Sanur, BaliKini.net - Kongres V PDI
Perjuangan yang tengah berlangsung di Hotel Grand Bali Beach Sanur, Kamis (8/8)
menjadi ajang curhat Sang Ketua Umum PDI
Perjuangan Megawati di hadapan kadernya yang militant.
Dalam pidato politiknya yang penuh
heroik itu, Megawati berkali-kali mengingatkan, perjuangan utama partainya
adalah menjaga Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 dan NKRI. Sudah tidak ada
lagi dialog tentang Pancasila. Semua sudah final. Jika ada yang menawarkan
dialog di DPR menurut Megawati itu sudah tidak perlu. Bagaimanapun Pancasila
itu sudah tidak perlu diperdebatkan, karena semuanya sudah selesai. Dalam
kesempatan itu dia juga meminta kepada para kadernya di bawah untuk terus
memperjuangan panji-panji perjuangan PDI Perjuangan yang membela hak-hak rakyat
kecil.
Permintaan itu disampaikan Megawati,
lantaran bangsa Indonesia saat ini sudah dalam ancaman disintergrasi. Sebab ada
pihak=pihak yang ingin memaksakan kehendaknya.
Di depan peserta kongres yang juga
dihadiri ketua Umum Parta Garindra Prabowo Subianto, Megawati kembali
mengingatkan kehadiran Probowo dalam kongres tersebut untuk menghangatkan
suasana. Megawati menjelaskan awalnya dirinya menawarkan ke Prabowo untuk
menghadiri acara kongres, tetapi bila tidak berkenan iya gak apa-apa, tapi toh
juga beliau dating jelas Megawati.
Masak kita terus bertempur, yang
nantilah kita bertempur lagi di tahun 2024, jelas Megawati yang tidak sambut
tepuk tepuk tangan peserta kongres yang memadati Agung Room Hotel yang
bersejarah di Bali itu.
Dalam kesempatan itu, Ketum PDI
Perjuangan ini menjelaskan kondisi bangsa saat ini benar-benar sangat
memprihatinkan akibat munculnya isu-isu yang mengarah kepada terpecahnya bangsa
ini. Mencuatnya redikalisme yang mendompleng agama benar-benar harus
diperhatikan oleh semua pihak. Tidak hanya oleh pemerintah juga oleh kader PDI
perjuangan sendiri. Dia mencontohkan kasus Ahok menjadi pelajaran berharga
bagaimana ujaran kebencian yang membonceng hajatan politik seperti pilkada
dimanfaatkan untuk memecah bangsa ini.
Mau tidak bernama Ahok mau Aseng, kalau
dia warganegara Indonesia dia mempunya hak yang sama. Megawati malahan sampai
diingatkan Ahok agar jangan dirinya jangan dipanggil Ahok, tetapi dipanggil
Purnama. Menurut Megawati ini justru menjadi sangat lucu.
Dalam kesempatan itu, Megawati juga
menyebutkan banyak sekali pihak yang ingin diundang dalam kongres ini, tapi
dirinya menolak. Dikatakan kalau sekarang banyak orang yang ingin diundang oleh
PDI perjuangan, tetapi dulu banyak sekali orang yang justru menjauhi kita,
jelas Megawati disambut ketawa hadirin.
Dalam konteks pruralsime itu, Megawati
melihat Bali harus menjadi contoh yang baik. Di sini mau Hindu mau yang lain
tetap tetap bisa berdampingan.
PDI
Perjuangan Dapat Jatah Lebih Banyak
Ajang Kongres PDI Perjuangan di Sanur
ini ujuga menjadi ajang negosiasi untuk mendapatkan jatah menteri antaran
Jokowi sebagai presiden dan Megawati sebagai Ketum PDI Perjuangan.
Dalam kesempatan itu Megawati meminta
kepada Jokowi sebagai presiden terpilih agar memberikan jatah menteri lebih
banyak dibanding dengan yang lainnya. Malahan Megawati tidak bisa menerima jika
jatah Menteri hanya diberikan 4 orang, harus lebih.
Menanggapi permintaan Megawati itu,
Jokowi langsung menanggapi. Jokowi mengiyakan permintaan tersebut, dia
menyebutkan jika yang lainnya mendapat 2 maka PDI Perjuangan dapat 4 orang. Dan
kalau dapat tiga,,,ya pasti dapat lebih, Ketika dijawab 6 orang oleh peserta,
Jokowi dengan enteng menjadi belum tentu.
(r4)
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram