakui dunia dengan ekspor biji kakao dengan kualitas premium. Selama ini Pemkab Jembrana sudah mengekspor cokelat ke Eropa dan Amerika Serikat, setiap kali ekspor, volumenya bisa mencapai 12 ton. 


Oleh karena itu, Pemkab Jembrana terus berkomitmen mengembangkan kakao Jembrana tidak hanya produksi di hulu tapi juga pengembangan di sektor hilir dengan cokelat hasil produksi dari biji kakao beserta turunan lainnya.


“Jembrana dikenal sebagai penghasil biji cokelat fermentasi berkualitas yang telah di ekspor ke sejumlah negara, Kami tidak ingin hanya produk mentah yang dipasarkan, tapi bagaimana kabupaten Jembrana juga bisa memproduksi olahan cokelat yang siap untuk dinikmati,” jelasnya



Sementara staf ahli bidang Ekonomi Makro RI, Rulli Nuryanto, mewakili Menteri Koperasi dan UKM RI, mengapresiasi inisiatif Kabupaten Jembrana dalam mengembangkan potensi tanaman kakao.  Dirinya menekankan pentingnya bersinergi untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal.


“Saya harap pelaku umkm dan koperasi dapat   menghasilkan produk kakao yang bernilai tinggi dan berkualitas baik serta berdaya saing hingga dapat ke pasar ekspor, ” tandasnya. (Adi/Hum)

Sabtu, 03 Februari 2024

Pemkot Denpasar Gelar Persembahyangan dan Nguduh Sarwa Tumuwuh Peringati Hari Tumpek Wariga


 Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat mengikuti rangkaian Persembahyangan Bersama, Nguduh Sarwa Tumuwuh serta Penanaman Pohon dalam rangka memperingati Tumpek Wariga yang dipusatkan di Pura Agung Lokanatha Denpasar pada Sabtu (3/2). 


Denpasar , Bali Kini - Tumpek Wariga atau yang dikenal dengan sebutan Tumpek Pengarah, Tumpek Pengatag, Tumpek Uduh, atau Tumpek Bubuh ini diperingati oleh Umat Hindu setiap enam bulan sekali, tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Wariga. Pemerintah Kota Denpasar secara khusus melaksanakan Persembahyangan Bersama, Nguduh Sarwa Tumuwuh dan Penanaman Pohon dalam rangka memperingati Tumpek Wariga yang dipusatkan di Pura Agung Lokanatha Denpasar pada Sabtu (3/2). 


Upacara tersebut dihadiri langsung Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua Bapemperda DPRD Kota Denpasar, AA Putu Gede Wibawa, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka, Perwakilan Forkopimda Kota Denpasar serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar. 


Diiringi dengan suara kidung dan gender wayang, rangkaian Upacara peringatan Tumpek Wariga diawali dengan ngaturang upakara, dilanjutkan dengan ngelis dan persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Putu Mas Sidemen, Griya Sari Sanur. Usai persembahyangan, Walikota Jaya Negara bersama jajaran turut melaksanakan Upacara Nguduh Sarwa Tumuwuh dan Penanaman Pohon di area Pura Agung Lokanatha. Hal ini dilaksanakan dengan memberikan persembahan kepada tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan persembahan bubuh lima jenis warna. 


Dalam Tutur Lontar Bhagawan Agastyaprana, kelima jenis bubuh tersebut yakni pertama Bubur/bubuh beras putih dihaturkan kepada tumbuh-tumbuhan penghasil umbi-umbian. Kedua yakni Bubur/bubuh beras merah dihaturkan kepada tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan biji-bijan. Ketiga yakni Bubur/bubuh sumsum hijau (kayu sugih) dihaturkan kepada pepohonan yang berbuah melalui penyerbukan bunga putik, seperti mangga, klengkeng, wani, kelapa, prapat (mangrove), dan lainnya. 


Selanjutnya keempat yakni Bubur/bubuh ketan (warna kuning) dihaturkan kepada pepohonan yang berbuah pada batang, seperti nangka, durian, langsat, kepundung, dan lainnya. Dan kelima yakni Bubur/bubuh beras injin (beras hitam) dihaturkan kepada tumbuh- tumbuhan dan tanaman hias yang menghasilkan bunga, daun warna- warni, dan/atau minyak harum.


Dimana, Bubur tersebut kemudian ditempelkan pada pohon setelah ditoreh sedikit sembari mengucapkan sesapa. "Kaki kaki, Nini nini, Sarwa tumuwuh. Niki tiyang ngaturin bubuh mangda ledang tumbuh subur, malih selae lemeng Galungan. Mabuah apang nged, nged, nged,". Hal itu dimaksudkan agar pohon berbuah dan berbunga banyak agar dapat dipersembahkan saat Galungan nanti.


Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, peringatan Tumpek Wariga atau Tumpek Bubuh di Kota Denpasar memang rutin dilaksanakan sebagaimana Hari Tumpek lainya. Meski demikian, di Kota Denpasar, selain upacara Persembahyangan Bersama juga dilaksanakan Upacara Nguduh Sarwa Tumuwuh atau memberikan persembahan bubuh bagi tumbuh-tumbuhan serta penanaman pohon. 


Lebih lanjut dijelaskan, saat Tumpek Wariga, upacara umumnya dilakukan di kebun atau tegalan. Dimana, Umat Hindu menghaturkan sesaji berupa canang dan bubur dari tepung beras yang dipersembahkan untuk Dewa Sangkara, yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi sebagai dewa tumbuh-tumbuhan.


Jaya Negara menambahkan, Tumpek Wariga merupakan hari untuk memberi penghormatan kepada alam dan lingkungan, khususnya tumbuh-tumbuhan. Sehingga, perayaan Tumpek Wariga juga merupakan penjabaran dari salah satu inti konsep Tri Hita Karana, yakni membangun hubungan harmonis antara manusia dengan alam.


"Mari kita bersama, Umat Hindu dimanapun berada menjadikan Tumpek Wariga ini sebagai momentum untuk meningkatkan sradha bhakti, wujud syukur kepada alam semesta yang telah memberikan anugrah kekayaan alam, dengan menyucikan dan memuliakan tumbuh-tumbuhan yang memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi umat manusia," ujar Jaya Negara. (Ags/H).

Wujud Terimakasih Terhadap Alam, Festival Tumpek Wariga Dibuka

 


Jembrana , Bali Kini  - Perayaan Tumpek Wariga Kabupaten Jembrana 2024 dipusatkan di Hutan Belajar Giri Amerta, Desa Yehembang Kauh, Kec. Mendoyo, Sabtu (3/2)

Mengusung Tema "Forest In Harmoni" perayaan Festival Tumpek Wariga dibuka secara langsung oleh Bupati I Nengah Tamba.

Tutut hadir dalam acara tersebut Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bali I Made Teja, Kelompok Tani Hutan Se-Jembrana dan masyarakat setempat.

Dalam sambutanya Bupati Tamba mengatakan peringatan tumpek wariga atau juga disebut Tumpek Panguduh, merupakan hari suci pemujaan Sang Hyang Sangkara, karena beliau adalah dewa penguasa kesuburan semua tumbuhan dan pepohonan. 

"Pada hari ini kita sama-sama memperingati tumpek wariga memberikan rasa terima kasih kepada alam semesta utamanya tumbuh-tumbuhan yang memberikan sumber kehidupan kepada kita semua,” ujarnya

Lanjutnya, Tumpek wariga memberi makna untuk menjaga alam juga dikaitkan dengan leluhur terdahulu maka 25 hari lagi akan menyambut hari raya Galungan.

“25 hari lagi kita akan melaksanakan Hari Raya Galungan persembahan yang kita lakukan hari ini diharapkan seluruh pepohonan yang menghasilkan buah dapat berbuah lebat sehingga pada hari raya galungan itu buahnya bisa kita petik dan digunakan untuk sesajen,” ungkap Bupati Tamba.

Disisi lain,  Bupati Trenggalek  Mochamad Nur Arifin mengapresiasi  terselenggaranya Festival Tumpek Wariga yang dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur terhadap kekayaan alam yang melimpah ruah.

“Luar biasa Pak Bupati turun langsung memimpin masyarakatnya. Ini mempunyai filosofi yang sangat tinggi dimana inilah wujud nyata dalam kepedulian terhadap alam, kita sangat tergantung dengan alam maka kalau kita tidak baik dengan alam maka alam juga akan tidak baik dengan kita,” ucapnya

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Hutan Giri Amertha Gusti Made Loka Putra menjelaskan perayaan Festival Tumpek Warige di KPH Giri Amerta akan berlanjut setiap tahunya.

“sangat antusias dan sangat senang sekali kami disini menjadi tempat untuk perayaan tumpek wariga, tentu ini akan terus berlanjut seiring sejalan dengan agenda kita sabha wana kerthi Tujuannya untuk melestarikan hutan dan masyarakatnya sejahtera, ”pungkasnya.( Gusadi/hum )

Walikota Jaya Negara Hadiri Upacara Melaspas dan Mecaru Rsi Gana di Pura Pasek Wangaya Kaja.

 


Denpasar , Bali Kini - Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Upacara Melaspas dan Mecaru Rsi Gana di Pura Pasek Wangaya Kaja, Kecamatan Denpasar Utara bertepatan dengan Tumpek Landep, Sabtu (3/2). Upacara pemelaspas dan pecaruan ini dilaksanakan setelah pembangunan rampung dikerjakan. 


Hadir dalam kesempatan tersebut,  Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara dan  Camat Denpasar Utara I Wayan Yusswara. Diiringi suara gambelan dan kidung Bali, rangkaian acara berjalan khidmat. Turut dipentaskan topeng wali dan Topeng Sidakarya. 


Manggala Karya, Gede Yudarta mengatakan, upacara ini adalah untuk menjaga kesimbangan alam semesta beserta isinya. Hal ini juga untuk menetralisir aura negatif yang mengganggu kehidupan manusia, khususnya bagi pengempon di Pura Pasek Wangaya Kaja ini. 


"Harapan kami dapat mewujudkan kehidupan yang aman damai gemah ripah loh jinawi. Karya ini juga sebagai wujud syukur kepada sang pencipta atas anugrah yang diberikan," ujarnya


Lebih lanjut Yudarta menjelaskan, Pura Paswk Wangaya Kaja diempon sebanyak 111 KK terdiri dari Warga Banjar Kali Unggu, Kayumas dan Banjar Ambengan. Dimana, pembangunan Palinggih Ibu Pasek ini merupakan bantuan dari Pemerintah Kota Denpasar sebesar Rp 200 juta. Selain itu juga ada swadaya dari pengempon Pura dengan terkumpul sebanyak Rp 150 juta.


"Dengan bantuan dan swadaya masyarakat sehingga Pelinggih Ibu Pura Pasek Wangaya Kaja bisa direnovasi  dan sekarang dilaksanakan Upacara Melaspas dan pi puput oleh Ida Pedande Gerya Mas Balun ," ungkap Yudarta


Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menyambut baik pelaksanaan karya ini. Hal ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat, khususnya pengempon Pura Pasek Wangaya Kaja. Sehingga sudah sepatutnya seluruh elemen masyarakat, utamanya krama  menjadikan ini sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana. 


Dengan pelaksanaan karya ini Jaya Negara berharap dapat meningkatkan sradha bhakti  sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana. 


"Malalui upacara diharapkan masyarakat maupun pengempon diberikan  kesejahteraan dan kerahayuan sesuai dengan sepirit Vasudhaiva Kutumbakam bahwa kita semua bersaudara," ujar Jaya Negara. (hayu) 

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved