-->

Jumat, 16 Agustus 2024

Bupati Sanjaya Apresiasi Gotong-Royong Karya Ngenteg Linggih Krama Desa Adat Buwit


Tabanan , Bali Kini - 
Rangkaian Karya Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Menawa Ratna, Tawur Balik Sumpah Madya Meyama Raja di Pura Dalem Desa, Desa Adat Buwit, Kediri, Tabanan, dihadiri oleh Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M, selaku Murdaning Jagat, Kamis, (15/8). Hal ini sekaligus menunjukkan komitmennya dalam membangun dan memajukan desa-desa di Kabupaten Tabanan serta memberikan apresiasi yang tinggi terhadap gotong-royong yang dilakukan oleh krama/masyarakat dalam rangka membangun Yadnya.

 

Dalam acara tersebut, Bupati Sanjaya hadir bersama salah satu perwakilan Anggota DPR RI, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda, para Kepala OPD terkait, Camat Kediri, Perbekel, serta Bendesa Adat setempat. Apresiasi ini juga merupakan bentuk dukungan dan penghargaan atas kerjasama yang telah terjalin dalam proses pembangunan desa, terutama dalam pelaksanaan yadnya, yaitu upacara keagamaan dan adat yang memiliki nilai penting dalam kehidupan masyarakat Bali.

 

“Salah satu yang terpenting dalam Visi Misi ini adalah bagaimana Pemerintah di Kabupaten Tabanan ini fungsinya sebagai guru wisesa, murdaning jagat. Disamping sebagai Bupati, juga bagaimana kita ikut serta mengayomi, mendampingi masyarakat dalam membangun yadnya-yadnya yang ada di tengah-tengah masyarakat, baik yang bersifat ngenteg linggih, ngaben bersama dan yadnya secara keseluruhan yang dilaksanakan krama," sebut Sanjaya.

 

Sanjaya juga menyampaikan terimakasihnya kepada seluruh masyarakat karena menunjukan semangat yang tinggi dalam membangun daerah. Untuk itu dikatakannya Pemerintah daerah harus wajib hadir di tengah-tengah masyarakat, turut membantu dalam setiap aspek kehidupan, baik itu dalam perayaan keagamaan maupun dalam pembangunan infrastruktur dan lainnya. Disamping itu, pelakasanaan yadnya di masyarakat tidak hanya menjadi momentum untuk memperkuat ikatan sosial di antara warga desa, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkenalkan dan mempromosikan nilai-nilai adat dan budaya yang ada. 

 

Untuk diketahui, bahwa proses pelaksanaan rangkaian Karya Ngenteg Linggih di Desa Adat Buwit melibatkan seluruh masyarakat dalam berbagai tahapan, termasuk persiapan upacara, pembuatan perlengkapan, hingga pelaksanaan ritual. Gotong-royong yang dilakukan oleh masyarakat tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga melibatkan kontribusi dalam bentuk waktu, tenaga, dan pemikiran. 

 

“Yadnya Ngenteg Linggih ini, selain kita memiliki niat suci juga sebagai alat pemersatu. Di siniliah kita bersatu, lanang istri, semuanya krama di sini dalam satu kesatuan, itulah yadnya. Maka dari itu, saya di Pemda kalau ada masyarakat ngewangun yadnya saya pasti sebisa mungkin untuk hadir ngupasaksi agar yadnya ini satwika, agar yadnya ini bermakna, suci utamaning utama. Selain itu juga, saya berkontribusi dalam pembangunan ini tujuannya agar menemukan kerahayuan," Imbuh Sanjaya. 

 

Tak ketinggalan, masyarakat Desa Adat Buwit juga menyampaikan rasa terimakasih mereka atas kehadiran dan perhatian Bupati Sanjaya dalam acara tersebut. Dalam pernyataan mereka yang diwakili Bendesa Adat, I Wayan Pugeh menyampaikan, pihaknya menyambut positif kehadiran Bapak Bupati Sanjaya yang telah meluangkan waktu untuk hadir dan memberikan dukungan. "Kehadiran beliau menunjukkan, bahwa pemerintah sangat peduli dengan pelestarian adat dan budaya kami. Ini memberikan semangat dan motivasi bagi kami untuk terus melestarikan tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur kami.” ujarnya.(tb)

Minggu, 14 Juli 2024

Penguatan Sisi Spiritual Masyarakat Tabanan


Bupati Sanjaya Hadiri Rangkaian Pengelukatan Banyu Pinaruh Bersama di Pantai Yeh Gangga dan Pandai Abian Kapas Seltim-

 

Tabanan , Bali Kini – Sebagai bagian dari upaya untuk menguatkan kehidupan spiritual dan memperkokoh persatuan, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M, tunjukkan komitmennya dalam mendukung program pembangunan secara sekala dan niskala di masyarakat. Salah satunya adalah menghadiri rangkaian Pengelukatan Agung Banyu Pinaruh yang berlangsung di dua lokasi berbeda yakni di Pantai Yeh Gangga, Tabanan dan di Pantai Abian Kapas, Selemadeg Timur, Minggu, (14/7).

 

Lokasi pertama yang dikunjungi yakni kegiatan Banyu Pinaruh dan Baruna Astawa oleh Pinandita Sanggrahan Nusantara ( PSN ) Koorda Tabanan di Pantai Yeh Gangga, Sudimara Tabanan yang berlangsung di Pantai Yeh Gangga, Sudimara, Tabanan, dilanjutkan di Pantai Abian Kapas, Desa Beraban, Selemadeg Timur, yaitu Pengelukatan Banyu Pinaruh Masal Gratis yang diselenggarakan oleh Paiketan Pemangku Bhakti Yoga Dharma bersama Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Selemadeg Timur dan Pandita Sanggraha Nusantara.

 

Turut hadir, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, I Made Dirga, dan salah satu anggota DPRD Tabanan I Made Muskadana, Sekda dan Para Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab, Ketua PHDI Kabupaten Tabanan, Bendesa Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Tabanan, Camat beserta unsur Forkopimcam setempat, Ketua PSN Korda Tabanan, Ketua MGPSSR Seltim, Ketua Paiketan Pemangku Yoga Dharma serta panitia dan peserta pengelukatan di masing-masing lokasi.

 

Dalam acara tersebut, Bupati Sanjaya sampaikan apresiasi positif atas terselenggaranya kegiatan Pengelukatan ini. Pengelukatan Banyu Pinaruh memiliki makna yang dalam pada konteks kehidupan spiritual masyarakat Bali. Dilaksanakan sehari setelah hari Saraswati, upacara ini bertujuan untuk membersihkan kegelapan pikiran dengan ilmu pengetahuan, secara harafiah disebut mandi dengan ilmu pengetahuan. Bupati Sanjaya menggarisbawahi pentingnya ritual ini sebagai sarana untuk membersihkan dan memurnikan jiwa, sehingga masyarakat Tabanan dapat hidup dalam harmoni dan kedamaian.

 

Pengelukatan Banyu Pinaruh memiliki makna simbolis sebagai sarana menyucikan diri bagi masyarakat Hindu Bali. Selain sebagai sarana untuk membersihkan diri secara spiritual, ritual ini juga mencerminkan kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur yang masih dijunjung tinggi di tengah-tengah modernitas. Dalam acara tersebut, Bupati Sanjaya juga menekankan, bahwa menjaga tradisi dan nilai-nilai keagamaan adalah salah satu kunci untuk membangun identitas dan solidaritas sosial yang kuat di masyarakat.

 

“Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan hari ini dapat dikatakan bukanlah kegiatan biasa saja, tetapi dapat dimaknai sebagai sebuah kegiatan luar biasa artinya bagi upaya penguatan sisi spiritual kita bersama” Jelas Sanjaya seraya mengajak seluruh elemen masyarakat yang hadir saat itu untuk saling bersinergi bersama-sama pemerintah daerah untuk mewujudkan visi Kabupaten Tabanan Menuju Tabanan Era Baru yang Aman,Unggul dan Madani (AUM). 

 

Pengelukatan Banyu Pinaruh Massal di Tabanan bukan sekadar sebuah upacara adat, tetapi juga sebuah peristiwa yang menggambarkan komitmen yang kuat dalam membangun dan memperkuat sisi spiritual masyarakat. Bupati Sanjaya dan seluruh peserta acara menegaskan pentingnya melestarikan nilai-nilai budaya dan spiritualitas sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan yang berkelanjutan. Dan berharap, acara ini terus dilakukan dan memberi dampak positif yang lebih luas bagi seluruh masyarakat. 

 

Ketua PSN Jero Mangku Wayan Mertana pagi itu menyampaikan, kegiatan Banyu Pinaruh yang diikuti kurang lebih 1000 peserta ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan PSN setiap 6 bulan sekali. Tajuk utama yang dilakukan adalah untuk memberikan pelayanan kepada umat dari PSN, secara tulus dan ikhlas. “Terima kasih kepada Bapak Bupati Tabanan yang tetap mendukung kegiatan apapun yang dilakukan PSN dalam melayani umat. Bapak tetap mendukung dan memberikan support serta berpesan agar kegiatan-kegiatan ini bisa berlanjut, tidak di sini saja tetapi nantinya akan melibatkan kerjasama yang lebih luas," ungkapnya.[rl]

Sabtu, 25 November 2023

Walikota Jaya Negara Ngayah Nyangging Pada Pewintenan dan Metatah Masal PHDI, Tercatat 416 Orang Peserta Ikuti Kegiatan Itu

 


Ket Foto: Walikota Denpasar, I.G.N Jaya Negara saat ngayah nyangging pada Pewintenan dan Metatah Masal PHDI di Pura Agung Loka Natha.



Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah nyangging pada serangkaian karya Pewintenan dan Metatah Masal yang digelar oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Pura Agung Loka Natha, Kecamatan Denpasar Utara, pada Sabtu (25/10) pagi. Terkonfirmasi sejumlah 204 orang mengikuti upacara Metatah Masal, dan 212 orang lainnya mengikuti serangkaian karya Menek Kelih, Pewintenan Saraswati, dan Sapu Leger.



Walikota Denpasar, Jaya Negara, pada kesempatan itu hadir bersama Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede,

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, dan Sekertaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana.


Dalam kesempatan itu Jaya Negara mengatakan, Metatah merupakan prosesi upacara yang memiliki arti untuk memanusiakan manusia sesuai dengan hakikatnya, serta memelihara hubungan yang harmonis antara umat manusia dengan sang pencipta.



"Sebagai manusia kita semua tidak terlepas dari siklus hidup mulai dari kandungan, hingga beranjak mamasuki usia dewasa, serta astungkara membawa kebijaksanaan sesuai dengan kodrat sebagai manusia, demikian yang mendasari makna dari prosesi Metatah," ungkap Jaya Negara.



Sementara itu, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka menyampaikan, pelaksanaan upacara ini secara bersama-sama dimaknai sebagai upaya menghapus stigma upacara dan Yadya di Bali ini menelan biaya yang besar dan cenderung menjadi beban.



"Penyelenggaraan upacara ini, merupakan wujud implementasi jiwa gotong royong dan kebersamaan sebagai budaya yang sejak lama tertanam dalam masyarakat di Bali yang dikenal sebagai spirit Vasudhaiva Kutumbakam, sehingga para peserta hanya perlu berpunia semampunya tanpa ada batasan besaran yang harus diberikan," ujar I Made Arka. (Gita/H)


Rabu, 22 November 2023

Angel Hearts Bali Foundation Gelar Upacara Mepandes Bersama Krama Bangli


Bangli, Bali Kini -
Sebagai bentuk kepedulian Yayasan Angel Hearts Bali terhadap kehidupan sosial anak asuh dan Hindu Bali lainnya, dari keluarga prasejahtera yang kesulitan melakukan upacara khususnya upacara mepandes, karena terkendala alasan kondisi ekonomi serta masih kurangnya kegiatan- kegiatan sosial keagamaan, maka untuk membantu memberikan solusi atas permasalahan tersebut Yayasan Angel Hearts Bali menggelar upacara mepandes bersama Krama Bangli.


Dengan mengusung tema "Melalui Upacara Mepandes Bersama Krama Bangli, Yayasan Angel Hearts Bali dan Yayasan Komunitas Sosial dan Penggiat Sosial Bali Hadir Untuk Melayani, Berbagi dan Berbakti", upacara dipusatkan di Kabupaten Bangli tepatnya di Wantilan Desa Adat Kubu, Kecamatan Bangli, diikuti oleh 206 orang peserta yang berasal dari Kabupaten Bangli, Buleleng, Karangasem dan Klungkung.



Upacara tersebut dihadiri oleh Assisten I Sekda Kabupaten Bangli, I Made Ari Pulasari, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Bangli, Ny. Ida Ayu Suardini Giri Putra, perwakilam Dinas Sosial P3A Provinsi Bali dan perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Bangli, Ketua MDA Kabupaten Bangli, Perwakilan PHDI Kabupaten Bangli, perwakilan WHDI Kabupaten Bangli, Camat Bangli, Lurah Kubu serta undangan lainnya.



Ketua Panitia Upacara Mepandes Bersama, I Wayan Juni Artayasa,S.Pd.M.Si.CMC., dalam laporannya menyampaikan, bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memberikan kesempatan dan membantu anak-anak yatim/piatu, anak-anak dari keluarga prasejahtera dan keluarga tidak mampu lainnya di Bangli untuk dapat melaksanakan upacara Mepandes bersama tanpa perlu memikirkan biaya besar yang biasanya diperlukan untuk upacara tersebut, membantu program pemerintah dalam mengatasi dan mengentaskan masalah-masalah sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya demi mewujudkan kesetaraan sosial dalam sumber daya manusia di Bali serta memberikan rangsangan kepedulian bagi pribadi, organisasi maupun institusi lainnya di Bali untuk bergerak dan berbagi mengatasi permasalahan-permasalahan sosial di Bali.


Pihaknya menambahkan bahwa kegiatan Upacara Mepandes bersama karma Bangli ini tidak lepas dari ide-ide cemerlang Ibu Linda Anugerah dan Bapak Eddy Martamulia selaku Pendiri Yayasan Angel Hearts Bali, yang telah mengabdikan waktu,, tenaga, pikiran dan materi untuk selalu berbagi kepada masyarakat bali, khususnya kepada masyarakat Bangli yang belum sempat melaksanakan Mepandes di tempat masing-masing, dikarenakan oleh berbagai kendala.


"Suatu kebahagiaan yang sangat besar bagi kami selaku Panitia Penyelenggara, karena merasakan respons yang sangat positif dari masyarakat Bangli tercinta ini, sehingga Peserta yang mengikuti Upacara Mepandes kali ini, tidak hanya yang berusia remaja, tetapi banyak juga peserta dewasa, bahkan yang sudah berkeluarga, bagi kami hal ini sungguh sangat luar biasa". "Imbuhnya".


Pihaknya berharap dengan adanya kepedulian, sinergitas, dan kebersamaan semua pihak, diharapkan semua kendala akan mendapatkan solusi dengan baik, sehingga dimasa mendatang akan terwujud masyarakat Bali, khususnya Bangli yang sejahtera seutuhnya, sekala maupun niskala.


Bupati Bangli dalam sambutannya yang disampaikan oleh Assisten I Sekda Kabupaten Bangli, I Made Ari Pulasari mengatakan, Upacara Potong Gigi yang dalam bahasa Bali sering pula disebut dengan mepandes, mesangih atau metatah merupakan ritual keagamaan yang harus dilaksanakan oleh semua umat Hindu di Bali, khususnya bagi yang telah menginjak masa remaja. 


Dalam ajaran ini terkandung nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang sedang dibutuhkan pada masa remaja sebagai sarana dalam pembentukan kepribadian anak yang merupakan kelanjutan dari pembentukan di masa bayi dalam kandungan, dengan harapan lahirnya anak yang suputra (anak yang baik). Oleh karena itu, sifat-sifat keraksasaan tersebut perlu dinetralisir dan dikendalikan, agar nantinya dapat tercapainya tujuan, yaitu diharapkan sifat-sifat keraksasaan dapat berubah menjadi sifat-sifat kebaikan. Upacara potong gigi adalah ritual yang sudah dilaksanakan sejak dahulu kala dan terus berkembang sampai saat ini. Dan biasanya di Bali upacara potong gigi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan upacara Ngaben, pernikahan, dan Ngeresi.


Pelaksanaan Upacara Mepandes merupakan tanggung jawab orang tua bagi putra putrinya, tapi dalam kondisi, keadaan maupun situasi yang belum memungkinkan sehingga upacara ini belum dapat dilaksanakan sehingga sangat dibutuhkan kehadiran Pemerintah maupun pihak non pemerintah untuk pelaksanaanya. Dalam kesempatan ini disampaikan terimakasih dan apresiasi atas kehadiran Yayasan Angel Heart Bali, Yayasan Komunitas Sosial lainnya, Jajaran Desa Adat Kubu dan pihak lain atas kepeduliannya sehingga acara Mepandes bersama ini dapat terselenggara dengan baik, yang tentunya kegiatan ini sangat membantu masyarakat kita.


Terdapat banyak hal yang mesti dilaksanakan untuk membangun Bangli yang lebih Maju yang tentunya akan terwujud dengan keterlibatan semua pihak, harapannya keperdulian dan kehadiran pihak non Pemerintah seiring waktu berjalan akan terus bertumbuh dan bertumbuh. "Harapnya"[rls]

Senin, 17 April 2023

Bupati Tabanan Kembali Serahkan Program Unggulan Semara Ratih Kepada Kedua Mempelai


Tabanan Bali Kini  –
Sebagai salah satu wujud perhatian Pemerintah serta ungkapan turut berbahagia, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M menghadiri undangan Pawiwahan dari Made Nurjaya dan Putu Rizka yang berlangsung di Jalan Sriwijaya, Dajan Peken, Tabanan, Senin (17/4). 

 

Yang menarik kali ini yakni, Bupati Sanjaya Kembali menyerahkan program Semara Ratih kepada kedua mempelai, sebab program ini merupakan terobosan dan inovasi terbaik yang diinisiasi oleh Tabanan. Nampak turut mendampingi Bupati, yakni Kadis Capil, Kepala Bappeda, serta Kabag Umum yang siang itu disambut dengan hangat oleh pihak keluarga. 

 

Program Semara Ratih, sebagai salah satu inovasi dalam melakukan pelayanan kependudukan di Kabupten Tabanan khususnya dalam Pencatatan Perkawinan, di mana, sebelum melangsungkan perkawinan atau pra perkawinan, kedua mempelai akan terlebih dahulu mendapatkan konseling. Termasuk di antaranya konseling terkait pengecekan kesehatan, tradisi, adat istiadat, budaya, ajaran keagamaan, sistem reproduksi, keamanan dan sosialisasi administrasi dokumen kependudukan. 

 

Sebagai salah satu program unggulan yang diadopsi dari program desa, inovasi Semara Ratih ini secara terintegrasi mampu menggelorakan semangat dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dokumen kependudukkan, terutama akta perkawinan, kartu keluarga dan KTP– elektronik. Hal ini tentunya dengan tujuan untuk mempercepat kepemilikan dokumen kependudukan, meningkatkan kualitas perkawinan dan terwujudnya konservasi lingkungan yang baik. 

 

“Hari ini saya menyerahkan sebuah program di Kabupaten Tabanan, yang mana program ini telah menginspirasi Kabupaten/Kota di Bali dan sudah dilirik oleh Kementerian BKKBN Pusat, karena program ini sangat luar biasa. Program ini bukan hanya memberikan akta secara langsung, tapi ketika sebelum melakukan Pawiwahan seperti sekarang ini, diawali dulu oleh sebuah program yang namanya konseling. Ceritanya calon mempelai nanti dilihat bagaimana situasi dan kondisinya apa layak melakukan sebuah perkawinan, bagaimana kondisi kesehatannya, nanti akan ada tim khusus yang mengecek kedua mempelai” dipaparkan oleh Bupati Sanjaya saat menyerahkan dokumen program samara ratih siang itu. 

 

Tak hanya melibatkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil saja, namun konseling nanti juga akan melibatkan pihak puskesmas khususnya dalam pemeriksaan dan pelayanan kesehatan. “Nanti setelah konseling, akan mendapat rekomendasi, diserahkan ke Capil dan nanti akan mendapat rekomendasi Kembali apakah layak melakukan pernikahan” lanjutnya.

 

Menurut Sanjaya, terobosan program ini merupakan hal yang luar biasa, dan tentunya akan terus dilakukan perbaikan dalam penyempurnaannya. Pihaknya pun mengharapkan, program ini nantinya mampu menjadi pilot project untuk Bali secara keseluruhan. Sanjaya juga merekomendasikan konseling kepada puskesmas tentang bagaimana usia produktif pernikahan dan bagaimana kondisi Kesehatan yang tepat untuk memperoleh keturunan. 

 

Di kesempatan itu, dokumen samara ratih langsung diserahkan oleh Bupati Sanjaya, sekaligus mengucapkan selamat kepada kedua mempelai, dan berharap agar keduanya selalu berbahagia dalam mengarungi bahtera pernikahan. Ucapan tersebut disambut sangat baik oleh pihak keluarga. Kedua mempelai pun menyatakan bahwa banyak manfaat yang didapatkan dengan mengikuti program samara ratih, sekaligus mengucap terima kasih kepada kehadiran jajaran Pemerintah Kabupaten Tabanan khususnya Bapak Bupati Sanjaya yang secara langsung hadir saat itu.[rls]



Senin, 13 Maret 2023

Presiden Jokowi Resmikan Penataan Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih

 

BALIKINI.NET | BALI — Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo meresmikan penataan fasilitas kawasan suci Pura Agung Besakih di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, pada Senin, 13 Maret 2023. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya merawat Pura Agung Besakih yang sangat disucikan oleh umat Hindu, tidak hanya umat Hindu di Bali, tetapi di seluruh Nusantara.

"Pura yang suci ini harus kita jaga, harus kita rawat dengan penuh hormat sehingga umat Hindu dan pengunjung yang datang ke Pura Agung Besakih bisa merasakan aura kesuciannya, karena dengan terjaganya kesucian, terjaga kebersihan, terjaga kerapian sekaligus menjadi tempat yang indah," ujar Presiden Jokowi.

Selain itu, Pura Agung Besakih juga selalu dipadati oleh pengunjung apalagi jika ada upacara besar, terutama Upacara Bhatara Turun Kabeh yang diselenggarakan tiap sasih kadasa. Presiden menilai, kedatangan umat dan pengunjung yang makin banyak tanpa diimbangi dengan penataan dan antisipasi ke depan akan menimbulkan kesemrawutan dan ketidaknyamanan.

"Oleh sebab itu, tahun 2021 saya perintahkan dan saya minta ke Pak Menteri PUPR--Pak Basuki--untuk melakukan penataan di kawasan Pura Besakih ini besama-sama dengan Gubernur Provinsi Bali yang dilakukan di dua area yaitu area Bencingah dan area Manik Mas, dengan membangun berbagai infrastruktur pendukung agar masyarakat makin nyaman saat bersembahyang dan Pura Agung Besakih tetap terjaga kesuciannya," jelasnya.

Kepala Negara pun menekankan bahwa pembangunan fasilitas yang bagus dan megah lebih mudah dibandingkan mengelola dan merawatnya. Untuk itu, Presiden berpesan agar fasilitas yang telah dibangun oleh pemerintah pusat dan provinsi tersebut dapat diikuti dengan pengelolaan yang baik dan profesional.

"Harus disiapkan manajemen dengan kompetensi yang baik sehingga mampu menjembatani berbagai kepentingan yang ada. Libatkan Desa Besakih dan Desa Adat Besakih, beri kesempatan kepada masyarakat juga untuk ikut berpartisipasi dan berkontribusi," tandasnya.

Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), penataan Pura Agung Besakih menelan anggaran sebesar Rp600,1 miliar (APBN Rp378,4 miliar dan APBD Rp221,7 miliar). Penataan meliputi pembangunan gedung parkir, pembangunan 267 kios besar dan 198 kios kecil, pembangunan pedestrian, hingga berbagai fasilitas umum seperti toilet, Bale Pesandekan, Bale Gong, dan area bermain anak. 

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam acara tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, dan Bupati Karangasem I Gede Dana. 


Karangasem, 13 Maret 2023
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Sabtu, 18 Februari 2023

Kodam IX/Udayana Mengucapkan Selamat Memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 H


Keluarga Besar Kodam IX/Udayana Memperingati Isra Miraj 1444 H

Selamat memperingati Isra Miraj 1444 H pada Sabtu, 18 Februari 2023. Semoga keberkahan, kebaikan, dan keridhaan Allah SWT selalu menyertai kita.

Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa. Kemudian, Rasulullah SAW meneruskan perjalanan Miraj dari Masjid Al-Aqsa ke Sidratul Muntaha.

Sidratul Muntaha disebutkan sebagai tempat di langit yang bersifat gaib, tidak mungkin dijangkau oleh pancaindera manusia, dan bahkan tak dapat dijangkau oleh akal pikiran.

Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW mengenal tanda-tanda keagungan Allah SWT. Begitu juga dengan kekuasaan dan kasih sayang-Nya kepada semua makhluk.

Maka dari itu, Isra Miraj menjadi peristiwa yang agung bagi Nabi Muhammad SAW karena mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya sebagai pengemban tugas pembawa rahmat bagi alam semesta.

Hal ini tertuang pula dalam surah Al-Isra sebagai berikut.

سُبۡØ­َٰÙ†َ ٱلَّØ°ِÙŠٓ Ø£َسۡرَÙ‰ٰ بِعَبۡدِÙ‡ِÛ¦ Ù„َÙŠۡÙ„ٗا Ù…ِّÙ†َ ٱلۡÙ…َسۡجِدِ ٱلۡØ­َرَامِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ ٱلۡÙ…َسۡجِدِ ٱلۡØ£َÙ‚ۡصَا ٱلَّØ°ِÙŠ بَٰرَÙƒۡÙ†َا Ø­َÙˆۡÙ„َÙ‡ُÛ¥ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ُÛ¥ Ù…ِÙ†ۡ Ø¡َايَٰتِÙ†َØ¢ۚ Ø¥ِÙ†َّÙ‡ُÛ¥ Ù‡ُÙˆَ ٱلسَّÙ…ِيعُ ٱلۡبَصِيرُ

Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepadanya dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Dalam perjalanan Isra Miraj ini, Nabi Muhammad SAW dan umatnya diperintahkan untuk menjalankan salat lima waktu sehari. Hal ini pun yang kemudian menjadikan seluruh Muslim di dunia wajib melaksanakan salat lima waktu.

Selasa, 25 Oktober 2022

KARYA PANGRATEP LAN NYATUR DI PURA PEDARMAN SANGGING

Gianyar , Bali Kini -Mahasubhaya Sangging Bali melaksanakan karya Pangratep lan Nyatur Purnama Kelima di Pura Pedharman Sangging Besakih, yang puncaknya dilaksanakan pada Anggara Pon wuku Ukir, 8 November 2022.



Ketua Panitia karya, Jro Dalang Wayan Martana Sangging, SE., MM., menguraikan, upacara keagamaan ini merupakan rangkaian dari Karya Agung lima tahun yang lalu   yaitu Ngenteg Linggih yang sekarang disebut upacara Nyatur atau Pengeratep Karya.


Disebutkan pula, rangkaian upacara ini akan diawali dengan nuasen karya, yang diawali dengan mareresik atau bersih bersih di seputaran area suci Pura Pedarman Sangging Kegiatan ini juga dirangkai masang wastra lan uparengga, dilanjutkan dengan upacara Negtegang Karya, 3 November 2022.


Selanjutnya pada Saniscara Ukir, 5 November 2022 dilaksanakan Mapiuning ke Batare Kawitan Sangging lan Nuwur Tirta  ring Ratu Lingsir  Pura Batu Madeg dan Paramawisesa di Pura Penataran Besakih.


Dan dilaksanakan upacara pecaruan, ngingsah, nyangling, masegeh agung, nedunan Ida Bhatara lan leluhur dan dilanjutkan dengan ritual Melasti Ngubeng.


Keesokan harinya, Redite Umanis Ukir, 6 November 2022 dilaksanakan Makalayas dilanjutkan dengan upacara Ngeligihang disertai Ngaturan Ayaban, Nunas Panugrahan utawi Mejayan jaya pengayah sami.


Sehari menjelang dilaksanakan puncak karya Pangratep, Nyatur Purnama Kelima ring Pura Pedharman Sangging di Besakih, diawali rangkaian upacara Ngelunguang Leluhur ke Pura Penataran dengan diiringi seluruh Krama Sangging dari berbagai daerah di Bali dan sekitarnya.


Setelah seluruh prosesi usai di Pura Penataran Agung Besakih, semua pralingga sesuhunan yang diikutkan dalam ritual ini, akan kalinggihang dengan diawali katuran Segehan Agung, sebelum memasuki area suci jeroan Pura Kawitan Sangging. Dengan diakhiri katuran ayaban, dilanjutkan dengan puncak karya keesokan harinya.


Pada puncak karya akan dilaksanakan upacara Pangratep, Nyatur Purnama Kelima ring Madya jeroan Pura Pedharman Sangging di Besakih. 


Dengan diiringi berbagai jenis tari pewalian upacara yang merupakan rangkaian Karya Agung sebelumnya ini, akan diikuti seluruh Krama Pasetonan Mahasubhaya Sangging Bali dan warga Sangging dari berbagai daerah di tanah air. Karena upacara ini masuk katagori langka dan agung, sekaligus sebagai ajang silaturahmi pasemetonan Mahasubhaya Sangging di tanah air.[sudar/r2]

Senin, 24 Oktober 2022

Karya Tawur Agung Nilapati Pura Batur Puncak Sari Banjar Pengukuh Desa Peguyangan Kangin

 Walikota Jaya Negara Ngayah Nopeng

Denpasar, Bali Kini - Bertepatan dengan Soma Pon Sinta, Walikota Denpasar, IGN. Jaya Negara Ngayah Mesolah Topeng Arsa Wijaya serangkaian Karya Tawur Agung Nilapati, Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung Menawa Ratna, Nyurud Ayu serta  Metatah di Pura Batur Puncak Sari, Banjar Pengukuh Peraupan Desa Peguyangan Kangin, Senin (24/10).



Sebelum upacara, di awali dengan  alunanSelonding, Gong Bheri tarian Rejang Dewa, Wayang Lemah, Topeng Keras, Topeng Tua, Topeng Penasar, Topeng Arsa Wijaya, dan Topeng Sidakarya.


Walikota Jaya Negara  mengatakan, pelaksanaan Puncak Karya Tawur Agung Nilapati Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung Menawa Ratna , Nyurud Ayu serta Metatah di Pura Batur Puncak Sari, Banjar Pengukuh Peraupan Desa Peguyangan Kangin ini adalah salah satu bentuk untuk  meningkatkan sradha bhakti  umat Hindu Kepada Ida SangHyang Widi Wasa. Apalagi di komunitas masyarakat seperti Banjar, perlu diapresiasi  bagaimana membangun sradha bhakti masyarakat melalui upakara yang dilaksanakan.


“Mengenai pelaksanaannya yang berjalan dengan semangat bergotong royong yang dilandasi spirit Vasudaiva Kutumbakam, Pemkot Denpasar apresiasi di mana muncul kemandirian dan kesadaran masyarakat sehingga manfaat yang kita peroleh dalam penyelenggaraan upacara keagamaan yang dikenal dengan istilah Tri Guna Karya serta Satwika Karya dapat kita peroleh dengan baik” kata Jaya Negara.


Walikota Jaya Negara juga mengharapkan setelah dilaksanakannya Upacara Karya Tawur Agung Nilapati Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung Menawa Ratna, Nyurud Ayu dan Metatah di Pura Batur Puncak Sari, Banjar Pengukuh Peraupan Desa Peguyangan Kangin ini seluruh umat terutama penyungsung dan pengempon dapat terus meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.


“Tentu pelaksanaan Yadnya ini sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Kami berharap kedepan upacara Yadnya ini dapat memberikan energi positif yang dapat memancarkan hal positif bagi umat serta menetralisir hal- hal negatif dilingkungan desa setempat,” katanya.


Manggala Karya, I Ketut Nurjana mengatakan upacara ini di gelar karena telah rampungya pamugaran Pura Batur Puncak Sari secara keseluruhan. Dimana upacara sudah di mulai sejak 25 September 2022 lalu dengan matur piuning nanceb tetaring. Dan pada hari ini 24 Oktober 2022 merupakan puncak karya.


“Kami sangat berterimakasih dengan hadirnya Bapak Walikota IGN Jaya Negara, sekaligus memberikan punia dan menandatangani  prasasti pura. Dengan berlangsungnya upacara ini ke depannya dapat merubah pola pikir masyarakat, bahwa semua tempat yang kita sucikan itu harus dan wajib dijaga, baik keindahan  kebersihan maupun kesuciannya,” katanya.


Ketut Nurjana menambahkan upacara serta persembahyangan ini dipuput Ida Pandita Mpu Yoga Daksana Pramitha dari Griya Batur Sari Peraupan. (ays/r3)

Kamis, 04 November 2021

Wali Kota Jaya Negara Tangkil Dalam Upacara Padudusan di Pura Luhur Dalem Mutering


 Teks Foto : Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Denpasar, I Gusti Ngurah Gede menghadiri Upacara Pedudusan Alit, Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Desa Adat Kesiman, Kamis (4/10).


Denpasar ,Bali Kini - Upacara Pedudusan Alit digelar di Pura Luhur Dalem Mutering Jagat, Desa Adat Kesiman yang bertepatan dengan Rahinan Sugihan Jawa, Tilem Sasih Kalima, Kamis (4/10). Pelaksanaan upacara digelar dengan disiplin prokes yang ketat dan tampak kehadiran warga masyarakat desa setempat melaksanakn persembahyangan.


Tampak hadir pada pelaksanaan upacara Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Denpasar, I Gusti Ngurah Gede. Dalam kehadiran tersebut Jaya Negara berbaur dengan masyarakat desa setempat melaksanakan persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Putra Bajing, dari Griya Tegal Jingga, Desa Sumerta Kaja, Denpasar Timur. Tampak hadir pula Camat Denpasar Timur Wayan Herman, Bendesa Adat Kesiman Jero Mangku Ketut Wisna dan tokoh masyarakat desa setempat.


Wali Kota Jaya Negara didampingi Kabag Kesra Setda Denpasar, Made Raka Purwantara disela-sela menghadiri pelaksanaan upacara Pedudusan Alit pura setempat mengharapkan kepada masyarakat untuk selalu disiplin menerapkan  prokes dalam melindungi diri dan sesama. Terlebih dalam pelaksanaan upacara agama yang saat ini dilaksananakan di Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Desa Adat Kesiman yang telah melaksnakan disiplin prokes. “Semoga dengan pelaksanaan upacara ini harapan kita bersama Ida Sang Hyang Widi Wasa dapat memberikan berkah kepada kita semua dan kerahayuan jagat dalam siatuasi pandemi saat ini,” kata Jaya Negara  sembari mengucapkan Selamat Hari Suci Galungan 10 Nopemberi 2021 dan Hari Suci Kuningan pada 20 Nopember. Momentum ini hendaknya dimanfaatkan masyarakat khususnya umat Hindu untuk menjadikan Hari Suci Galungan dan Kuningan untuk senantiasa selalu meningkatkan srada bhakti kehadapan Ida Shang Hyang Widi Wasa.


Sementara Ketua Panitia Pelaksaan Upacara Pedudusan Alit Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Kesiman, Made Kartika menyampaikan pelaksanaan Upacara Pedudusan Alit dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Hal ini sekaligus disertai dengan upacara Penuwuran Mangku Prakulit, sebagai pendukung dalam pelaksanaan setiap upacara keagamaan di pura yang ada. “Upacara yang dilaksankan kali ini sudah dilaksnakan sejak tanggal 25 Oktober dari upacara matur piuning hingga pada puncak karya saat ini dilaksananakan Upacara Pedudusan Alit, dan penuwuran pemangku sebanyak 30 orang dari pemangku pengiring dari pura pengerob di Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman,” ujarnya.


Lebih lanjut disampaikan 31 Banjar Adat di Desa Adat Kesiman yang menjadi pengempon Pura Luhur Dalem Mutering Jagat, dan Upacara Pedudsan Alit ini didukung penuh Bendesa Adat Kesiman. “Kami selaku panitia juga mencoba untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik. Jadi setiap ada masyarakat yang hadir untuk melakukan persembahyangan dilakukan pengcekan di depan Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman,” ujarnya. (Pur/3)

Minggu, 20 Desember 2020

Kaskostrad Tutup Latihan Pembentukan Taipur VIII Kostrad

Kaskostrad Tutup Latihan Pembentukan Taipur VIII Kostrad

BALI KINI ■ Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kaskostrad) Mayjen TNI Ainurrahman menutup Latihan Pembentukan Taipur VIII Kostrad TA 2020 di Lapangan Sub Detasemen Pemeliharaan Daerah Latihan (Subdenharrahlat) Kostrad Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, kemarin.

Tujuan pembentukan latihan Taipur ini adalah untuk melatih dan membentuk prajurit satuan jajaran Kostrad menjadi prajurit Taipur yang memiliki kemampuan khusus dalam melaksanakan tugas operasi di berbagai bentuk medan baik di rawa laut, hutan gunung dan perkotaan. 

Dalam amanatnya, Kaskostrad membacakan amanat Pangkostrad mengatakan, jika  sasaran dari latihan yang ingin dicapai adalah terwujudnya prajurit Taipur Kostrad yang memiliki kemampuan khusus dalam melaksanakan tugas operasi lawan gerilya, pertempuran pemukiman dan perkotaan, pertempuran jarak dekat, tugas intelijen sandhi yudha serta intelijen tempur aspek laut.

“Sebagai prajurit yang telah dilatih dan memiliki kualifikasi khusus, sungguh saya menaruh harapan yang besar pada kalian semua, agar selepas latihan ini, setiap prajurit Taipur memiliki tanggung jawab moral untuk senantiasa memelihara dan mengembangkan kemampuan yang sudah diperoleh selama latihan dengan sebaik-baiknya," katanya. 

"Karena dengan berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, sebagai prajurit Taipur kalian telah mempunyai modal dasar yang cukup guna menyongsong tugas-tugas yang akan datang,” ungkap Pangkostrad.

Untuk itu, lanjut Pangkostrad, pelihara dan tingkatkan terus kemampuan yang telah kalian peroleh selama mengikuti latihan. Prajurit Taipur merupakan kebanggaan Kostrad yang selalu siap kapanpun dan dimanapun ditugaskan untuk menjaga kehormatan Kostrad dengan meraih keberhasilan dalam setiap penugasannya.

Dalam kesempatan ini, tampak hadir Mantan Menhan RI Ryamizard Ryacudu, beliau adalah penggagas sekaligus pendiri satuan Taipur pada tahun 2001, pada saat menjabat sebagai Panglima Kostrad dengan tujuan agar Kostrad memiliki satuan khusus dengan kualifikasi khusus yang mampu melaksanakan operasi pengintaian dan eksekusi langsung di sasaran.

Satuan Taipur tersebut selain memiliki kemampuan tempur khusus juga dilengkapi dengan peralatan tempur khusus, seperti alat selam tempur close circuit, kendaraan bawah air dan berbagai jenis senjata canggih lainnya. (Pen/R-01).

Sabtu, 09 Mei 2020

Memaknai Tumpek Uye Sebagai Perwujudan Kasih terhadap Binatang

Denpasar,BaliKini.Net - Tumpek Uye atau yang lazim disebut Tumpek Kandang sebagai tradisi Hindu Bali, dilaksanakan setia 6 bulan sekali pada Sabtu Kliwon Wuku Uye menurut perhitungan kalender Bali-Jawa.

Mengutip dari web.parisadahindudharma bahwa diantara sekian banyak hari raya Hindu di Bali, satu di antaranya adalah hari untuk memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa melalui pemeliharaan atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau peliharaan. 

Umat Hindu di Bali menyebut hari itu adalah hari Tumpek Kandang atau Hari Tumpek Uye. Pada hari ini umat Hindu membuat upacara memuja keagungan Tuhan Yang Mahaesa sebagai Siva atau Pasupati, yang memelihara semua makhluk di alam semesta ini. 

Pemujaan kepada Tuhan Yang Mahaesa ini diwujudkan dengan memberikan upacara selamatan terhadap semua bintang, khususnya binatang ternak atau piaraaan.

Bagi mereka yang bukan masyarakat Bali tentunya bertanya. Kenapa orang Bali bisa memuja binatang ? Menurut tokoh muda spiritual Bali, Jro Paksi bahwa pertanyaan itu sangat wajar, karena terkesan memuja binatang. Tetapi tidaklah binatang yang di puja. Lalu.?

Dijelaskannya, di Bali selain hari Tumpek Uye atau Tumpek Kandang, terdapat juga lima jenis Tumpek yang lain, yaitu Tumpek Bubuh atau Tumpek Wariga yakni upacara selamatan (upacara) untuk tumbuh-tumbuhan.

Kemudian ada Tumpek Landep, selamatan untuk senjata, Tumpek Kuningan, selamatan untuk gamelan, Tumpek Wayang, selamatan untuk wayang dan Tumpek Krulut, selamatan untuk unggas. 

Namun, demikian Jro Paksi menyebut bahwa tradisi upacara selamatan untuk unggas ini kini digabungkan pada hari Tumpak Uye ini. Sehingga di tumpek Krulut dijadikan simbol ke agungan sang angkasa.

Menurutnya, Tumpek Kandang pada hakekatnya untuk memuja Tuhan Yang Mahaesa, Siwa yang disebut Rare Angon yang  menggembala makhluk. 

"Jadi, dalam setiap upacara tumpek yang dipuja adalah Tuhan Yang Mahaesa. Tentu bukan memuja binatang, atau  tumbuh-tumbuhan, senjata berupa besi, gamelan dan sebagainya," ungkal Jro.

Dengan demikian hendaknyalah manusia selaras dan hidup hamonis dengan alam semesta, khususnya bumi ini dan dengan ciptaan-Nya yang lain, termasuk tumbuh-tumbuhan dan binatang.

Terlebih di tengah pandemi saat ini, lanjut Jro bagaimana manusia diharuskan untuk menjaga diri kita (disiplin jaga kesehatan), lingkungan dan semua mahluk dimuka bumi ini.

"Dalam ajaran Hindu, semua makhluk diyakini memiliki jiwa yang berasal dari Tuhan Yang Mahaesa. Sebagaimana dikutip dari Yajurveda XVI.48, isinya "Berbuatlah agar semua semua makhluk hidup berbahagia," jelasnya.

Tuhan Yang Mahaesa dapat mengambil wujud-wujud tertentu sebagai yang didambakan oleh umat manusia. Ia hadir berwujud atau tidak berwujud (Sarupa atau Nirrupa), personal atau impersonal sesuai dengan kemampuan manusia. 

Dari semua ulasan tersebut, demikian Jro Paksi dari Pererepan  Sari, Denpasar menyebut bahwa intinya adalah ELING atau mengingat. Makna dari tumpek Kandang adalah eling ring wid atau kulit kita atau asal muasal kita. 

"Kita sering lupa dengan asal kita. Lupa siapa kita, mengabaikan orang tua dan leluhur. Mengabaikan alam ini. Jadi saatnya di era kekinian dalam kondisi pandemi saat ini, kita tersadarkan untuk ingat sang pencipta dengan menjaga alam lingkungan beserta ciptanya," pungkasnya. (Ar/R5)

Sabtu, 21 Maret 2020

Mohon Keselamatan Agar Terhindar dari Serangan Covid – 19

Denpasar,BaliKini.Net - Seluruh anggota Perkumpulan Pasraman Indonesia (PPI) bersepakat untuk melaksanakan doa secara serentak pada Jumat, 20 Maret 2020 untuk keselamatan diri, lingkungan, negara dan alam dari berbagai bencana, khususnya wabah Covid 19. Kesepakatan itu diambil setelah rapat online pengurus dan anggota Perkumpulan Pasraman Indonesia beberapa waktu lalu. 

Hal itu disampaikan Ida Rsi Acharya Agni Budha Wisesanatha Rabu, 18 Maret lalu terkait dengan semakin memburuknya situasi akibat serangan Coronavirus Disease-19 atau Covid-19.  Pembina Umum Paiketan Krama Bali ini sangat mengapresiasi gerakan doa serentak ini sebagai wujud tanggung jawab moral para Pandita kepada masyarakat luas. 

Menurut Ida Rsi, Veda Poshana Ashram (VPA) sebagai bagian dari PPI juga akan melaksanakan Homa Yadnya (Agni Hotra) di rumah masing-masing pada saat yang sama Jumat, 20 Maret 2020, pk. 19.00.  Untuk memberikan rasa aman melalui doa ini, para anggota PPI dan VPA sepakat untuk menyebarkan kegiatan doa ini melalui  gambar/video pendek dan di-share ke WA VPA Grup untuk diteruskan ke PPI dan akan di upload atas nama gerakan doa bersama PPI.

Ketua Umum VPA Pusat, Ida Sri Bhagawan Agni Yogananda mengatakan, sesunggungnya beberapa Pandita VPA dan hotri sudah banyak melakukan doa khusus ini atas inisiatif sendiri. “Ada yang sudah melakukan 11 hari berturut-turut, ada yang sedang berjalan dan ada yang baru mulai. Khusus Tanggal 20 Maret 2020, kami persilakan ada yang mengirim gambar dan atau video pendek para anggota tentang kegiatan doa dan Homa Yadnya untuk dipublikasikan sebagai dukungan psikologis kepada masyarakat” ujar Ida Bhagawan Yogananda. 

Menurut Ida Sri Bhagawan,  dalam lontar Rogha Sanghara Bumi dinyatakan jika terjadi bencana,wabah,kegeringan maka wajib menyelenggarakan homa traya. Beliau mengutip Pustaka suci sebagai berikut : Brahma wisnu maheswaram sarwa papa ca murcayet sarwa dosa haro hara, sarwa papa praharinam. Artinya : Dewa Bahma, Wisnu dan Maheswara akan membuat tak berdaya segala kekuatan dan energi negatif. Mantram ini dimuat dalam Stuti dan stawa pemujaan pendeta Hindu di Bali. Beliau sudah melakukan Homa Traya di Batu Dawa, Kubu, Karangaem.

Sebelumnya, Ketua umum PPI, Guru Sri Hasta Dala mengatakan, setiap Pasraman anggota PPI memiliki berbagai cara sembahyang sehingga, pihaknya mempersilahkan para anggota menggunakan sarwa cara sesuai dengan yang berlaku di Pasramannya masing-masing (ram/r4).

Minggu, 21 Januari 2018

Karya Atma Wedana Kinembulan Desa Adat Baha

Mangupura ,Balikini.Net - Masyarakat Desa Adat Baha melaksanakan Karya Atma Wedana secara massal yang merupakan agenda setiap 3 tahun sekali. Acara ini dihadiri Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, anggota DPRD Badung I Nyoman Satria, Camat Mengwi I Gst. Ngr. Gede Jaya Saputra beserta Tripika Kecamatan, tokoh masyarakat serta masyarakat setempat, di Wantilan Desa Adat Baha, Sabtu (20/1) lalu.

Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menyampaikan, pelaksanaan Karya Atma Wedana yang dilaksanakan oleh krama Desa Adat Baha ini yang didasari Perarem krama yang disebut dengan karya Atma Wedana Kinembulan secara bersama, patut kita apresiasi dan patut didukung serta didorong. Karena pelaksanaan Karya Atma Wedana Kinembulan ini dapat kita petik berbagai hikmah dan manfaat diantaranya; melalui pelaksanaan karya Atma Wedana ini dapat dilakukan konsulidasi kemasyarakatan untuk lebih mempererat jalinan dan hubungan Pawongan di masyarakat melalui pelaksanaan yadnya, karena perbedaan apapun yang ada di masyarakat akan kembali menyatu dan semakin meningkat komunikasinya. Dalam pelaksanaan yadnya Kinembulan ini juga dapat dijadikan momentum untuk menyatukan persepsi dalam penyelenggaraan kegiatan ajaran-ajaran agama tersebut. "Disamping itu pelaksanaan karya Atma Wedana Kinembulan dari segi ekonomis juga dapat lebih hemat, efisien, efektif dan produktif karena kegiatannya ditanggung bersama-sama, " katanya.

Sementara itu Bendesa Adat Baha I Made Ngastawa melaporkan, pelaksanaan Karya Atma Wedana yang dilakukan didasari atas Perarem Desa Adat Baha yaitu; karya Atma Wedana yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Karya Atma Wedana ini diikuti; Nyekah sebanyak 47 Sawa, Ngelungah 32 Sawa, Ngelangkir 10 Sawa, Ngeraja Suwala dan Ngeraja Singa 16 orang, Metatah 16 orang dan Mepetik 35 orang. Dana yang dihabiskan untuk melaksanakan karya Atma Wedana ini berasal dari bantuan Pemerintah Kabupaten Badung, sehingga krama Desa Adat Baha melakukan yadnya secara gratis.[bdg/r5]

Rabu, 20 Desember 2017

Sulinggih, Pemangku Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Khayangan Jagat dan Kahyangan Tiga dapat Punia

Mangupura ,Balikini.Net - Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta betul-betul menjalankan komitmennya dalam upaya mendukung seni, adat, agama dan budaya di Kabupaten Badung. Tidak hanya membantu dalam hal pembangunan fisik dan sarana prasarana saja, namun Bupati yang terkenal bares ini kembali mengambil langkah cerdas dengan memberikan punia kepada para Sulinggih dan Pemangku Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Kahyangan Jagat serta Pemangku Kahyangan Tiga se-Kabupaten Badung. Penyerahan punia dilakukan oleh Bupati Giri Prasta bersama Ketua DPRD Badung Putu Parwata dan Kadis Kebudayaan Badung IB Anom Bhasma, Rabu (20/12) di Ruang Kertha Gosana Puspem Badung.

Bupati Badung Giri Prasta menyampaikan terima kasih kepada para Sulinggih dan para pemangku di Kabupaten Badung yang sudah ngrastitiang jagat badung sehingga jagat badung saat ini tetap dalam kondisi yang baik serta masyarakat sejahtera. "Kami atas nama pemerintah dan masyarakat badung menghaturkan terima kasih kepada Sulinggih dan pemangku sebagai hulu, yang telah ngrastitiang jagat badung baik skala maupun niskala, sehingga masyarakat badung dapat hidup saling asah, asih, asuh, salunglung sabayantaka menuju jagat badung gemah ripah loh jinawi," terangnya. Bupati juga tidak lupa selalu memohon tuntunan para Sulinggih agar pemerintahan kabupaten badung dapat melaksanakan program-program kepemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan baik yang muaranya untuk kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Badung.

Mengenai pemberian punia ini, kata Bupati sebagai salah satu komitmen dalam melaksanakan program prioritas dibidang seni, adat, agama dan budaya. Bupati menyadari tugas dari pemangku cukup berat sebagai "jan banggul" ida bhatara pada saat pelaksanaan pujawali. Untuk itu Bupati berani mengambil kebijakan dengan memberikan punia kepada pemangku Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Kahyangan Jagat dan Kahyangan Tiga. "Kami tegaskan, punia untuk Pemangku Khayangan Tiga,  di tahun 2018 akan kami tingkatkan dari 500 ribu menjadi 1 juta. Dan punia pemangku lainnya kami akan sesuaikan, " jelasnya seraya menambahkan untuk tahun 2018 Pemangku Mrajepati juga akan diberikan punia dari Pemkab Badung.

Kadis Kebudayaan Badung IB Anom Bhasma melaporkan, untuk masing-masing Sulinggih diberikan punia sebesar Rp. 1,5 juta per bulan, sementara Pemangku Sad Kahyangan, Pemangku Dang Kahyangan dan Pemangku Kahyangaan Jagat sebesar Rp. 750 ribu per bulan, sedangkan untuk Pemangku Kahyangan Tiga sebesar Rp. 500 ribu per bulan dan diberikan tiga bulan sekali. Total punia yang diberikan sebesar Rp. 546.500.000. Punia diberikan kepada 216 sulinggih, 38 pemangku sad kahyangan, dang kahyangan dan kahyangan jagat serta 388 pemangku kahyangan tiga. "Di tahun 2018 Pemkab Badung juga akan memberikan punia kepada Pemangku Prajepati," terangnya. [bdg/r6]

Selasa, 26 Juli 2016

Ngaben Masal Sawa Preteka Banjar Adat Poyan

Balikini.Net  - Kebersamaan dan semangat gotong-royong masih terasa sangat kental di dalam kehidupan masyarakat Tabanan. Sangat sering, kegiatan seperti Ngaben masal serta penggalian dana untuk pembangunan Desa, dan lain sebagainya dilakukan secara bersama-sama. Kali ini Banjar Adat Poyan, Luwus Baturiti melaksanakan kegiatan ngaben masal, mulai dikerjakan pada 6 juni lalu dan pelebon (puncak kegitan) pada 29 juli yang akan datang. Sifat kebersamaan dan semangat Gotong-royong terebut mendapat apresiasi dari Pemkab Tabanan. Acara Ngaben masal Sawa Preteka tersebut secara langsung dihadiri Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya didampingi oleh Anggota DPR RI I Made Urip, Beberapa anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Perbekel dan tokoh adat setempat, Selasa (26/7).

Sebelumnya diterangkan, bahwa ngaben masal ini melibatkan Masyarakat banjar adat poyan, itu terbukti dengan dikenakannya patus (iuran) berupa 5 buah kelapa, 5 kilo beras dan uang Rp.100 ribu per Kepala Keluarga dari 275 KK yang ada di Banjar Adat Poyan. Adapun sawa yang diikutkan berjumlah 57 sawa dan termasuk satu diantaranya berupa watang, serta terdapat 9 ngelungah. Masing-masing sawa dikenakan urunan (biaya) sebesar Rp.5 juta dan ngelungag dikenakan biaya sebesar Rp.500 ribu, lapor I Wayan Jengki, ketua panitia acara.

Dijelaskannya juga, dari semua urunan, baik dari sawa, ngelungah, dan urunan banjar adat terkumpul dana sebesar Rp.312 juta dan itu juga sudah termasuk penggalian dana di sela acara. Dari sekian dana yang terkumpul, sampai saat ini pengeluaran dari kegiatan ini telah mencapai Rp.350 juta.

Ditambahkan juga, kebersamaan dan gotong-royong tidak akan berarti apabila didalam pelaksanaannya tanpa didasari dengan hati yang tulus ikhlas. Dikatakan, yadnya yang kita laksanakan takkan berarti tanpa dilandasi dengan hati yang tulus ikhlas.(tb/r6)

Senin, 25 Juli 2016

Pemkab Bangli Ngaturang Penganyar Di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

bupati bangli
BANGLI-Balikini.Net-Pemerintah Kabupaten Bangli melaksanakan upacara Bakti penganyar di Pura Mandara Giri Semeru Agung Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Sabtu (23 Juli 2016) lalu.Ngaturang bakti penganyar tersebut merupakan rangkaian dari Pujawali  di Pura tersebut, yang pucaknya sudah dilaksanakan bertepatan dengan purnama kasa dan juga bersamaan hari anggara kliwon kulantir pada tanggal 18Juli 2016 yang lalu. Bakti penganyar Pemkab Bangli dipimpin langsung oleh Bupati Bangli I Made Gianyar beserta Nyonya Erik Gianyar serta seluruh pimpinan unit kerja di Lingkungan Pemkab Bangli.

Bupati bangli Made Gianyar mengatakan, ngaturang bakti penganyar ini merupakan acara rutin  yang dilaksanakan setiap tahun  di Pura Mandara Giri Semeru Agung  dan upacara penganyar ini sebagai wujud bhakti kehadapan Ida Bhatara Bhatari yang berstana di Pura Mandhara Giri Semeru Agung dan guna memohon keselamatan dan kesejahteraan alam semesta beserta isinya . Serangkaian ngaturang bakti penganyar tersebut juga digelar tarian sakral seperti topeng sida karya yang ditarikan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bangli dan tari rejang dewa dan pendet, Bakti penganyar tersebut di puput oleh Ida Pedanda Mas Dwija Putra Baturiti”ungkapnya.

Salah satu panitia karya I Made Jabur mengucapkan atas nama umat hindu di Lumajang menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Bangli yang telah melaksanakan ngaturang bakti penganyar sehingga upacara puja wali  berjalan seperti apa yang diharapkan, karya pujawali tersebut berakhir dan Ida Betara mesined akan dilaksanakan hari Sabtu Umanis Tolu tanggal 30 Juli 2016 yang akan datang”pungkasnya. (Anggi/r6)

Jumat, 22 Juli 2016

Jelang Ajaran Baru SMPN 3 Bangli Gelar Upacara Upanayana

rajah (balikini.net)
Balikini.Net---Sudah menjadi tradisi setiap tahun ajaran baru pihak SMPN 3 Bangli menggelar upacara Upanayana bagi siswa baru .Upacara yang diperuntukan bagi siswa baru itu,  dilasanakan di Pura Silayukti, Selasa (19/07/2016) lalu.Upacara ini diikuti 259 siswa.  Dalam ritual ini,  lidah para siswa  dirajah dengan aksara suci  “ Ongkara “.  Upacara  Upanayana dipuput Ida Pedanda dari Gerya  Sidawa.

Menurut Kepala sekolah SMPN 3 Bangli I Nengah Suardana  saat dikonfirmasi , Jumat( 22/07/2016) mengungkapkan  upacara upanayana peruntukanya bagi siswa baru yang  memeluk agama Hindu.  Kata dia, untuk upacara upanayana tahun ini dilaksanakan di Pura  Seleyukti, Klungkung.  “Makna dari dilaksanakan upcara upanayana ini  adalah  sebagai proses penyucian diri bagai siswa baru  sebelum  mengalami  masa   belajar di sekolah . Dengan harapan  siswa  dalam menempuh pendidikan diberikan kemudahan serta ingatan yang tajam,”katanya.

 Kata dia, upcara upanayana diisi dengan ritual  merajah lidah siswa dengan aksara suci. Maknanya agar  siswa nantinya  bisa  berprilaku sopan , berbicara  dengan baik  dengan siapapun . Dalam upacara ini siswa juga dipasangi “ karawista”  yang berupa  tiga helai alang-alang  yang dirangkai sedemikian rupa hingga bagian depan/ujungnya membentuk lingkaran (windu) dan titik (nada). “Hal ini  merupakan simbolisasi dari Aksara Suci OM- yang tersusun melalui Bija Aksara A-U-M,”sebut Suardana.

Papar Suardana untuk kegiatan upanayana  dikemas  dalam bentuk titrayatra. Siswa diajak sembahyang di pura kayangan jagat yang radiusnya dekat dengan pura Sileyukti , seperti  bersembahyang dipura  Goa Lawah  dan Watuklotok. “Kita harap dengan upacara ini siswa bisa menempuh pendidikan dengan baik,”papar dia.

Disebutkan, tidak saja siswa baru yang mengikuti ritual, bagi siswa yang lulus  pun dilaksanakan upacara . Bagi siswa yang telah mengakhiri menempuh pendidikan di SMPN 3 Bangli, dibuatkan upacara pawintenan atau yang dikenal dengan istilah Samawartana . Untuk  upacara samawartana dilaksanakan di sekolah. “Samawartana merupakan pemberian pengesahan terhadap para siswa  yang telah lulus dalam menempuh pendidikan selama tiga tahun di SMPN 3 Bangli "pungkasnya.(Anggi/r6)

.

Kamis, 21 Juli 2016

Karya Maligia Lajur di Geriya Manuaba Kaler Kauh Bangli

27 PENDETA (BALIKINI.NET )
Balikini.Net--- Dipuput 27 sulinggih,   diikuti  60 pengiring   Geriya Manuaba Kaler Kauh , Bangli menggelar Karya Maligia Lajur, yang puncaknya jatuh pada  3 Agustus 2016. Karya Maligia Lajur ini dipusatkan di Tegal Sukla, bilangan LC. Uma Bukal Bangli. Karya Malgia Lajur  bakal dipuput 27 Sulingih dan mengikutkan sekitar 60 pengiring  di bilangan Banjar Brahma Bukit. Sementara, Jumat (22/7), bakal dilaksanakan upakara Malik  Sumpah, yang bakal dipuput  5 Sulingih.

Panatuan di lokasi upacara, Kamis (21/7) mendekati hari H (puncak karya) Maligia Lajur, kesibukan para sisia mulai meningkat.  Para sisia yang datang dari sejumlah banjar dari empat kecamatan serta dari Kabupaten Kelungkung,  tampak silih berganti berdatangan untuk ngayah. Mereka tidak saja nyayah dalam menyiapkan upakara. Malahan sejak persiapan karya, ratusan sisia setiap hari telah ngayah membangun  tetaring maupun bangunan lainnya. “Semua bangunan ini dikerjakan secara gotong-royong oleh para sisia. Mereka tidak saja menyumbangkan tenaga, namun mereka juga sampai membawa bahan bangunan,”jelas  Manggala Karya Maligia Lajur Ida Bagus Ngurah Gede, didampingi  Ida Bagus Ludra serta  Ida Bagus  Gede Giri Putra, yang juga Sekda Kabupaten Bangli.

Menurut mantan Camat Ubud ini,  Karya Meligia Lajur  persiapannya  telah dimulai Kamis ( 21/3) lalu dan akan berakhir 12 Agutus 2016 nanti. Sementara puncak karya bakal dilaksankan mulai tanggal 2 hingga 5 Agustus mendatang. “Karya Maligia Lajur ini bakal dipuput oleh 27 Sulinggih,”paparnya. Lanjut menambahkan,  karya  Maligia Lajur  sejatinya telah dilakukan sebanyak 3 kali, yakni tahun 1962, 1982. 1989 dan  tahun 2016 ini.  Dimana, tahun ini karya Maligia Lajur bakal mengupacarai 3 sulinggih, yakni Ida Pedanda Nyoman Putra (mantan Bupati Bangli), yang meninggal 10 Oktober 2010,  Ida Pedanda Nabe Abra Sunuhun  Ida Pedanda Istri Kanya Patni dan Ida Pedanda Nabe Putra Gunung  Disamping itu, Karya Maligia Lajur bakal diikuti sebanyak 60 pengiring.

Sementara saat disinggung makna dari Karya Maligia Lajur jelas  IB. Ngurah Gede, hakikatnya upacara  Maligia Lajur hampir sama dengan upacara atma wedana. “Jadi tujuannya untuk menyatukan atma dengan Ciwa loka atau disebut dengan  amor ing Ciwa,”tegasnya.

Jelas dia, pada puncak Karya Ligya Lajur, Buda Kliwon Gumbreg (3/8-206)  bakal dilaksanakan upacara Ngening, Penyetitian  dipuput enam sulinggih dianataranya Ida Pedanda Rai Ketewel dari Geriya Babakan, Ida pedanda Made Rai, dari Geriya Losan Bukit Bangli, Ida Pedanda Wayahan Tianyar, Karangasem, Ida pedanda Telabah, Geriya Badung, dan Ida Pedanda Mas Beluang, Sanur serta Ida pedanda Putra Alangkajeng, Nongan Karangasem. Pada puncak karya diiringi persembahan Wayang Lemah, Topeng Sidakarya, Baris Wewalian, Gong Gede dan Rejang Dewa.  “Untuk tanggal 5 Agustus langsung dilaksanakan upacara metetangi, pekideh dan mepeeed. Dan dilanjutkan dengan upacara perelina di Pantai Masceti, Gianyar,”imbuh IB. Giri Putra.

Selanjutnya Ida Bagus Ngurah Gede menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada sisia, krama desa pakraman dan seluruh komponen. Karena atas dukungannya, upacara Maligia Lajur ini bisa berjalan lancar. “ Tyang keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut mendukung terlaksananya upacara ini”pungkasnya(Anggi/r7).

Minggu, 10 Juli 2016

Upacara Metatah Massal Gratis Di Puri Peguyangan

metatah massal (balikini.net )
Bertepatan dengan redite ukir minggu (10/7) Puri Peguyangan Denpasar, menggelar Mepanes/ Metatah Massal, Upacara ini merupakan rangkaian dari
Karya Atma Widana atau Memukur terhadap mendiyang Anak Agung Putu Agung Tirta , yang di ikuti 64 warga peguyangan . upacara yang di mulai dari dini hari pukul 04:00 wita berjalan dengan khusuk .

Prosesi upacara Mepanes/Metatah Massal ini diawali dengan gendang yang di puput Ida Pedanda Gede Oka Arga dari Griya Bindu Kesiman  , yang menarik dari rangkaian Upacara Mepanes/Metatah Massal ini, masih tetap mempertahankan adat dan budaya dengan mengusung satu pertastu peserta .
Menurut pengelingsir Puri Peguyangan Anak Agung Ngr Widiada Upacara mepandes massal ini gratis bagi warga ada sebayak 55 peserta 6 warga puri 10 semeton 39 warga .

Sesepuh Puri AA Ngr Widiada menegaskan upacara ini merupakan bakti terhadap anak kepada leluhur , selain itu juga merupakan kebersamaan Puri dengan warga  sebagai salah satu bagian dari masyarakat selain bisa memberikan pengayoman puri juga berpungsi sebagai pusat budaya saat ini. selain itu widiada juga menegaskan . “Metatah ini merupakan suatu tradisi bagi umat Hindu pada khususnya tatkala anak itu sudah dewasa serta berupaya menghilangkan rasa atau sifat sadripu untuk anak-anak yang diacarai hari ini yang merupakan bagian dari manusa yadnya” ujarnya. 

Sementara sejumlah peserta mengakaui mengikuti upacara ini. adalah suatu kebanggaan baginya didalam era sekarang ini warga atau braya akan menjadi di ringankan dengan bergotong royong mereka terbantu dengan biaya yang cukup tinggi bisa diatasi . (Dearna )


© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved