-->

Senin, 19 Agustus 2024

Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang Raih Doktor "Cum Laude" di Unhas


MAKASSAR , BALI KINI -
Brigjen. Pol. (Purn.) Drs. Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum, yang saat ini menjabat Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), berhasil meraih gelar doktor dengan predikat cum laude, setelah dengan lantang mampu mempertahankan disertasinya berjudul "Model Collaborative Policy Innovation dalam Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Kawasan Pesisir Wilayah Perbatasan di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara" pada ujian promosi di hadapan dewan penguji, di Aula Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM), Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Jl Perintis Kemerdekaan, Senin (19/08/2024). 


Ujian promosi ini dipimpin langsung Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc yang juga bertindak selaku promotor, didampingi Prof. Dr. Muh Akmal Ibrahim, M.Si selaku kopromotor, Prof. Dr. Moch. Thahir Haning, MSi selaku kopromotor, Dr. Eng. Abdul Rachman Rasyid, ST, MSi selaku penguji internal, Prof. Dr. Ir. Budimawan, DEA selaku penguji internal, Prof. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil, PhD selaku penguji internal, dan Prof. Dr.Ing. Ir. Daud Nawir, ST, MT, IPM AseanEng.


Ikut hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolda Kaltara Irjen. Pol. Hary Sudwijanto, SIK., MSi, Sekretaris Provinsi Kaltara Dr. H. Suriansyah, MAP, Kajati NTT, Walikota Tarakan, para alumni SMANSA 82 Makassar, para alumni SMP Poso, para staf ahli, keluarga dan beberapa undangan lainnya.


Pada pemaparan disertasinya, Zainal Arifin Paliwang yang didampingi istri tercinta, Hj Rahmiah, SH menyampaikan, Kabupaten Nunukan menghadapi banyak polemik terutama terkait peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat serta pengembangan sumber daya lautnya. 


Selama ini, masyarakat pesisir sering dipandang sebagai masyarakat tertinggal secara ekonomi, padahal secara normatif, masyarakat pesisir seharusnya merupakan masyarakat sejahtera karena potensi sumber daya alamnya yang besar.


"Permasalahan nelayan dan masyarakat pesisir merupakan permasalahan kompleks, sehingga usaha pemberdayaannya membutuhkan perhatian serius dan kajian yang mendalam oleh berbagai pihak," ungkap pria kelahiran Makassar 6 Desember 1962 ini.


Menurut mantan Wakapolda Kalimantan Utara ini, potensi ekonomi melalui kewirausahaan di wilayah pesisir Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara sangat besar, karena volume perdagangan cukup besar. 


"Maka, potensi tersebut harus dimanfaatkan secara optimal. Dinamika ini menjadi landasan awal bagi pemerintah daerah mengoptimalkan inovasi kebijakan," tegas Zainal yang juga menjabat Ketua Umum IKA SMANSA 82.


Terkait invasi kebijakan pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan pengembangan potensi laut Kabupaten Nunukan, sangat dibutuhkan kolaborasi dengan asumsi, (1) belum adanya komitmen dasar yang diinisialisasi para pemangku kepentingan untuk menghasilkan dan merumuskan kebijakan inovatif dalam mendukung peningkatan kesejahteraan  sosial dan ekonomi masyarakat pesisir.


Kemudian, (2) faktor penyebab timbulnya inovasi kebijakan serta Upaya untuk menyebarkan inovasi ke dalam kebijakan, masih didasari pada motivasi kelompok secara parsial.


Dan, (3) kapasitas para aktor untuk melakukan aksi bersama masih sangat terbatas. Hal itu didasari bahwa di Kabupaten Nunukan belum terdapat pengaturan prosedur dan institusi bersama untuk menjadi wadah dalam menghadirkan tindakan bersama dalam menciptakan inovasi kebijakan. 


Berdasarkan hal ini, ungkap Zainal Arifin Paliwang, sangat pentingnya untuk melihat determinan dan penyebaran dalam inovasi kebijakan serta urgensi melibatkan konsep dinamika tata kelola kolaboratif dalam inovasi kebijakan pemerintah daerah serta berfokus pada persoalan peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan pengelolaan potensi kelautan di wilayah perbatasan di daerah, maka penelitian ini berorientasikan pada "policy innovation dalam pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat kawasan pesisir wilayah perbatasan di Kalimantara Utara".


Alumni Akabri Magelang tahun 1986 ini menyatakan, tujuan penelitiannya untuk menganalisis dan menentukan strategi membangun komitmen, motivasi, kapasitas bersama stakeholder dalam inovasi kebijakan yang kolaboratif. Kemudian menganalisis dan menentukan faktor penyebab terlaksananya inovasi kebijakan yang kolaboratif, serta menentukan model inovasi kebijakan kolaboratif tersebut.


Adapun hasil yang diperoleh untuk pengembangan sosial ekonomi masyarakat kawasan pesisir wilayah perbatasan di Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Utara yakni,(1) Komitmen bersama stakeholder dalam inovasi kebijakan kolaboratif, dimana kebijakan ini mengarah pada pembentukan kebijakan berdasarkan pada kegiatan yang dilakukan masyarakat yang ada di wilayah pesisir, dengan membentuk sebuah kebijakan berkaitan dengan wilayah Kabupaten Nunukan sebagai daerah penghasil rumput laut terbesar.


Selanjutnya, (2) Motivasi dan komitmen bersama stakeholder dalam inovasi kebijakan kolaboratif, dimana salah satunya untuk melakukan kebijakan yang inovatif secara bersama karena pemerintah ingin mewujudkan pengembangan dan produksi dari komoditi utama Kabubaten Nunukan yaitu pengembangan rumput.


Lalu, (3) Kapasitas stakeholder untuk melakukan tindakan bersama dalam inovasi kebijakan kolaboratif, dimana dalam meningkatkan kapasitas aktor sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan akuntabilitas kerja maka dilakukan penyusunan kinerja sebagai wujud nyata komitmen antara pemberi dan penerima amanah.


Serta, (4) Determinan terlaksananya inovasi kebijakan yang kolaboratif memperlihatkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan terjadi inovasi kebijakan karena Kabupaten Nunukan yang merupakan wilayah kepulauan dan perbatasan.


Juga, (5) Komunikasi multi aktor dalam inovasi kebijakan yang kolaboratif, dimana komunikasi mencakup berbagai strategi, baik formal maupun informal antara pemerintah dan stakeholder, dan antara pemerintah dan masyarakat yang menjadi kunci kolaboratif.


Dan (6) Model inovasi kebijakan kolaboratif ini telah berhasil diwujudkan oleh para stakeholder dalam berbagai aktifitas seperti forum musyawarah berjenjang, musyawarah perencanaan pembangunan kewilayahan, dan forum corporate sosial responsibility.


Di tempat yang sama, Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc mengungkapkan rasa bangganya kepada Zanal Arifin Paliwang. "Ini merupakan contoh keberhasilan seseorang dalam menempuh pendidikan, karena banyak pejabat yang ikut pendidikan, namun belum mampu untuk menyelesaikannya. Pak Zainal, selain selaku pejabat pemerintahan, juga tetap memiliki keinginan untuk menempuh pendidikan dan menyelesaikannya. Dan diharapkan untuk terus mampu membuktikan dan menempatkan diri sebagai seorang doktor," ungkapnya. 


"Ilmu yang telah diperoleh ini, dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan secara nyata untuk mengembangkan Provinsi Kalimantan Utara ke depan. Selain itu, tetaplah menjaga nama almamater," imbuh Rektor Unhas. (*/r3)

Rabu, 03 Juli 2024

Pengerajin Kain Endek Klungkung Didorong Beralih ke Green Produt untuk Bersaing di Era Digital


Klungkung, Bali Kini , 
Para pengrajin kain endek di Kabupaten Klungkung, Bali, didorong untuk mengembangkan Green Product (produk hijau atau ramah lingkungan) dalam rangka meningkatkan daya saing mereka di era digital. Dorongan ini disampaikan oleh Dr. Made Setini, S.Kom., M.M,., NPDM. Akademisi Universitas Warmadewa, dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pengembangan Kelompok Inovasi Kain Endek Dalam Mendorong Digitalisasi UMKM di Kabupaten Klungkung, Bali” yang diselenggarakan oleh Universitas warmadewa bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogordi di Klungkung pada Selasa (2/7).


Setini menjelaskan bahwa untuk mampu bersaing  di era digital INOVASI harus dilakukan terutama terkait denga  pengembangan produk dan pemasaran tetapi lebih awal adalah focus ke produk,  adanya  mengembangkan produk hijau  membuat para pengrajin kain endek dapat menarik minat konsumen yang semakin sadar akan kelestarian lingkungan. "Konsumen zaman sekarang semakin peduli dengan lingkungan, dan mereka lebih memilih produk yang ramah lingkungan," kata Setini.


Setini menambahkan bahwa pengembangan produk hijau juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk kain endek. "Produk hijau memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk biasa," jelasnya.  Dikatakan pula bahwa adanya pengembangan produk tentu terlebih dahulu harus diawali dengan STP (Segmentasi, Targeting, dan Posisi Pasar) yang akan disasar.  Segmentasi pasar millennial menjadi target utama dalam pemasaran  karena  generasi ini adalah generasi penerus untuk Kain Endek yang menjadi warisan Budaya. 


Lanjut dikatakan oleh Setini adanya  STP akan memudahkan dalam penggunaan digital yang dijadikan mediasi promosi, tetapi sebelum hal tersebut dilakukan tentunya yang menjadi dasar utama penciptaan produk yang berbeda atau produk yang DIfferensiasi, salah satunya adalah produk hijau, dimana salah satu cara untuk mengembangkan produk hijau adalah dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan. Pewarna alami ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan warna yang lebih indah dan tahan lama.


Setini juga menyarankan para pengrajin kain endek untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, seperti sutra dan katun organik. Bahan baku yang ramah lingkungan ini akan membuat produk kain endek lebih berkualitas dan lebih diminati oleh konsumen, ditambah lagi adanya adopsi digital,  yaitu penggunaan media  Whatspp, IG, Facebook, dan E-commerce ,  adanya Inovasi produk hijau tentu akan mendorong penciptaan Brand Image, dengan  segmentasi pasarnya adalah generasi millennil  yang melek teknologi”, Menurutnya.

Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si yang juga merupakan akademisi Universitas Warmadewa menyampaikan green product bukan sebatas menggunakan bahan-bahan dari alam, namun yang lebih penting industri atau usaha yang dikelola mampu memanfaatkan atau mengolah limbahnya. Pengolahan limbah oleh industri akan menghasilkan produksi bersih, sehingga mengurangi eksploitasi terhadap sumber daya alam.


“Pengelolaan limbah menjadi kewajiban bagi industri, sebagai bagian dari pengelolaan limbah berbasis sumber, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali. Pengelolaan limbah oleh industry juga menjadi upaya dalam mengimplementasikan konsep zero waste” tegas Muliarta.


Menurut Muliarta, apabila industry mampu mengimplementasikan green product maka akan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Harga produk yang dihasilkan juga akan ditawar lebih tinggi karena memiliki nilai tambah dibandingkan produk sejenis lainnya.


Sedangan akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. I Putu Santikayasa, M.Sc menjelaskan tantangan dalam dunia industry khususnya fasion saat ini adalah mampu berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi pemicu pemanasan global. Apalagi industry fashion berkontribusi terhadap emisi karbon global mencapai 8%.

“Secara tidak sadar kita bertanggung jawab terhadap dari apa yg terjadi, makanya saatnya menggunakan bahan alam untuk mengurangi emisi. Belum lagi untuk membuat satu potong pakaian membutuhkan 2.700 l. Jadi sangat jelas fashion memberikan dampak pada lingkungan” papar Santikayasa. 


Sementara Ketua Kelompok Pengerajin Kain Endek Tini Shop, Tini Purwanti berkomitmen untuk mengembangkan green product. Namun ia berharap adanya pendampingan, khususnya dalam pemasaran green product hingga ke konsumen.


“Kami berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan lokal dan melakukan pengelolaan limbah, namun kami sangat berharap bisa dibantu pemasaran produk dari pengerajin hingga ke konsumen bisa lebih optimal” ungkap Tini PurwantiPengerajin Kain Endek Klungkung Didorong Beralih ke Green Produt untuk Bersaing di Era Digital


Klungkung, 2 Juli 2024 - Para pengrajin kain endek di Kabupaten Klungkung, Bali, didorong untuk mengembangkan green product (produk hijau atau ramah lingkungan) dalam rangka meningkatkan daya saing mereka di era digital. Dorongan ini disampaikan oleh Dr. Made Setini, S.Kom., M.M, Akademisi Universitas Warmadewa, dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pengembangan Kelompok Inovasi Kain Endek Dalam Mendorong Digitalisasi UMKM di Kabupaten Klungkung, Bali” yang diselenggarakan oleh Universitas warmadewa bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogordi di Klungkung pada Selasa (2/7).


Sentini menjelaskan bahwa dengan mengembangkan produk hijau, para pengrajin kain endek dapat menarik minat konsumen yang semakin sadar akan kelestarian lingkungan. "Konsumen zaman sekarang semakin peduli dengan lingkungan, dan mereka lebih memilih produk yang ramah lingkungan," kata Setini.


Sentini menambahkan bahwa pengembangan produk hijau juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk kain endek. "Produk hijau memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk biasa," jelasnya.


Salah satu cara untuk mengembangkan produk hijau adalah dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan. Pewarna alami ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan warna yang lebih indah dan tahan lama.


Sentini juga menyarankan para pengrajin kain endek untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, seperti sutra dan katun organik. "Bahan baku yang ramah lingkungan ini akan membuat produk kain endek lebih berkualitas dan lebih diminati oleh konsumen," tuturnya.


Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si yang juga merupakan akademisi Universitas Warmadewa menyampaikan green product bukan sebatas menggunakan bahan-bahan dari alam, namun yang lebih penting industri atau usaha yang dikelola mampu memanfaatkan atau mengolah limbahnya. Pengolahan limbah oleh industri akan menghasilkan produksi bersih, sehingga mengurangi eksploitasi terhadap sumber daya alam.


“Pengelolaan limbah menjadi kewajiban bagi industri, sebagai bagian dari pengelolaan limbah berbasis sumber, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali. Pengelolaan limbah oleh industry juga menjadi upaya dalam mengimplementasikan konsep zero waste” tegas Muliarta.


Menurut Muliarta, apabila industry mampu mengimplementasikan green product maka akan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Harga produk yang dihasilkan juga akan ditawar lebih tinggi karena memiliki nilai tambah dibandingkan produk sejenis lainnya.


Sedangan akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. I Putu Santikayasa, M.Sc menjelaskan tantangan dalam dunia industry khususnya fasion saat ini adalah mampu berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi pemicu pemanasan global. Apalagi industry fashion berkontribusi terhadap emisi karbon global mencapai 8%.

“Secara tidak sadar kita bertanggung jawab terhadap dari apa yg terjadi, makanya saatnya menggunakan bahan alam untuk mengurangi emisi. Belum lagi untuk membuat satu potong pakaian membutuhkan 2.700 l. Jadi sangat jelas fashion memberikan dampak pada lingkungan” papar Santikayasa. 


Sementara Ketua Kelompok Pengerajin Kain Endek Tini Shop, Tini Purwanti berkomitmen untuk mengembangkan green product. Namun ia berharap adanya pendampingan, khususnya dalam pemasaran green product hingga ke konsumen.


“Kami berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan lokal dan melakukan pengelolaan limbah, namun kami sangat berharap bisa dibantu pemasaran produk dari pengerajin hingga ke konsumen bisa lebih optimal” ungkap Tini Purwanti [ml]

Senin, 17 Juni 2024

Keterbatasan SDM, Pengaruhi Produktivitas Kakao di Bali


Denpasar, Bali Kini -
  Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu penyebab belum optimalnya produktivitas kakao di Bali. Permasalahan yang sama juga terjadi di seluruh Indonesia, sehingga produktivitas kakao Indonesia belum mampu bersaing di pasar global. 


Founder Cau Chocolates Bali Dr. Ir. I Wayan Alit Artha Wiguna, M.Si menyebutkan terdapat beberapa masalah dalam budidaya kakao, salah satu yang utama adalah SDM dari pengelola Perkebunan kakao. “Mereka memiliki berbagai keterbatasan, terutama dari pengetahuan dan skill” kata Alit Wiguna saat menjadi narasumber dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) di Denpasar pada Sabtu (15/6).


Alit Wiguna yang juga merupakan Penyuluh Pertanian Utama BPSIP Bali menyampaikan bahwa selain keterbatasan SDM, faktor yang mempengaruhi produktivitas kakao yaitu karena  petani berusaha tani pada tanah kurang baik, intinya tanah kondisi lelah. Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan penggunaan pupuk.


Alit Wiguna mengungkapkan berdasarkan data Indonesia Investments, 90% produksi kakao di Indonesia berasal dari petani dengan keterbatasan finansial dan peralatan.Kondisi ini turut berperan dalam penurunan produksi.


Alit menambahkan terdapat beberapa prinsip budidaya kakau yang mesti dilakukan agar mampu berproduksi secara optimal, salah satunya pemenuhan nutrsi atau keseimbangan nutrisi. Tanaman juga memerlukan sinar yang cukup. Kemudian pengendalian hama-penyakit dilakukan secara baik dan selaras dengan alam. 

 

Kaprodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Universitas Warmadewa, Dr. Ir. Gusti Bagus Udayana, M.Si menyampaikan bahwa perubahan iklim telah turut  mempengaruhi dan menjadi penyebab dari penurunan produktivitas kakao. Selain perubahan iklim, penurunan produkvitas sangat dipengaruhi juga oleh serangan hama. 


“Fenomena ini menyebabkan coklat kita belum mampu bersaing di pasar global. Menghadapi permasalahan seperti ini maka perlu dilakukan inovasi dalam budidaya kakao di tingkat petani” papar Udayana. 


Udayana mengakui permasalahan petani kakao berikutnya adalah pemasaran produk , dimana petani menghadapi akses pasar yang terbatas. Petani pada sisi lain dihadapkan pada harga yang fluktuatif, seperti rendahnya harga pada masa panen.[rl]

Senin, 03 Juni 2024

Lahirkan Generasi Kuat dan Berkualitas, Pj. Ketua TP PKK Bali, Ny. Ida Mahendra Minta Kader Rutin Periksa Gigi Warganya


DENPASAR , BALI KINI
  - Pj. Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ny. drg. Ida Mahendra Jaya menyambut baik pelaksanaan Penguatan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pembinaan dan Pelayanan Terpadu (Posyandu), dalam Integrasi Layanan Primer (ILP) tingkat provinsi. 


Pokjanal Kelompok Kerja Operasional Posyandu merupakan kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pembinaan penyelenggaraan/pengelolaan Posyandu yang berkedudukan di Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan. Hal ini dipaparkannya dalam pembukaan Pokjanal kelompok kerja Posyandu di Quest Hotel San Denpasar, Senin (3/6).


Dijelaskannya lagi, bahwa Pokjanal kelompok kerja Posyandu merupakan integrasi dari berbagai instansi, yang diharapkan dapat membangun kesepahaman bahwa Posyandu merupakan tanggung jawab bersama, dalam rangka memberikan layanan sosial dasar seperti kesehatan, pendidikan dan peningkatan ekonomi keluarga.


Selaku Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali sekaligus sebagai mitra kerja pemerintah, Ny. Ida Mahendra mengatakan kegiatan ini sangat penting dan sangat relevan, karena keberadaan Pokjanal Posyandu merupakan wadah yang diperlukan dalam rangka pembinaan Posyandu di masing-masing level pemerintahan, yang tentunya saat ini, sedang fokus dalam penanganan masalah kesehatan, terutama stunting, untuk menuju generasi emas di tahun 2045.


Saat ini, posyandu juga telah terbukti membantu pemerintah dalam mewujudkan tingkat derajat kesehatan masyarakat. Hal ini nampak dari implementasi posyandu yang perlu dilakukan secara terintegrasi, berkesinambungan dengan harapan dapat memenuhi standar sesuai dengan pedoman yang berlaku. 


Dalam rangka menentukan dan melahirkan kualitas penerus bangsa yang sehat dan mumpuni, pengelolaan posyandu harus dilakukan dengan pola yang baik dan terstruktur. Selain dimana juga harus dilakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yang dilakukan secara optimal, seperti yang sedang dikembangkan saat ini adalah memiliki keterkaitan dengan Posyandu Siklus Hidup, Integrasi Layanan Primer (ILP), Kapasitas Pokjanal Posyandu baik mulai dari bayi dalam kandungan, hidup, lanjut usia sampai meninggal. 


Pokjanal posyandu sebagai wadah Pembinaan Posyandu yang mempunyai tugas melakukan bimbingan, pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan dan evaluasi pengelolaan program/kegiatan posyandu secara rutin dan terjadwal.


"Program PKK lainnya dalam rangka mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting adalah kegiatan berkunjung dan berbagi ke-9 Kabupaten/Kota yang berintegritas bersama Perangkat Daerah terkait yang bertujuan memberikan stimulan dan mengakselerasi upaya pencegahan stunting, yang bertujuan untuk memantau secara langsung pelaksanaan Posyandu,” tegas Ny. Ida Mahendra.


Ditambahkannya lagi, bahwa di Tahun 2024, kegiatan Berkunjung dan Berbagi sudah terlaksana di 3 Kabupaten yaitu Tabanan, Buleleng dan Gianyar. Khusus untuk di Kabupaten Gianyar, Tim Penggerak PKK Provinsi Bali  mengembangkan kegiatan Model Desa binaan Telajakan Bersemi Aku Hatinya PKK dan Desa Peduli Gigi (Deligi) yang dibentuk dalam rangka mendukung Bali Bebas Karies di Tahun 2030 nanti. 


Berdasarkan data RISKESDAS 2018, prevalensi karies terbesar terdapat pada kelompok usia 5 tahun (93,4%), 12 tahun (68,8%), 15 tahun (68.1%), 35-44 tahun (92,1%) dan usia 65-74 tahun (95,2%). 


"Kader Posyandu saya harapkan mampu melakukan pemeriksaan sederhana karies dan memberikan edukasi tentang kesehatan gigi kepada pengunjung Posyandu. Karena kesehatan gigi sangat penting untuk seluruh usia terutama pada anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan anak yang mengalami karies gigi akan berdampak pada gangguan pengunyahan sehingga asupan makanan terganggu yang kemudian akan berisiko pada anak mengalami masalah gizi dan juga stunting,” imbuhnya. 


Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. I Nyoman Gede Anom bahwa upaya untuk menjadikan keluarga yang sehat, cerdas, berdaya, beriman dan bertakwa menuju Indonesia Maju di Tahun 2024 melalui Posyandu. Dengan adanya Pembinaan Pokjanal Posyandu akan ada koordinasi yang baik dan sinergitas, setiap program yang disusun diharapkan dapat terinventarisnya data, jumlah dan kegiatan Posyandu mulai tingkat Desa/ Kelurahan/ Kecamatan, Kabupaten dan Kota.


Data inventarisasi posyandu inilah yang nantinya akan disamakan untuk menentukan arah dalam kebijakan upaya-upaya pengembangan Pokjanal.[r4]

Senin, 01 April 2024

Prodi Agroteknologi Unwar Gelar Sidang Istimewa Bebas Tugas Akhir


Denpasar, Bali Kini
- Terobos dilakukan oleh Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (Unwar) dengan menggelar sidang istimewa bebas tugas akhir terhadap mahasiswa atas nama I Gede Kariasa. Sidang bebas tugas akhir ini didasarkan pada Permendikbud No. 53 tahun 2023, pasal 18 ayat 9 tentang tugas akhir tidak harus skripsi.


I Gede mendapatkan keistimewaan bebas tugas akhir karena prestasinya dan keaktifan dalam kegiatan kemahasiswaan. Kariasa  berhasil meraih prestasi dengan memenangkan lomba karya tulis ilmiah di tingkat nasional dan internasional, termasuk aktif dalam kegiatan Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK-Ormawa) hingga lolos Program Abdidaya pada tahun 2023 di Jember.


"Kariasa bebas skripsi karena menang beberapa lomba, termasuk lolos Abdidaya. Ini terobosan baru, dimana prestasi mahasiswa dihargai. Sidang hari ini cenderung bersifat promosi agar mahasiswa lain juga mengikuti jejak seniornya" kata Kaprodi Agroteknologi, Unwar Dr. Ir. I Gusti Bagus Udayana, M.Si dalam sambutannya pada pembukaan sidang di Denpasar pada Senin (1/4).


Udayana menegaskan dalam sidang istimewa mahasiswa diberikan kesempatan memaparkan karya ilmiah yang dihasilkan. Peserta yang hadir kemudian diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan untuk melakukan pendalaman.


Dekan Fakultas Pertanian-Unwar Prof. Dr. Ir. Luh Suriati, M.Si menyampaikan bahwa sidang bebas skripsi menjadi tonggak sejarah memulai program yang merangsang mahasiswa untuk berprestasi. "Upaya ini selain baik bagi institusi juga baik bagi mahasiswa. Prestasi mahasiswa merupakan tolak ukur bagi akreditasi lembaga" papar Suriati [ar/r3]

Senin, 26 Februari 2024

Ketua DPRD Karangasem Ucapkan Hari Raya Galungan & Kuningan serta Ntepi Caka 1946

(  Foto :I Wayan Suastika, ST )

Bali Kini - DPRD Kabupaten Karangasem Mengucapkan “Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Nyepi Caka 1946 ”

Semoga Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Nyepi menjadi momen yang penuh dengan kegembiraan, keceriaan, dan kebahagiaan yang tak terbatas. Selamat merayakan hari besar ini bersama keluarga dan kerabat tercinta, kata I Wayan Suastika, ST Ketua DPRD Kabupaten Karangasem. Rabu 21/2/2024

Sekali lagi, datanglah hari raya Galungan dan Kuningan serta Nyepi yang penuh kegembiraan. Semoga Tuhan memberkati kita semua dengan keberkahan dan kebahagiaan di hari yang spesial ini.

Selamat menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi semua umat Hindu dimanapun berada dan masyarakat Karangasem pada khususnya. Mari kita mengalahkan segala hal keburukan dengan memberikan lebih banyak kebaikan dan kedamaian untuk semua.


   

Semoga ibadah kita berjalan dengan baik di hari besar ini. Semoga segala harapan segera terwujud. Selamat Hari Raya Galungan dan Kunungan serta Nyepi Caka 1946 . Semoga hari ini membawa kebahagiaan yang tak terduga, ucap Politisi PDIP asal Juwuklegi Kecamatan Selat tersebut.[tim /lpt ] 

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved