-->

Senin, 19 Agustus 2024

Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang Raih Doktor "Cum Laude" di Unhas


MAKASSAR , BALI KINI -
Brigjen. Pol. (Purn.) Drs. Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum, yang saat ini menjabat Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), berhasil meraih gelar doktor dengan predikat cum laude, setelah dengan lantang mampu mempertahankan disertasinya berjudul "Model Collaborative Policy Innovation dalam Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Kawasan Pesisir Wilayah Perbatasan di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara" pada ujian promosi di hadapan dewan penguji, di Aula Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM), Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Jl Perintis Kemerdekaan, Senin (19/08/2024). 


Ujian promosi ini dipimpin langsung Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc yang juga bertindak selaku promotor, didampingi Prof. Dr. Muh Akmal Ibrahim, M.Si selaku kopromotor, Prof. Dr. Moch. Thahir Haning, MSi selaku kopromotor, Dr. Eng. Abdul Rachman Rasyid, ST, MSi selaku penguji internal, Prof. Dr. Ir. Budimawan, DEA selaku penguji internal, Prof. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil, PhD selaku penguji internal, dan Prof. Dr.Ing. Ir. Daud Nawir, ST, MT, IPM AseanEng.


Ikut hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolda Kaltara Irjen. Pol. Hary Sudwijanto, SIK., MSi, Sekretaris Provinsi Kaltara Dr. H. Suriansyah, MAP, Kajati NTT, Walikota Tarakan, para alumni SMANSA 82 Makassar, para alumni SMP Poso, para staf ahli, keluarga dan beberapa undangan lainnya.


Pada pemaparan disertasinya, Zainal Arifin Paliwang yang didampingi istri tercinta, Hj Rahmiah, SH menyampaikan, Kabupaten Nunukan menghadapi banyak polemik terutama terkait peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat serta pengembangan sumber daya lautnya. 


Selama ini, masyarakat pesisir sering dipandang sebagai masyarakat tertinggal secara ekonomi, padahal secara normatif, masyarakat pesisir seharusnya merupakan masyarakat sejahtera karena potensi sumber daya alamnya yang besar.


"Permasalahan nelayan dan masyarakat pesisir merupakan permasalahan kompleks, sehingga usaha pemberdayaannya membutuhkan perhatian serius dan kajian yang mendalam oleh berbagai pihak," ungkap pria kelahiran Makassar 6 Desember 1962 ini.


Menurut mantan Wakapolda Kalimantan Utara ini, potensi ekonomi melalui kewirausahaan di wilayah pesisir Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara sangat besar, karena volume perdagangan cukup besar. 


"Maka, potensi tersebut harus dimanfaatkan secara optimal. Dinamika ini menjadi landasan awal bagi pemerintah daerah mengoptimalkan inovasi kebijakan," tegas Zainal yang juga menjabat Ketua Umum IKA SMANSA 82.


Terkait invasi kebijakan pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan pengembangan potensi laut Kabupaten Nunukan, sangat dibutuhkan kolaborasi dengan asumsi, (1) belum adanya komitmen dasar yang diinisialisasi para pemangku kepentingan untuk menghasilkan dan merumuskan kebijakan inovatif dalam mendukung peningkatan kesejahteraan  sosial dan ekonomi masyarakat pesisir.


Kemudian, (2) faktor penyebab timbulnya inovasi kebijakan serta Upaya untuk menyebarkan inovasi ke dalam kebijakan, masih didasari pada motivasi kelompok secara parsial.


Dan, (3) kapasitas para aktor untuk melakukan aksi bersama masih sangat terbatas. Hal itu didasari bahwa di Kabupaten Nunukan belum terdapat pengaturan prosedur dan institusi bersama untuk menjadi wadah dalam menghadirkan tindakan bersama dalam menciptakan inovasi kebijakan. 


Berdasarkan hal ini, ungkap Zainal Arifin Paliwang, sangat pentingnya untuk melihat determinan dan penyebaran dalam inovasi kebijakan serta urgensi melibatkan konsep dinamika tata kelola kolaboratif dalam inovasi kebijakan pemerintah daerah serta berfokus pada persoalan peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan pengelolaan potensi kelautan di wilayah perbatasan di daerah, maka penelitian ini berorientasikan pada "policy innovation dalam pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat kawasan pesisir wilayah perbatasan di Kalimantara Utara".


Alumni Akabri Magelang tahun 1986 ini menyatakan, tujuan penelitiannya untuk menganalisis dan menentukan strategi membangun komitmen, motivasi, kapasitas bersama stakeholder dalam inovasi kebijakan yang kolaboratif. Kemudian menganalisis dan menentukan faktor penyebab terlaksananya inovasi kebijakan yang kolaboratif, serta menentukan model inovasi kebijakan kolaboratif tersebut.


Adapun hasil yang diperoleh untuk pengembangan sosial ekonomi masyarakat kawasan pesisir wilayah perbatasan di Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Utara yakni,(1) Komitmen bersama stakeholder dalam inovasi kebijakan kolaboratif, dimana kebijakan ini mengarah pada pembentukan kebijakan berdasarkan pada kegiatan yang dilakukan masyarakat yang ada di wilayah pesisir, dengan membentuk sebuah kebijakan berkaitan dengan wilayah Kabupaten Nunukan sebagai daerah penghasil rumput laut terbesar.


Selanjutnya, (2) Motivasi dan komitmen bersama stakeholder dalam inovasi kebijakan kolaboratif, dimana salah satunya untuk melakukan kebijakan yang inovatif secara bersama karena pemerintah ingin mewujudkan pengembangan dan produksi dari komoditi utama Kabubaten Nunukan yaitu pengembangan rumput.


Lalu, (3) Kapasitas stakeholder untuk melakukan tindakan bersama dalam inovasi kebijakan kolaboratif, dimana dalam meningkatkan kapasitas aktor sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan akuntabilitas kerja maka dilakukan penyusunan kinerja sebagai wujud nyata komitmen antara pemberi dan penerima amanah.


Serta, (4) Determinan terlaksananya inovasi kebijakan yang kolaboratif memperlihatkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan terjadi inovasi kebijakan karena Kabupaten Nunukan yang merupakan wilayah kepulauan dan perbatasan.


Juga, (5) Komunikasi multi aktor dalam inovasi kebijakan yang kolaboratif, dimana komunikasi mencakup berbagai strategi, baik formal maupun informal antara pemerintah dan stakeholder, dan antara pemerintah dan masyarakat yang menjadi kunci kolaboratif.


Dan (6) Model inovasi kebijakan kolaboratif ini telah berhasil diwujudkan oleh para stakeholder dalam berbagai aktifitas seperti forum musyawarah berjenjang, musyawarah perencanaan pembangunan kewilayahan, dan forum corporate sosial responsibility.


Di tempat yang sama, Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc mengungkapkan rasa bangganya kepada Zanal Arifin Paliwang. "Ini merupakan contoh keberhasilan seseorang dalam menempuh pendidikan, karena banyak pejabat yang ikut pendidikan, namun belum mampu untuk menyelesaikannya. Pak Zainal, selain selaku pejabat pemerintahan, juga tetap memiliki keinginan untuk menempuh pendidikan dan menyelesaikannya. Dan diharapkan untuk terus mampu membuktikan dan menempatkan diri sebagai seorang doktor," ungkapnya. 


"Ilmu yang telah diperoleh ini, dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan secara nyata untuk mengembangkan Provinsi Kalimantan Utara ke depan. Selain itu, tetaplah menjaga nama almamater," imbuh Rektor Unhas. (*/r3)

Rabu, 03 Juli 2024

Pengerajin Kain Endek Klungkung Didorong Beralih ke Green Produt untuk Bersaing di Era Digital


Klungkung, Bali Kini , 
Para pengrajin kain endek di Kabupaten Klungkung, Bali, didorong untuk mengembangkan Green Product (produk hijau atau ramah lingkungan) dalam rangka meningkatkan daya saing mereka di era digital. Dorongan ini disampaikan oleh Dr. Made Setini, S.Kom., M.M,., NPDM. Akademisi Universitas Warmadewa, dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pengembangan Kelompok Inovasi Kain Endek Dalam Mendorong Digitalisasi UMKM di Kabupaten Klungkung, Bali” yang diselenggarakan oleh Universitas warmadewa bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogordi di Klungkung pada Selasa (2/7).


Setini menjelaskan bahwa untuk mampu bersaing  di era digital INOVASI harus dilakukan terutama terkait denga  pengembangan produk dan pemasaran tetapi lebih awal adalah focus ke produk,  adanya  mengembangkan produk hijau  membuat para pengrajin kain endek dapat menarik minat konsumen yang semakin sadar akan kelestarian lingkungan. "Konsumen zaman sekarang semakin peduli dengan lingkungan, dan mereka lebih memilih produk yang ramah lingkungan," kata Setini.


Setini menambahkan bahwa pengembangan produk hijau juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk kain endek. "Produk hijau memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk biasa," jelasnya.  Dikatakan pula bahwa adanya pengembangan produk tentu terlebih dahulu harus diawali dengan STP (Segmentasi, Targeting, dan Posisi Pasar) yang akan disasar.  Segmentasi pasar millennial menjadi target utama dalam pemasaran  karena  generasi ini adalah generasi penerus untuk Kain Endek yang menjadi warisan Budaya. 


Lanjut dikatakan oleh Setini adanya  STP akan memudahkan dalam penggunaan digital yang dijadikan mediasi promosi, tetapi sebelum hal tersebut dilakukan tentunya yang menjadi dasar utama penciptaan produk yang berbeda atau produk yang DIfferensiasi, salah satunya adalah produk hijau, dimana salah satu cara untuk mengembangkan produk hijau adalah dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan. Pewarna alami ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan warna yang lebih indah dan tahan lama.


Setini juga menyarankan para pengrajin kain endek untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, seperti sutra dan katun organik. Bahan baku yang ramah lingkungan ini akan membuat produk kain endek lebih berkualitas dan lebih diminati oleh konsumen, ditambah lagi adanya adopsi digital,  yaitu penggunaan media  Whatspp, IG, Facebook, dan E-commerce ,  adanya Inovasi produk hijau tentu akan mendorong penciptaan Brand Image, dengan  segmentasi pasarnya adalah generasi millennil  yang melek teknologi”, Menurutnya.

Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si yang juga merupakan akademisi Universitas Warmadewa menyampaikan green product bukan sebatas menggunakan bahan-bahan dari alam, namun yang lebih penting industri atau usaha yang dikelola mampu memanfaatkan atau mengolah limbahnya. Pengolahan limbah oleh industri akan menghasilkan produksi bersih, sehingga mengurangi eksploitasi terhadap sumber daya alam.


“Pengelolaan limbah menjadi kewajiban bagi industri, sebagai bagian dari pengelolaan limbah berbasis sumber, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali. Pengelolaan limbah oleh industry juga menjadi upaya dalam mengimplementasikan konsep zero waste” tegas Muliarta.


Menurut Muliarta, apabila industry mampu mengimplementasikan green product maka akan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Harga produk yang dihasilkan juga akan ditawar lebih tinggi karena memiliki nilai tambah dibandingkan produk sejenis lainnya.


Sedangan akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. I Putu Santikayasa, M.Sc menjelaskan tantangan dalam dunia industry khususnya fasion saat ini adalah mampu berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi pemicu pemanasan global. Apalagi industry fashion berkontribusi terhadap emisi karbon global mencapai 8%.

“Secara tidak sadar kita bertanggung jawab terhadap dari apa yg terjadi, makanya saatnya menggunakan bahan alam untuk mengurangi emisi. Belum lagi untuk membuat satu potong pakaian membutuhkan 2.700 l. Jadi sangat jelas fashion memberikan dampak pada lingkungan” papar Santikayasa. 


Sementara Ketua Kelompok Pengerajin Kain Endek Tini Shop, Tini Purwanti berkomitmen untuk mengembangkan green product. Namun ia berharap adanya pendampingan, khususnya dalam pemasaran green product hingga ke konsumen.


“Kami berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan lokal dan melakukan pengelolaan limbah, namun kami sangat berharap bisa dibantu pemasaran produk dari pengerajin hingga ke konsumen bisa lebih optimal” ungkap Tini PurwantiPengerajin Kain Endek Klungkung Didorong Beralih ke Green Produt untuk Bersaing di Era Digital


Klungkung, 2 Juli 2024 - Para pengrajin kain endek di Kabupaten Klungkung, Bali, didorong untuk mengembangkan green product (produk hijau atau ramah lingkungan) dalam rangka meningkatkan daya saing mereka di era digital. Dorongan ini disampaikan oleh Dr. Made Setini, S.Kom., M.M, Akademisi Universitas Warmadewa, dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pengembangan Kelompok Inovasi Kain Endek Dalam Mendorong Digitalisasi UMKM di Kabupaten Klungkung, Bali” yang diselenggarakan oleh Universitas warmadewa bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogordi di Klungkung pada Selasa (2/7).


Sentini menjelaskan bahwa dengan mengembangkan produk hijau, para pengrajin kain endek dapat menarik minat konsumen yang semakin sadar akan kelestarian lingkungan. "Konsumen zaman sekarang semakin peduli dengan lingkungan, dan mereka lebih memilih produk yang ramah lingkungan," kata Setini.


Sentini menambahkan bahwa pengembangan produk hijau juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk kain endek. "Produk hijau memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk biasa," jelasnya.


Salah satu cara untuk mengembangkan produk hijau adalah dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan. Pewarna alami ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan warna yang lebih indah dan tahan lama.


Sentini juga menyarankan para pengrajin kain endek untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, seperti sutra dan katun organik. "Bahan baku yang ramah lingkungan ini akan membuat produk kain endek lebih berkualitas dan lebih diminati oleh konsumen," tuturnya.


Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si yang juga merupakan akademisi Universitas Warmadewa menyampaikan green product bukan sebatas menggunakan bahan-bahan dari alam, namun yang lebih penting industri atau usaha yang dikelola mampu memanfaatkan atau mengolah limbahnya. Pengolahan limbah oleh industri akan menghasilkan produksi bersih, sehingga mengurangi eksploitasi terhadap sumber daya alam.


“Pengelolaan limbah menjadi kewajiban bagi industri, sebagai bagian dari pengelolaan limbah berbasis sumber, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali. Pengelolaan limbah oleh industry juga menjadi upaya dalam mengimplementasikan konsep zero waste” tegas Muliarta.


Menurut Muliarta, apabila industry mampu mengimplementasikan green product maka akan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Harga produk yang dihasilkan juga akan ditawar lebih tinggi karena memiliki nilai tambah dibandingkan produk sejenis lainnya.


Sedangan akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. I Putu Santikayasa, M.Sc menjelaskan tantangan dalam dunia industry khususnya fasion saat ini adalah mampu berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi pemicu pemanasan global. Apalagi industry fashion berkontribusi terhadap emisi karbon global mencapai 8%.

“Secara tidak sadar kita bertanggung jawab terhadap dari apa yg terjadi, makanya saatnya menggunakan bahan alam untuk mengurangi emisi. Belum lagi untuk membuat satu potong pakaian membutuhkan 2.700 l. Jadi sangat jelas fashion memberikan dampak pada lingkungan” papar Santikayasa. 


Sementara Ketua Kelompok Pengerajin Kain Endek Tini Shop, Tini Purwanti berkomitmen untuk mengembangkan green product. Namun ia berharap adanya pendampingan, khususnya dalam pemasaran green product hingga ke konsumen.


“Kami berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan lokal dan melakukan pengelolaan limbah, namun kami sangat berharap bisa dibantu pemasaran produk dari pengerajin hingga ke konsumen bisa lebih optimal” ungkap Tini Purwanti [ml]

Senin, 17 Juni 2024

Keterbatasan SDM, Pengaruhi Produktivitas Kakao di Bali


Denpasar, Bali Kini -
  Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu penyebab belum optimalnya produktivitas kakao di Bali. Permasalahan yang sama juga terjadi di seluruh Indonesia, sehingga produktivitas kakao Indonesia belum mampu bersaing di pasar global. 


Founder Cau Chocolates Bali Dr. Ir. I Wayan Alit Artha Wiguna, M.Si menyebutkan terdapat beberapa masalah dalam budidaya kakao, salah satu yang utama adalah SDM dari pengelola Perkebunan kakao. “Mereka memiliki berbagai keterbatasan, terutama dari pengetahuan dan skill” kata Alit Wiguna saat menjadi narasumber dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) di Denpasar pada Sabtu (15/6).


Alit Wiguna yang juga merupakan Penyuluh Pertanian Utama BPSIP Bali menyampaikan bahwa selain keterbatasan SDM, faktor yang mempengaruhi produktivitas kakao yaitu karena  petani berusaha tani pada tanah kurang baik, intinya tanah kondisi lelah. Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan penggunaan pupuk.


Alit Wiguna mengungkapkan berdasarkan data Indonesia Investments, 90% produksi kakao di Indonesia berasal dari petani dengan keterbatasan finansial dan peralatan.Kondisi ini turut berperan dalam penurunan produksi.


Alit menambahkan terdapat beberapa prinsip budidaya kakau yang mesti dilakukan agar mampu berproduksi secara optimal, salah satunya pemenuhan nutrsi atau keseimbangan nutrisi. Tanaman juga memerlukan sinar yang cukup. Kemudian pengendalian hama-penyakit dilakukan secara baik dan selaras dengan alam. 

 

Kaprodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Universitas Warmadewa, Dr. Ir. Gusti Bagus Udayana, M.Si menyampaikan bahwa perubahan iklim telah turut  mempengaruhi dan menjadi penyebab dari penurunan produktivitas kakao. Selain perubahan iklim, penurunan produkvitas sangat dipengaruhi juga oleh serangan hama. 


“Fenomena ini menyebabkan coklat kita belum mampu bersaing di pasar global. Menghadapi permasalahan seperti ini maka perlu dilakukan inovasi dalam budidaya kakao di tingkat petani” papar Udayana. 


Udayana mengakui permasalahan petani kakao berikutnya adalah pemasaran produk , dimana petani menghadapi akses pasar yang terbatas. Petani pada sisi lain dihadapkan pada harga yang fluktuatif, seperti rendahnya harga pada masa panen.[rl]

Senin, 03 Juni 2024

Lahirkan Generasi Kuat dan Berkualitas, Pj. Ketua TP PKK Bali, Ny. Ida Mahendra Minta Kader Rutin Periksa Gigi Warganya


DENPASAR , BALI KINI
  - Pj. Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ny. drg. Ida Mahendra Jaya menyambut baik pelaksanaan Penguatan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pembinaan dan Pelayanan Terpadu (Posyandu), dalam Integrasi Layanan Primer (ILP) tingkat provinsi. 


Pokjanal Kelompok Kerja Operasional Posyandu merupakan kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pembinaan penyelenggaraan/pengelolaan Posyandu yang berkedudukan di Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan. Hal ini dipaparkannya dalam pembukaan Pokjanal kelompok kerja Posyandu di Quest Hotel San Denpasar, Senin (3/6).


Dijelaskannya lagi, bahwa Pokjanal kelompok kerja Posyandu merupakan integrasi dari berbagai instansi, yang diharapkan dapat membangun kesepahaman bahwa Posyandu merupakan tanggung jawab bersama, dalam rangka memberikan layanan sosial dasar seperti kesehatan, pendidikan dan peningkatan ekonomi keluarga.


Selaku Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali sekaligus sebagai mitra kerja pemerintah, Ny. Ida Mahendra mengatakan kegiatan ini sangat penting dan sangat relevan, karena keberadaan Pokjanal Posyandu merupakan wadah yang diperlukan dalam rangka pembinaan Posyandu di masing-masing level pemerintahan, yang tentunya saat ini, sedang fokus dalam penanganan masalah kesehatan, terutama stunting, untuk menuju generasi emas di tahun 2045.


Saat ini, posyandu juga telah terbukti membantu pemerintah dalam mewujudkan tingkat derajat kesehatan masyarakat. Hal ini nampak dari implementasi posyandu yang perlu dilakukan secara terintegrasi, berkesinambungan dengan harapan dapat memenuhi standar sesuai dengan pedoman yang berlaku. 


Dalam rangka menentukan dan melahirkan kualitas penerus bangsa yang sehat dan mumpuni, pengelolaan posyandu harus dilakukan dengan pola yang baik dan terstruktur. Selain dimana juga harus dilakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yang dilakukan secara optimal, seperti yang sedang dikembangkan saat ini adalah memiliki keterkaitan dengan Posyandu Siklus Hidup, Integrasi Layanan Primer (ILP), Kapasitas Pokjanal Posyandu baik mulai dari bayi dalam kandungan, hidup, lanjut usia sampai meninggal. 


Pokjanal posyandu sebagai wadah Pembinaan Posyandu yang mempunyai tugas melakukan bimbingan, pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan dan evaluasi pengelolaan program/kegiatan posyandu secara rutin dan terjadwal.


"Program PKK lainnya dalam rangka mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting adalah kegiatan berkunjung dan berbagi ke-9 Kabupaten/Kota yang berintegritas bersama Perangkat Daerah terkait yang bertujuan memberikan stimulan dan mengakselerasi upaya pencegahan stunting, yang bertujuan untuk memantau secara langsung pelaksanaan Posyandu,” tegas Ny. Ida Mahendra.


Ditambahkannya lagi, bahwa di Tahun 2024, kegiatan Berkunjung dan Berbagi sudah terlaksana di 3 Kabupaten yaitu Tabanan, Buleleng dan Gianyar. Khusus untuk di Kabupaten Gianyar, Tim Penggerak PKK Provinsi Bali  mengembangkan kegiatan Model Desa binaan Telajakan Bersemi Aku Hatinya PKK dan Desa Peduli Gigi (Deligi) yang dibentuk dalam rangka mendukung Bali Bebas Karies di Tahun 2030 nanti. 


Berdasarkan data RISKESDAS 2018, prevalensi karies terbesar terdapat pada kelompok usia 5 tahun (93,4%), 12 tahun (68,8%), 15 tahun (68.1%), 35-44 tahun (92,1%) dan usia 65-74 tahun (95,2%). 


"Kader Posyandu saya harapkan mampu melakukan pemeriksaan sederhana karies dan memberikan edukasi tentang kesehatan gigi kepada pengunjung Posyandu. Karena kesehatan gigi sangat penting untuk seluruh usia terutama pada anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan anak yang mengalami karies gigi akan berdampak pada gangguan pengunyahan sehingga asupan makanan terganggu yang kemudian akan berisiko pada anak mengalami masalah gizi dan juga stunting,” imbuhnya. 


Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. I Nyoman Gede Anom bahwa upaya untuk menjadikan keluarga yang sehat, cerdas, berdaya, beriman dan bertakwa menuju Indonesia Maju di Tahun 2024 melalui Posyandu. Dengan adanya Pembinaan Pokjanal Posyandu akan ada koordinasi yang baik dan sinergitas, setiap program yang disusun diharapkan dapat terinventarisnya data, jumlah dan kegiatan Posyandu mulai tingkat Desa/ Kelurahan/ Kecamatan, Kabupaten dan Kota.


Data inventarisasi posyandu inilah yang nantinya akan disamakan untuk menentukan arah dalam kebijakan upaya-upaya pengembangan Pokjanal.[r4]

Senin, 01 April 2024

Prodi Agroteknologi Unwar Gelar Sidang Istimewa Bebas Tugas Akhir


Denpasar, Bali Kini
- Terobos dilakukan oleh Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (Unwar) dengan menggelar sidang istimewa bebas tugas akhir terhadap mahasiswa atas nama I Gede Kariasa. Sidang bebas tugas akhir ini didasarkan pada Permendikbud No. 53 tahun 2023, pasal 18 ayat 9 tentang tugas akhir tidak harus skripsi.


I Gede mendapatkan keistimewaan bebas tugas akhir karena prestasinya dan keaktifan dalam kegiatan kemahasiswaan. Kariasa  berhasil meraih prestasi dengan memenangkan lomba karya tulis ilmiah di tingkat nasional dan internasional, termasuk aktif dalam kegiatan Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK-Ormawa) hingga lolos Program Abdidaya pada tahun 2023 di Jember.


"Kariasa bebas skripsi karena menang beberapa lomba, termasuk lolos Abdidaya. Ini terobosan baru, dimana prestasi mahasiswa dihargai. Sidang hari ini cenderung bersifat promosi agar mahasiswa lain juga mengikuti jejak seniornya" kata Kaprodi Agroteknologi, Unwar Dr. Ir. I Gusti Bagus Udayana, M.Si dalam sambutannya pada pembukaan sidang di Denpasar pada Senin (1/4).


Udayana menegaskan dalam sidang istimewa mahasiswa diberikan kesempatan memaparkan karya ilmiah yang dihasilkan. Peserta yang hadir kemudian diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan untuk melakukan pendalaman.


Dekan Fakultas Pertanian-Unwar Prof. Dr. Ir. Luh Suriati, M.Si menyampaikan bahwa sidang bebas skripsi menjadi tonggak sejarah memulai program yang merangsang mahasiswa untuk berprestasi. "Upaya ini selain baik bagi institusi juga baik bagi mahasiswa. Prestasi mahasiswa merupakan tolak ukur bagi akreditasi lembaga" papar Suriati [ar/r3]

Senin, 26 Februari 2024

Ketua DPRD Karangasem Ucapkan Hari Raya Galungan & Kuningan serta Ntepi Caka 1946

(  Foto :I Wayan Suastika, ST )

Bali Kini - DPRD Kabupaten Karangasem Mengucapkan “Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Nyepi Caka 1946 ”

Semoga Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Nyepi menjadi momen yang penuh dengan kegembiraan, keceriaan, dan kebahagiaan yang tak terbatas. Selamat merayakan hari besar ini bersama keluarga dan kerabat tercinta, kata I Wayan Suastika, ST Ketua DPRD Kabupaten Karangasem. Rabu 21/2/2024

Sekali lagi, datanglah hari raya Galungan dan Kuningan serta Nyepi yang penuh kegembiraan. Semoga Tuhan memberkati kita semua dengan keberkahan dan kebahagiaan di hari yang spesial ini.

Selamat menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi semua umat Hindu dimanapun berada dan masyarakat Karangasem pada khususnya. Mari kita mengalahkan segala hal keburukan dengan memberikan lebih banyak kebaikan dan kedamaian untuk semua.


   

Semoga ibadah kita berjalan dengan baik di hari besar ini. Semoga segala harapan segera terwujud. Selamat Hari Raya Galungan dan Kunungan serta Nyepi Caka 1946 . Semoga hari ini membawa kebahagiaan yang tak terduga, ucap Politisi PDIP asal Juwuklegi Kecamatan Selat tersebut.[tim /lpt ] 

Senin, 19 Februari 2024

TK Hindu Udiana Sari Laksanakan Outing Class Di Pondok Indi


Tabanan, Bali Kini
-T K Hindu Udiana Sari mengajak anak didiknya untuk mengikuti kegiatan Outing Class, Sabtu (17/2/2024). Kegiatan Outing Class dilaksanakan di Pondok Indi diikuti oleh 50 orang anak. 


Guru pembimbing, Karmila Wahyu Ningsih, SE., AK., S.Pd mengatakan jika kegiatan tersebut bertujuan untuk mengurangi rasa jenuh anak ketika belajar, selain itu juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta kecintaan anak-anak pada lingkungan sekitar. Anak-anak juga dapat meningkatkan kreatifitasnya untuk membuat  Roti terutama Roti Tart yang dipandu langsung oleh owner Arjun Bakery yaitu Ni Kade Ayu Dharma Putri dan merangsang motivasi anak belajar tentang alam. 


"Saya berharap agar anak-anak kami mendapatkan pengalaman baru,dapat mengetahui proses pembelajaran secara nyata sehingga anak lebih aktif dalam bersosialisasi dengan alam sekitar," Kata Karmila. 


Sementara, pihaknya juga mengatakan jika Outing Class sengaja diadakan di Pondok Indi dengan alasan tempat yang strategis. "Pondok Indi cocok untuk kami dalam mengadakan kegiatan Outing class ini karena tempatnya terjangkau dari sekolah dan paling penting aman dan nyaman untuk melakukan kegiatan kami. Tempat ini sangat strategis untuk tempat Outing Class dan tempat bersantai bersama keluarga, saya rasa tepat untuk event-event kantor," Tandasnya. (Ms)

Rabu, 07 Februari 2024

KISAH I PUTU WIJAYA SANG LOPER KORAN SELAMA 37 TAHUN


Dua Kali Nyaris Terbunuh Saat Mengantar Koran Dikira Pencuri


Karangasem, Bali Kini - Jelang Hari Pers Nasional yang jatuh pada 9 Februari 2024, Media Bali Kini mengulas sosok yang tak kalah pentingnya dalam menyebar informasi publik sampai ke pembaca, yakni sang loper koran.


Loper koran yang satu ini menginspirasi Namanya I Wayan Putu Wijaya. Dia telah melakoni loper koran sangat panjang yakni selama 37 tahun sejak tahun 1987 lalu. Sedangkan usianya kini sudah memasuki lansia 63 tahun. 


Bapak Putu, demikian nama sapaan sehari-harinya, bapak dari tiga anak dan dua orang cucu ini asal kelahiran Desa Liligundi, Kecamatan Bebandem, Karangasem, tinggal di bilangan Jalan Ratna Denpasar Utara. Ditemui penulis belum lama ini di rumahnya, Putu bercerita kisah manis pahit getirnya melakoni seorang loper koran sejak tahun 1987 lalu di Kota Denpasar. Pahit, dirinya nyaris dua kali terbunuh saat mengantar koran kepada pelanggan. Manisnya ketika dirinya mendapatkan upah antar koran bisa mengurangi sedikit beban hidup tinggal di rantaun kota penuh persaingan. 


Kisah awal menjadi loper koran, Putu memulai karir nya dari setamat sekolah di SMA N 1 Amlapura tahun 1981. Putu mencoba mengadu ke mengubah nasib ke kota Denpasar mencari pekerjaan hanya berbekal selembar ijasah SMA. Tinggal numpang di rumah keluarganya membantu kegiatan rumah tangga keluarga. Seiring perjalanan waktu mencari-cari pekerjaan selain bantu rumah tangga keluarga, Putu mencoba melamar pekerjaan sebagai tenaga honor di instansi pemerintah Kota Administratif Denpasar (Pemkot Denpasar) kini Pemerintah Kota Denpasar di seksi Pertamanan Kota.


Mengandalkan hidup sebagai pengabdi penataan Taman belumlah cukup dirinya mempertahankan hidup di kota. Dia terinspirasi dari seorang loper koran setiap pagi hari melihat mengantar koran di kantor tempat kerjanya dan di jalan raya menggunakan sepeda ontel. “Mengapa saya tidak ikut menjadi loper koran memanfaatkan waktu pagi sebelum kerja kebun di kantor”, tanya putu dalam hati. 


Atas informasi teman-temannya, dirinya menghubungi percetakan dan beberapa agen penjual koran di Denpasar. Dia masih ingat awal sebagai loper koran pelanggan hanya 10 eksemplar koran harian Bali Post. Seiring perjuangan waktu dan dirinya terus berusaha dari rumah ke rumah mencari pelanggan akhirnya pernah sampai memiliki 150 orang konsumen pelanggan pribadi dan instansi dari berbagai media cetak lokal dan nasional. Itu dilakoninya sampai sekarang meski usia tak lagi sekuat tenaganya dulu masih muda untuk menambah kebutuhan dapur keluarga.


Kabar gembira datang pada dirinya setelah 17 tahun lamanya menjadi tenaga harian lepas. Tahun 2009 perjuangan menuai hasil senyum sumringahpun menghias dirinya diangkat menjadi tenaga PNS golongan II/a di tempatkan di Dinas Pendapatan Kota Denpasar tempat dia menjadi tenaga harian lepas. Dan untuk terakhir dirinya memasuki purnabakti golongan II/d saat bertugas di Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Denpasar tahun 2019 lalu. 


Meski telah menyandang PNS, dirinya tidak malu sebagai loper koran lalu lalang di jalan mengantar koran justru sebaliknya dia menambah semangat memperjuangkan hidup keluarga sesuai pesan dari almarhum orang tuanya. 

Mengantar koran dia lakoni pagi-pagi buta sebelum masuk kerja. Dikala sebagian warga Kota Denpasar masih terlelap tidur berselimut di pagi-pagi buta "das lemah" (dini hari) pukul 04.00. Dirinya sudah harus bergegas bangun dari tempat tidur menuju beberapa tempat percetakan dan agen besar koran menerobos dinginnya hembusan pagi, juga terkadang dihadang hujan karena pukul 07.00 dirinya sudah harus berangkat menuju kantor sebagai abdi negara.

Sepeda gayung pancal digayungnya dari pintu-pintu sudut-sudut kota menuju rumah pelanggan. Kayuhan kuat pedal sepeda itu menghilangkan rasa dinginnya pagi, keringat panaspun membasahi tubuhnya. 

Cerita suka-duka masa lalu menarik dari Putu melakoni perjuangan hidupnya sebagai seorang loper koran. Peristiwa-peristiwa maut nyaris menimpa dirinya kehilangan nyawa. Kejadian lucu dan nyaris dirinya terancam dibunuh pernah dialami Putu saat mengantar koran ke pelanggan di sekitar wilayah Ubung, Denpasar. Tertawa terkekeh-kekeh campur raut roman muka sedih mengenang peristiwa menuturkan kisahnya kepada penulis. 

Kisahnya seperti dituturkan Putu. Pukul 04.00 pagi-pagi buta hujan lebat, meski keadaan cuaca seperti itu dirinya wajib mengantar koran agar tidak terlambat kerja ke kantor lumayan jauh jaraknya dari tempat percetakan Jalan Kepundung menuju wilayah Ubung. Sepeda gayung dikayuhnya dengan mengenakan jas hujan menerobos derasnya hujan. Karena hujan semakin lebat dia istirahat sejenak di sebuah pintu masuk sebuah rumah penduduk dan membuka jas hujan yang dikenakannya. Saat mulai buka jas, jas tersebut menimbulkan bunyi krosok-krosok. Betapa kagetnya dia, pemilik rumah mengancungkan tombak kepada dirinya dikiranya maling. “Reflek saya mengatakan koran-koran Pak agar dia pemilik rumah tahu bahwa dirinya loper pengantar koran pagi dan bukan pencuri,” katanya Putu tertawa terkekeh-terkekeh mengenang kisah itu. 

Masih soal peristiwa dirinya nyaris terbunuh dikira pencuri saat mengantar koran ke pelanggan di sebuah show room mobil masih seputar wilayah Ubung. Awalnya atas permintaan pelanggan agar korannya di bawa ke lantai dua. Saat melempar koran dari bawah ke lantai dua korannya tersandung pagar terali besi rumah sehingga koran jatuh kembali ke bawah lantai halaman yang ada parkir mobil. Saat Putu merundukkan tubuhnya ambil koran di dekat deretan mobil, seorang laki-laki dewasa karyawan show room sontak berteriak-teriak seperti orang kesurupan memegang tangannya erat-erat menuduh dirinya mencuri kaca spion mobil. “Saya jelaskan dengan suara ketakutan, dan setelah diperiksa mobilnya spion masih utuh dan orang itu paham dan meminta maaf” tutur Putu tertawa mengenang kisah lucunya. 

Kisah lain lagi menjadi loper koran kembali diceritakan Putu. Suatu hari pernah dia tertimpa sial, semua koran yang dibawanya ditaruh di tempat duduk belakang sepeda hancur basah kuyup oleh air hujan. Saat itu hujan lebat dan jalanan sedikit gelap terhalang derasnya hujan, sepeda yang sedang dikayuh mengalami kecelakaan jatuh terjungkal di jalan berlobang genangan air. Dirinya bingung bagaimana ganti koran pelanggan. Buru-buru kembali ke percetakan tempat mengambil koran mencari koran pengganti ternyata koran habis dan posisi mesin cetak sudah mati tidak mencetak lagi. “Ya waktu itu betul-betul saya stres rugi harga koran dan sepeda rusak. Agar pelanggan koran tidak kecewa saya beli puluhan koran di beberapa agen kios dengan harga lebih mahal dari harga percetakan,” tutur Putu mengenang peristiwa itu.


Meski telah memasuki masa pensiun usia kepala enam, Putu masih aktif. Dirinya terus berjuang dan berjuang mengingat moto hidup yang diberikan orang tuanya sewaktu kecil. 


Usaha kecil sebagai loper koran masih setia ditekuninya sampai sekarang, tapi tidak lagi menggunakan sepeda ontel kesayangannya, namun menggunakan sepeda motor miliknya hasil cicilan. Apabila dia berhalangan antar koran ke pelanggan dirinya dibantu anak dan keluarganya.

Dia ingat waktu masa kecil pesan almarhum orang tuanya, katanya jangan pernah lelah berjuang mempertahankan hidup dijalan kebenaran. Pesan itu masih diingat disisa-sisa hidup masa tuanya setelah ditinggal almarhum istri.


Kini Putu melakoni aktivitas ekonomi agen kecil-kecilan menjual jamu kesehatan herbal botolan secara online dari produksi seorang sinshe penekun jamu herbal di Sukawati, Gianyar. Jamunya sangat laris manis di wilayah Bali hingga pengiriman ke luar daerah diantaranya Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia bahkan memiliki beberapa penyalur penjual jamu. Bertambah lagi larisnya jamu jualan Putu karena kebetulan momentnya saat itu bertepatan dengan situasi dunia saat pandemi Covid-19. Banyak masyarakat khususnya Indonesia saat itu mengalihkan perhatian jaga kesehatan alternatif menkonsumsi obat herbal diantaranya jamu. Juga kini usaha baru Putu dilakoninya dibidang kesehatan modern dengan menyewakan alat terapi ion elektrik dari rumah ke rumah atau pasien datang ke rumahnya. (Ami/Pasek Antara)

Kamis, 18 Januari 2024

Hadiri Diskusi, Devy: Toleransi Harusnya Jadi Darah Daging Bangsa Indonesia


Denpasar , Bali kini - Sekjen Relawan Semeton Prabowo Putu Asrinidevy menilai pendidikan multikultural dan dialog antar agama penting terus dilaksanakan untuk menciptakan iklim toleransi tetap terjaga. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara diskusi santai yang bertemakan 'Anak Mida Pilar Keberagaman dan Toleransi Menuju Indonesia Emas 2045'.

Dialog atau komunikasi yang terjalin intens menurutnya memungkinkan pemahaman tentang keberagaman lebih mudah diterima.

"Pendidikan dan dialog multikultural, multiagama menjadi dasar masyarakat harmonis. Sederhananya, ketika komunikasi sudah sering terjadi, keberagaman akan menjadi suatu kebiasaan," ungkapnya dalam acara Diskusi Santai di Denpasar, Kamis (18/1/2024).

Perempuan yang akrab disapa Devy itu menambahkan bahwa kedamaian dan nilai sejati toleransi tercipta ketika pemahaman tentang perbedaan sudah menjadi kebiasaan.

"Ketika ini (pemahaman keberagaman) menjadi kebiasaan, Ini menciptakan ruang bagi toleransi, penghargaan, dan kerjasama, mengarah pada pembentukan masyarakat yang inklusif dan damai," tuturnya.


Mantan Presidium KMHDI itu juga mengingatkan peran besar anak muda Bali sebagai contoh dalam meniciptakan toleransi.

"Anak muda, khususnya Bali dilihat sebagai penerus dan bisa dikatakan yang paling menentukan hari ini, dalam berbagai hal, termasuk memupuk keragaman budaya, mempromosikan sikap terbuka terhadap perbedaan, dan membangun fondasi masyarakat yang berlandaskan rasa saling menghormati, kolaborasi, dan harmoni lintas agama dan etnis. Yang kalau hari ini istilahnya disebut moderasi" papar Devy.

"Toleransi bukan hanya sekedar di gaungkan, tapi dilaksanakan. Bali adalah salah satu simbol dan provinsi yang sangat layak menjadi percontohan toleransi di Indonesia dan bahkan dunia," tambahnya.

Devy menilai Toleransi harusnya jadi kebiasaan, bukan hal yang terus jadi bahan perbincangan.

"Toleransi dan keberagaman harusnya sudah menjadi darah dagingya bangsa Indonesia. Sudah saatnya keberagaman selesai jadi pembahasan karena masalah yang timbul atas ketidaksiapan segelintir manusia dalam menerima keindahannya" tandas Gadis Bali asal Gianyar tersebut.[asri/r4]

Senin, 25 Desember 2023

Drs.I Nyoman Gani, Dari Guru Bimbingan Konseling ke Penjual Daging Urutan Sampai Lintas Jawa, Sumatra dan Batam


Karangasem, Bali Kini -
Berawal dari hanya sekedar menjalani aktivitas hobi untuk sendiri berlanjut pemberian kepercayaan dari lingkungan keluarga dan teman-temannya ternyata berbuah manis. Dialah Drs. I Nyoman Gani memetik buah dari tambahan hobi itu. Hobi memasak olahan kuliner Bali khusus urutan daging babi yang dilakoni sembari mengisi waktu sejak Covid-19 berkecamuk mulai Juli 2020 lalu ke usaha ekonomi keluarga sampai kini diusia pensiun sudah tidak muda lagi menapaki 63 tahun. 

Daging urutan dan berbagai jenis olahan babi lainnya laris manis pesanan konsumen. Konsumennya bukan saja di Bali bahkan sampai dikirim ke luar Bali lintas pulau, Jakarta, Surabaya , Solo, Bogor, Malang, beberapa kota lainnya di Jawa, Lombok, Batam, dan sampai ke beberapa kota di Pulau Sumatera seperti Medan, Lampung dan Batam. 

Baginya usia masa pensiun tidak menyurutkan dirinya berhenti berkativitas, justru sebaliknya menambah semangat bisa dan hidup mandiri 

Kiprah kuliner yang kini ditekuni Gani, ayah dua anak dan tiga cucu yang tinggal di rumahnya Desa Nyuh Tebel, wilayah kawasan wisata Candidasa, Kecamatan Manggis, Karangasem ini berawal hanya dari olahan daging urutan babi. Seiring berjalannya waktu sampai merambah ke menu olahan kuliner gibungan meliputi berbagi olahan lawar, sate dan jenis lauk lainnya. 

Usaha kuliner Bali yang digeluti Gani banyak dikenal diawali dari teman-sekolah tempat dia mengajar sebagai guru, dan diketahui oleh teman-teman lain melalui informasi komunitas di beberapa grup WhatsApp. Belum lama ini katanya Gani, pesanan gibungan mencapai 16 paket/sele.

Kisahnya, usaha ekonomi itu baru dilakoni Nyoman Gani sejak tahun 2020 lalu ketika dunia masih dilanda Covid-19, dan karena istrinya, Ni Nengah Sumartini saat itu tidak lagi bisa buka warung berjualan karena warung tempat jualan tidak lagi kontraknya diperpanjang oleh pemiliknya.

Profesi guru bidang studi BK (Bimbingan Konseling) SMAN 1 Manggis, Karangasem yang disandang Gani waktu saat mulai mengembangakan urutan tahun 2020 lalu tidak menghalangi baik waktu maupun rasa malu mengantar dagangannya dari pintu-pintu ke rumah konsumen teman-temannya. “Saya tidak malu dan bisa atur waktu antara tugas dinas dan aktivitas pribadi. Antar pesanan pelanggan dan kerja rumah saya lakukan pada hari libur dan pulang sekolah,” tutur Nyoman Gani kepada penulis melalui chat WhatsApp.

Katanya Gani, dirinya cara aktivitas seperti ini ada nilai yang diwariskan kepada anak dan cucunya kelak hidup mandiri dan menciptakan lapangan kerja semasih bisa dilakukan.

“Kalau pesanan dari luar desa saya antar sendiri menggunakan sepeda motor langsung ke tempat konsumen termasuk sampai ke Denpasar, Tabanan, Klungkung dan beberapa wilayah lainnya di Karangasem, sedangkan di sekitar desa tempat saya diambil oleh konsumen,” katanya Gani yang penekun pesantian.

Bahan bumbu untuk olahan daging urutan khusus resep racikan khas Gani diracik bersama sang istri. 

Tutur Gani, saat ini harga daging babi perkilogram Rp70 ribu. Biasanya dia beli di Pasar Ulakan, Manggis dan Pasar Bugbug. Daging pilihan khusus bahan urutan Gani memilih yang berkualitas super dan sedikit lemak tebal sehingga rasa dagingnya lembut menyatu dengan bumbu racikannya.

Agar hasil urutan benar-benar kualitas baik, seberat 10 kg diolahnya membutuhkan waktu selama 5 jam. Hal itu dilakukan untuk memberikan cita rasa urutan beda dengan urutan lainnya serta tahan tidak cepat basi asalkan tempat penyimpanannya baik.

Panjang urutan mentahnya bisa sampai 1 meter, dibutuhkan keterampilan hati-hati memasukkan daging ke usus agar tidak bocor ususnya. 

Pihaknya juga menerima pesanan urutan daging ayam, tetapi masih menggunakan usus babi. 

Gani menjual urutan kepada konsumen perkilo tidak mahal sangat terjangkau hanya Rp150 ribu/kg, yang penting lancar.

Jelang hari raya besar umat Hindu seperti Galungan, Kuningan dan malam tahun baru orderan pelanggan sangat banyak. Bahkan bukan urutan saja yang dijualnya melainkan berbagai lauk bahan daging babi, ayam dan ikan laut diantaranya berbagai jenis sate, tum, lawar dan lainnya termasuk paket gibungan.

Keseharian Gani membuat pesanan konsumen hanya dibantu sang istri dan terkadang melibatkan anak, cucu dan keluarga lainnya apabila pesanannya banyak.

Testimoni pelanggan setia urutan Gani, I Gede Nala Antara, dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana Denpasar. “Diantara urutan yang pernah saya pernah nikmati, urutan produk Gani yang paling mengena dengan selera saya dan keluarga. Banyak keluarga dekat dan teman saya dari luar Bali, Surabaya, Solo dan Jakarta dititipi memesan urutan Gani,” tutur Nala melalui WhatsApp. Lanjut Nala, asal kelahiran Desa Seraya, Karangasem tinggal di Denpasar, “komposisi bumbu pas banget, tidak terlalu keras bau bumbu rempahnya, komposisi daging lebih dominan sedangan lemaknya tidak terlalu banyak sehingga urutan tidak terlalu keras tetap lembut walaupun sudah digoreng lagi”.

Sementara itu, pelanggan setia urutan Gani lainnya dari Mataram, Lombok, yang juga guru besar dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, kelahiran Amlapura tinggal di Mataram, I Komang Damarjaya dihubungi melalui WhatsApp, semua keluarganya di Mataram sangat suka urutan karya Gani karena perbandingan lemak dan daging pas, dan bumbunya mantap. (Ami/Komang Pasek Antara)

Sabtu, 23 Desember 2023

Peringati Hari Ibu 2023, Iwanwar Gelar Talk Show ‘Ibu, Pangkalan Kasih Inspirasi Tanpa Batas’


Denpasar , Bali Kini -
Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Iwanwar (Ikatan Wanita Warmadewa) menggelar talkshow dengan tema “Ibu Pangkalan Kasih, Inspirasi Tanpa Batas” yang berlangsung di Ruang Auditorium  Widya Sabha Uttama Universitas Warmadewa, JumPeringati Hari Ibu 2023, Iwanwar Gelar Talk Show ‘Ibu, Pangkalan Kasih Inspirasi Tanpa Batas’ 


Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Iwanwar (Ikatan Wanita Warmadewa) menggelar talkshow dengan tema “Ibu Pangkalan Kasih, Inspirasi Tanpa Batas” yang berlangsung di Ruang Auditorium  Widya Sabha Uttama Universitas Warmadewa, Jumat (22/12/23).


Perayaan Hari Ibu ini menjadi spesial, dikarenakan para pria yang merupakan bagian dari civitas akademika Unwar dilibatkan dalam mengisi berbagai hiburan perayaan Hari Ibu. Terlebih pada pementasan tari yang sebenarnya dilakukan oleh kaum perempuan justru diperankan oleh para pria, sehingga tarian penyambutan Panyembrama yang ditampilkan mengundang gelak tawa ratusan anggota Iwanwar. 


Menurut Ketua Umum Iwanwar, Nyonya Ida Ayu Agustini Pandit, perayaan Hari Ibu tahun ini dilaksanakan oleh kepanitiaan Iwanwar unit Fakultas Pertanian, dengan mengambil tema Ibu, Pangkalan Kasih Insipirasi Tanpa Batas. Dimana seluruh kegiatan pada perayaan Hari Ibu ini dilakukan oleh kaum pria dan dihadiri oleh seluruh unit Iwanwar. “Semua dilakukan oleh kaum pria, kita Ibu-Ibu tinggal duduk manis menikmati perayaannya dan juga ada hiburan,” jelas Ny Ida Ayu Agustini Pandit.


Baginya, memaknai peran seorang Ibu adalah bagian dari segalanya. Secara pribadi sebagai seorang Ibu, dikatakan selalu berusaha melakukan sesuatu yang lebih baik daripada anak-anak.

“Selalu berdoa untuk keselamatan mereka, kesuksesan mereka nantinya dan selalu berdoa agar mereka berbahagia selalu,” ujarnya.


Sementara Ketua Pembina Iwanwar, Nyonya Diah Wisnumurti menyampaikan, tema yang diusung pada Ibu, Pangkalan Kasih Insipirasi Tanpa Batas adalah memiliki arti yang sangat luas. Namun yang menjadi inti adalah, bagaimana peran perempuan sekaligus menjadi seorang ibu dapat mengedukasi generasi muda dengan seiring berkembangnya teknologi saat ini dapat bersosialisasi khususnya pada lingkungan terdekat. “Sekarang bagaimana kita kembalikan ke masa lampau, bukan berarti masa lampau itu jelek. Tetapi bagaimana anak-anak itu dididik supaya bisa bersosialisasi ke teman-temannya tanpa harus selalu pegang gadget,” pungkasnya.


Peran Ibu di dunia pendidikan juga dipandang sangat luas, dimana guru pertama bagi seorang anak adalah Ibu. “Ketika mengandung pun selalu ada yang menyanyikan lagu, ada yang ngajak ngobrol dan itu salah satu Guru pertama bagi anak-anak,” ujarnya.


Pada kesempatan tersebut Rektor Unwar Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, MP., menyampaikan ucapan Hari Ibu kepada seluruh unit Iwanwar, dimana Hari Ibu di Indonesia disebut menjadi sebuah momentum. Bahwa perempuan tentunya kaum Ibu, merupakan motor penggerak keberhasilan pembangunan disaat ini dan mendatang. Tema yang diusung pada perayaan Hari Ibu ini pun dipandang dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi gerakan perempuan atau Ibu di Unwar, untuk selalu berdaya menuju Warmadewa maju, unggul dan berdaya saing di Asia Tenggara. “Peringatan Hari Ibu merupakan hal yang penting bagi penghargaan dan penghormatan terhadap seluruh perempuan, Ibu Indonesia atas peran dedikasi serta kontribusi bagi keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara,” ucap Rektor Unwar.


Bagi Rektor Unwar, Hari Ibu bukan saja sebagai peringatan untuk mengucapkan rasa terima kasih atas jasa yang besar, dan yang istimewa bagi seluruh masyarakat khususnya di Unwar, namun lebih jauh peringatan Hari Ibu bertujuan untuk mendorong pemangku kepentingan masyarakat luas dalam memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi para perempuan khususnya kaum ibu.


Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali, Dr. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., turut mengucapkan Hari Ibu kepada seluruh anggota Iwanwar, juga memaknai tema Hari Ibu yang digagas oleh Iwanwar. Dikatakan seorang Ibu merupakan sosok yang luar biasa dalam setiap nafas dan perjalanan hidup…at (22/12/23).


Perayaan Hari Ibu ini menjadi spesial, dikarenakan para pria yang merupakan bagian dari civitas akademika Unwar dilibatkan dalam mengisi berbagai hiburan perayaan Hari Ibu. Terlebih pada pementasan tari yang sebenarnya dilakukan oleh kaum perempuan justru diperankan oleh para pria, sehingga tarian penyambutan Panyembrama yang ditampilkan mengundang gelak tawa ratusan anggota Iwanwar. 


Menurut Ketua Umum Iwanwar, Nyonya Ida Ayu Agustini Pandit, perayaan Hari Ibu tahun ini dilaksanakan oleh kepanitiaan Iwanwar unit Fakultas Pertanian, dengan mengambil tema Ibu, Pangkalan Kasih Insipirasi Tanpa Batas. Dimana seluruh kegiatan pada perayaan Hari Ibu ini dilakukan oleh kaum pria dan dihadiri oleh seluruh unit Iwanwar. “Semua dilakukan oleh kaum pria, kita Ibu-Ibu tinggal duduk manis menikmati perayaannya dan juga ada hiburan,” jelas Ny Ida Ayu Agustini Pandit.


Baginya, memaknai peran seorang Ibu adalah bagian dari segalanya. Secara pribadi sebagai seorang Ibu, dikatakan selalu berusaha melakukan sesuatu yang lebih baik daripada anak-anak.

“Selalu berdoa untuk keselamatan mereka, kesuksesan mereka nantinya dan selalu berdoa agar mereka berbahagia selalu,” ujarnya.


Sementara Ketua Pembina Iwanwar, Nyonya Diah Wisnumurti menyampaikan, tema yang diusung pada Ibu, Pangkalan Kasih Insipirasi Tanpa Batas adalah memiliki arti yang sangat luas. Namun yang menjadi inti adalah, bagaimana peran perempuan sekaligus menjadi seorang ibu dapat mengedukasi generasi muda dengan seiring berkembangnya teknologi saat ini dapat bersosialisasi khususnya pada lingkungan terdekat. “Sekarang bagaimana kita kembalikan ke masa lampau, bukan berarti masa lampau itu jelek. Tetapi bagaimana anak-anak itu dididik supaya bisa bersosialisasi ke teman-temannya tanpa harus selalu pegang gadget,” pungkasnya.


Peran Ibu di dunia pendidikan juga dipandang sangat luas, dimana guru pertama bagi seorang anak adalah Ibu. “Ketika mengandung pun selalu ada yang menyanyikan lagu, ada yang ngajak ngobrol dan itu salah satu Guru pertama bagi anak-anak,” ujarnya.


Pada kesempatan tersebut Rektor Unwar Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, MP., menyampaikan ucapan Hari Ibu kepada seluruh unit Iwanwar, dimana Hari Ibu di Indonesia disebut menjadi sebuah momentum. Bahwa perempuan tentunya kaum Ibu, merupakan motor penggerak keberhasilan pembangunan disaat ini dan mendatang. Tema yang diusung pada perayaan Hari Ibu ini pun dipandang dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi gerakan perempuan atau Ibu di Unwar, untuk selalu berdaya menuju Warmadewa maju, unggul dan berdaya saing di Asia Tenggara. “Peringatan Hari Ibu merupakan hal yang penting bagi penghargaan dan penghormatan terhadap seluruh perempuan, Ibu Indonesia atas peran dedikasi serta kontribusi bagi keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara,” ucap Rektor Unwar.


Bagi Rektor Unwar, Hari Ibu bukan saja sebagai peringatan untuk mengucapkan rasa terima kasih atas jasa yang besar, dan yang istimewa bagi seluruh masyarakat khususnya di Unwar, namun lebih jauh peringatan Hari Ibu bertujuan untuk mendorong pemangku kepentingan masyarakat luas dalam memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi para perempuan khususnya kaum ibu.


Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali, Dr. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., turut mengucapkan Hari Ibu kepada seluruh anggota Iwanwar, juga memaknai tema Hari Ibu yang digagas oleh Iwanwar. Dikatakan seorang Ibu merupakan sosok yang luar biasa dalam setiap nafas dan perjalanan hidup [rl/ml]

Kamis, 21 Desember 2023

KETUT "MACAN" MUDIA PENSIUNAN MAYOR TNI KINI GELUTI TERNAK LELE


Karangasem, Bali Kini -
Banyak orang jelang memasuki atau telah pensiun/purnatugas dari tempat kerja merasa bingung kegiatan atau pekerjaan apa yang akan dijalani nanti. Ada yang istirahat santai di rumah saja, ngemong cucu, dan ada pula mengisi kegiatan usaha ekonomi untuk menambah pendapatan.


Adalah I Ketut Mudia yang kerap disapa “Macan” oleh teman-teman akrabnya, warga Kampung Bangras, Kelurahan Karangasem, Karangasem yang telah pensiun tahun 2019 lalu dari perwira TNI Angkatan Darat berpangkat Mayor memilih masa pensiunnya tidak diam santai dan ngemong cucu saja tapi semangat mengisi hidup dengan beralih geluti usaha ternak ikan lele. 


Semangat pantang mnyerah mengisi hidup Mudia banyak terinsiprasi dari semangat juangnya ketika masih aktif di TNI mulai dari bawah Secaba Milsuk Infanteri tahun 1983/1984.


Ditemui penulis Kamis (21/12/2023) di rumahnya Kampung Bangras, belakang SDN 3 Karangasem, Jalan Diponogoro Amlapura. Sembari memberikan makan ikan peliharaannya di tegalan belakang rumah tempat tinggalnya seluas sekitar 4 are, Mudia bers cerita terkait dirinya yang kini geluti kegiatan perternakan lele. 


Ia mulai menggeluti dunia peternak di tahun 2011 yakni dengan beternak babi yang jumlahnya mencapai puluhan ekor. Waktu itu dirinya masih aktif, dimana waktu pengelolaan ternaknya dibantu oleh sang istrinya, dengan memanfaatkan tegalan di belakang rumahnya. 


Karena akhir-akhir ini harga penjualan babi hidup, menurun dimana harga jual tidak sebanding dengan harga pakannya yang sangat mahal, sehingga dirinya memutuskan menjual babinya dengan harga murah dan beralih ke ternak jenis lele.


Kata Mudia, awal tahun 2023 pengetahuan ternak lele awalnya diperoleh dari dorongan menantunya Ni Kadek Mira Puspita Yanti yang juga Penyuluh Agama Hindu Kantor Kementeraian Agama Hindu Kabupaten Karangasem dapat informasi dari masyarakat peternak, karena prospek kedepan ternak lele cukup menjajikan, semua kalangan masyarakat bisa menkonsumsinya.


Dorongan menantu dan keluarga menjadi pelecut dengan kata “siap” semangat jiwa TNI-nya ketika masih aktif. “Saya belajar dari media sosial yutub dan media lainnya, tidak terlalu sulit memeliharanya yang penting ada air, kolam dan tekun, akhirnya saya tertarik juga”, ujar Mudia sembari menaburkan pakan ternak ke kolam ternak ikan peliharaannya.


Kini Mudia telah memiliki sebanyak 10 ribu ikan lele tersebar di 3 kolam ukuran 12 meter persegi, dan dalam jangka waktu setiap sekitar 3 bulan lele sudah siap panen di datangi para pelanggan. Bagi Mudia dan keluarga, pemberdayaan ekonomi keluarga sangat berarti menambah gaji pensiun kebutuhan ekonomi sehari-hari. 


Lokasi kolamnya sangat strategis menguntungkan karena tegalan belakang rumahnya berada di bantaran pinggiran sungai sehingga sirkulasi air sangat mudah dan tidak perlu membeli air dari PDAM. 


Terkait soal pemasaran hasil panen katanya tidak ada kendala bahkan sangat laris manis orderan. 


Untuk mengembangkan usaha, dirinya telah bersinergi dengan pengusaha ternak lele dari luar Kabupaten Karangasem yaitu Kabupaten Tabanan. Bibit lele dibeli dibawakan langsung oleh pengusaha tersebut, sedangkan sebaliknya panen lelenya dibeli oleh pengusaha tersebut. Pangsa pasar lele sehari-hari dibeli eceran oleh para pedagang pecel lele di Kota Amlapura langsung ke lokasi ternaknya. “Saya sangat kualahan menerima pesanan lele untuk konsumsi khususnya pesanan pengusaha dari Tabanan untuk dijual kembali memenuhi pesanan hotel dan restoran di Bali,” ujarnya. Lanjut Mudia, dirinya akan mengembangkan usaha ternak lelenya dengan membuat lagi beberapa tambahan kolam di areal tegalan masih kosong.


"Sekarang harga bibit lele perekor berkisar Rp275-300, sedangkan lele ukuran layak konsumsi berkisar seharga Rp20-25 ribu perkilogram, " tuturnya


Dirinya tidak sendirian mengelola ternak lelenya, ia dibantu oleh keluarga sang, istri Ni Luh Kertiwati, anak laki sematang wayangnya, I Gede Juliantara, dan menantu Ni Kadek Mira Puspita Yanti.


Bagi Mudia sangat senang menikmati sekali melakoni ternak lele disamping usaha ekonomi juga sambil rekreasi menemani momong kedua cucunya yang masih kecil menaburkan mekanan lele di kolam.


Cerita ke belakang tentang dirinya lakoni petani ternak, alumnus SMAN Karangasem (kini SMAN 1 Karangasem) angkatan tahun 1978 itu, tidak heran, Mudia kecil sudah akrab dengan dunia air sungai dan lumpur, karena semasa masih kanak-kanak dirinya hampir setiap hari membantu kedua orang tuanya sebagai petani sawah menanam kangkung. Maklum saudaranya banyak, orang tuanya hanya mengandalkan hidup dari garapan sawah.


Tutur Mudia kecil cukup mengharukan, untuk bawa bekal uang sekolah pagi sehari-hari dirinya harus menunggu dari jualan kangkung laku dulu ibunya di pasar Amlapura dekat tempat tinggalnya. (Komang Pasek Antara, Ami)

Selasa, 28 November 2023

Kampanye Antikekerasan 16 Hari di Bali


 FOTO: Pernyataan aksi bersama pencegahan dan penghapusan kekerasan seksual, Senin (27/11) di RRI Denpasar.

DENPASAR-Bali Kini - Merespon kasus kekerasan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, serta untuk menyosialisasikan berlakunya Undang-undang No 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), LSM Bali Sruti memotori gerakan kampanye "Setop Kekerasan Apapun dan Di manapun". 


Rencananya, kampanye digelar secara maraton selama 16 hari ke depan dari 25 November hingga 10 Desember 2023. "UU TPKS ini perlu kita sosialisasikan lebih luas dan masif agar semua masyarakat paham," jelas Gusti Ayu Andani Pertiwi, aktivis LSM Bali Sruti, di sela Talkshow UU TPKS Nomor 12 Tahun 2022 Melindungi Kita Semua "Ayo Setop Kekerasan Seksual pada Siapapun dan Dimanapun!, di RRI Denpasar, Senin (27/11/2023). 



Kampanye yang disiarkan langsung oleh RRI Denpasar itu merupakan sebuah momentum serangkaian dengan kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan. Yang mana kampanye dimaksud telah dimulai pada 25 November 2023 lalu hingga 10 Desember 2023 mendatang.


“Ini menjadi momentum kita bersama, mengingat Indonesia darurat kekerasan seksual. Sehingga ini adalah sebuah momen spesial untuk kita bersama, merefleksikan bagaimana kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan seksual di sekitar kita,” jelas Andani.


Andani melanjutkan, UU TPKS, adalah sebuah aturan baru yang dirasa masih belum diketahui oleh seluruh masyarakat. Padahal lahirnya undang-undang tersebut mengartikan bahwa negara hadir untuk membantu korban. 


“Selain 9 jenis kekerasan seksual, dalam undang-undang itu juga dijelaskan secara rinci mengenai upaya-upaya pemerintah untuk melindungi korban, memberikan pendampingan kepada korban, restitusi, dan bagaimana agar korban berani untuk speak up,” ungkapnya.


Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) IV Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Ditreskrimum Polda Bali, AKBP Ni Luh Kompiang Srinadi mengakui, kasus kekerasan seksual terhadap perempuan kian mengkhawatirkan. 


"Jadi kekerasan seksual bisa terjadi dimana saja. Bisa di lingkup keluarga, bisa di lingkungan pendidikan, ataupun di area publik," katanya saat menjadi narasumber. Ia menambahkan, kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak masih menjadi fenomena gunung es. Tidak banyak korban melaporkan kasus ini kepada aparat penegak hukum.


"Kemungkinan ada rasa takut, bagaimana cara melapor kepada petugas kepolisian, terus bagaimana nanti ini adalah pelakunya dari lingkungan keluarga, mungkin takut dan malu, itu tentunya dari Polda Bali kami berkomitmen untuk membantu memberikan pelayanan terkait dengan kasus-kasus kekerasan seksual yang dihadapi oleh perempuan dan anak," bebernya. 


Ia menguraikan, anak sebagai pelaku tindak pidana pada tahun 2022 sebanyak 30, dan per Oktober 2023 naik menjadi 39. Peningkatan itu didominasi kasus persetubuhan dan kekerasan seksual. 


Sedangkan untuk anak selaku korban di tahun 2022 sebanyak 120, dan per Oktober 2023 turun ke 75. dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Bali, Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) Bali, Yayasan Gerasa, dan Mahasiswa FISHUM Universitas Ngurah Rai.


Para peserta menyampaikan pernyataan bersama yang berisikan lima poin utama. Salah satunya mendesak untuk penghentian segala bentuk kekerasan termasuk kekerasan seksual yang dapat merugikan siapa pun, tanpa memandang jenis kelamin, usia atau latar belakang.


Para peserta terdiri dari, RPK Polda Bali, Sivitas Fishum Universitas Ngurah Rai, DP3AP2KB Denpasar, Kaukus Perempuan Parlemen Denpasar, KPPAD, LBH Apik, Sekolah Perempuan Kartini, Sekolah Perempuan Srikandi, Gerasa Bali, HWDI Bali, Lentera Anak Bali, FAD Denpasar, dan Yayasan Citizen Partisipasi Indonesia


Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) Universitas Ngurah Rai Dr. Drs. I Wayan Astawa, SH., MAP., menambahkan, UU TPKS menjadi instrumen yang kuat dalam memproteksi perempuan dan anak. 


Sebagai representasi lembaga pendidikan, pihaknya siap menyebarkan virus positif untuk mengentaskan permasalahan yang ada. 


"Karena Undang-Undang ini luar biasa sekali. Karena kalau kita lihat di Undang-Undang yang lain, belum ada saya temukan itu perlindungan terhadap korban," sebutnya.


Sekretaris Sekolah Perempuan Srikandi Desa Dauh Puri Kaja, Fatmawati, menambahkan, pihaknya telah menerima sejumlah pengaduan sejak awal wadah ini dibentuk beberapa bulan lalu. 


Ia mengakui, kekerasan dengan berbagai bentuknya masih marak terjadi di sekitarnya. Pihaknya pun memegang komitmen untuk andil dalam memberantas kekerasan, tentunya lewat koordinasi dengan stakeholder terkait. rl*

Selasa, 21 November 2023

Belasan Penyu Hijau diLepas Liarkan, Bupati Tamba Ajak Lindungi Satwa Langka


Jembrana , Bali Kini -
Belasan penyu hijau hasil pengungkapan kasus penyelundupan penyu oleh Polres Jembrana, dilepasliarkan di Pantai Desa Perancak, Selasa (21/11).


Penyu penyu hijau itu tergolong satwa langka. Bahkan ada yang diketahui berumur 50 tahun lebih dan satu ekor penyu akan bertelur sehingga perlu segera dilepasliarkan.


Bupati Tamba yang hadir saat pelepasan penyu tersebut  mengucapkan terimakasih atas pengawasan Kapolres Jembrana berserta jajarannya, sehingga upaya untuk penyelundupan sembilan belas penyu hijau tersebut bisa dibatalkan.

“Hari ini sudah dikembalikan kehabitatnya, astungkara 19 penyu hijau ini bisa hidup sehat kembali dan kembali bertelur. Sehingga pada akhirnya kelestarian ini bisa di jaga, ” ujarnya.



Selain itu, Bupati Tamba juga menghimbau kepada masyarakat bahwasanya penyu ini merupakan binatang yang dilindungi dan patut untuk dilestarikan.

“Semoga masyarakat semakin sadar bahwa penyu itu adalah ekosistem yang patut kita jaga dan harus kita lindungi, ” jelasnya.


Sementara itu Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana menuturkan sebagai update informasi bahwa hari minggu tanggal 19 Nopember 2023 Polres Jembrana melakukan pengungkapan penyelundupan Penyu Hijau yang ada di Kabupaten Jembrana.


" Hari ini kita melepasliarkan Punyu yang kita amankan, kita amankan dijalan di Desa Baluk pada saat yang bersangkutan akan membawa penyu ini dari Kabupaten Jembrana, kita mengamankan satu orang inisial RBD, kita amankan dengan kendaraan pick up membawa 19 ekor penyu hijau, "ucapnya 


AKBP I Dewa Gde Juliana juga mengatakan dari proses pengembangan kasus ini,  pihaknya sudah mengantongi darimana yang bersangkutan mendapatkan Penyu tersebut. Dirinya juga akan melakukan kordinas dengan pihak Kejaksaan untuk tindakan selanjutnya.


"Kita akan berupaya untuk bisa melakukan pengungkapan terkait dengan sumber daripada penyu ini, kemudian dari keterangan yang bersangkutan bahwa kegiatan yang dia lakukan ini sudah beberapa kali dan kita masih melakukan pengejaran terkait dari sumber penyu ini, "tandasnya ( gede/r3)

Rabu, 01 November 2023

547 Hari Keliling Indonesia Tengku Faisal Dan Istri Berhasil Sambangi 30 Provinsi


Pensiun pegawai Bank Indonesia. Meski sudah tak muda lagi, Ia bersama istrinya dr. Indriati berhasil mengelilingi 30 provinsi di Indonesia selama 547 hari. 


Reporter ; Adong Eko 


Bali Kini - Selama 32 tahun bekerja di Bank Indonesia, Teuku Faisal pernah ditugaskan dibeberapa daerah Indonesia, seperti di pulai Jawa dan Sumatera. 


Teuku Faisal kerap berpindah-pindah tempat hingga akhirnya beberapa tahun menjelang pensiun ia ditugaskan untuk mengabdi di Bank Indonesia Thamrin, Jakarta. 


"2018 saya pensiun. Setelah masa kerja selesai saya bersama istri memilih kembali ke Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara," kata Teuku Faisal, ketika bercerita kepada penulis, pada Selasa, 3 Oktober 2023. 


Bagi pria kelahiran Banda Aceh itu alasan memilih menghabiskan waktu di Kota Padangsidimpuan adalah untuk mencari ketengan diri setelah puluhan tahun waktunya dihabiskan dengan hiruk pikuk pekerjaan di Bank Indonesia. 


"Padangsidimpuan itu kan kota Madya, tidak terlalu ramai. Jadi untuk mencari ketenangan dapatlah," ucap pria kelahiran 25 Desember 1961 itu. 


Selain menanggap Kota Padangsidimpuan daerah yang nyaman dan tenang, bagi Teuku Faisal kota itu menyimpan kenangan tersendiri baginya. Dimana pada saat pertama kali bekerja di Bank Indonesia, Padangsidimpuan adalah daerah penempatan pertama kalinya ketika ia diterima sebagai pegawai Bank Indonesia. 


" Tahun 1986 saya ditugaskan di Medan. 1987 sampai dengan tahun 2000 bertugas di Kota Padangsidimpuan. pindah ke Bank Indonesia Thamrin Jakarta sampai 2015, pindah lagi ke Medan sampai 2017 kembali lagi ke Bank Indonesia di Thamrin 2018 hingga pensiun," kata Faisal.


Kurang lebih 14 tahun menetap di Kota Padangsidimpuan bagi Teuku Faisal, daerah itu sudah seperti kampung halamannya sendiri. Di sana ia pun membangun kehidupannya layaknya orang-orang pada umumnya. Tak hanya itu, di sana ia juga mendirikan radio yang diberi nama, Radio Adi Utama (RAU) FM Padangsidimpuan.


"Kenapa saya setelah pensiun kembali ke Kota Padangsidimpuan? karena rumah ada di sana dan ada radio yang saya bangun pada tahun 1994 harus diurus kembali," tutur Faisal. 


Setelah tak lagi bekerja sebagai pegawai Bank Indonesia. Teuku Faisal menjalani hidup seperti pensiunan pada umumnya. Menikmati hari demi hari bersama istri tercintanya Indriati. Di rumah sederhana yang mereka tempati pun sudah tak ramai lagi. Karena kedua putranya sudah menata kehidupan rumah tangga sendiri. 


"Anak-anak saya sudah menikah. Mereka tinggal di Jakarta," kata pria yang kini dikaruniai lima orang cucu dari ketiga anaknya. 


Namun waktu untuk menikmati masa pensiun yang baru beberapa tahun dinikmati Teuku Faisal bersama istri terganggu. Wabah Covid-19 pada 2021 membuatnya tak bisa kemana-mana. Kehidupan menjadi terbatas. Berbagai aturan dikeluarkan pemerintah untuk mengantisipasi penularan virus yang mematikan itu. 


"Waktu pandemik Covid-19 kita kan tidak bisa kemana-mana. Mau ke Jakarta dan ke Medan juga tidak bisa," kata Teuku Faisal. 


Aktivitas yang dilakukan hanya bisa berada di rumah. Rutinitas yang dilakukan pun hanya menonton konten-konten di Youtube. Dimana satu ketika Teuku Faisal menonton konten orang-orang yang melakukan perjalanan keliling Indonesia. 



Konten-konten perjalanan keliling Indonesia itu menginspirasi Teuku Faisal untuk mencoba melakukan hal yang sama. Keinginan itu lalu ia sampaikan kepada istrinya. 


"Saya tanya istri mau tidak eksperimen? Keliling Indonesia. Dari pada hanya di rumah, nanti banyak penyakit yang datang," cerita pria kelahiran Banda Aceh itu. 


Ibarat dayung bersambut, Indriati yang mendengar keinginan suaminya itu pun menyetujui. Sepasang suami istri itu ternyata punya keinginan yang sama. Sama-sama ingin menikmati hari tua yang lebih indah dan penuh dengan kenangan. 


Setelah mendapat persetujuan sang Istri dan memastikan kekasih tercintanya akan ikut mendampingi perjalanan, Teuku Faisal mulai mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Perjalanan keliling Indonesia ini akan menjadi perjalanan yang tak akan pernah dilupakan sehingga perlu persiapan yang matang. 


"Di konten youtube itu, saya lihat sudah ada yang pakai motor, sepeda, mobil. Tapi yang kakek-nenek belum ada. Jadi ini mungkin cerita unik, kakek-nenek keliling Indonesia," tutur Teuku Faisal. 


Teuku Faisal pun mulai memodifikasi mobil Toyota Voxy miliknya. Mobil tersebut dimodifikasi bagaikan rumah berjalan. Didalamnya terdapat kamar, dapur dan gudang penyimpanan barang-barang bawaan yang dibutuhkan untuk mengelilingi satu demi satu provinsi yang ada di Indonesia. 


Modifikasi mobil seperti rumah berjalan itu sengaja dilakukan Teuku Faisal untuk mengantisipasi agar ketika tiba di daerah tujuan ia bersama istrinya tidak perlu menginap di hotel. 


"Mobilnya kami modifikasi di Jakarta. Jadi kami terbang dari Padangsidimpuan menuju Jakarta untuk melakukan perjalanan perdana," kata Teuku Faisal. 


Niat sudah matang, perlengkapan dalam perjalanan pun sudah dikemas kan. Keinginan menikmati keindahan alam Indonesia telah menggebu-gebu dalam hati dan pikiran, perjalanan pun segera dimulai. 


Bersama istri, Teuku Faisal meninggalkan rumahnya di Padangsidimpuan. Mereka terbang menuju Jakarta untuk memulai perjalanan perdana. Minggu 6 Februari 2022 adalah hari bersejarah dan tak akan pernah dilupakan bagi sepasang suami istri itu. Mereka memulai perjalanan dari Jakarta menuju Lampung. 


"Persiapan utama untuk memulai perjalanan ini sebenarnya mental. Mental ini harus benar-benar disiapkan agar kuat menghadapi lika liku perjalanan yang akan ditempuh," kata pria berkacamata itu. 


Rau FM Keliling Indonesia pun dimulai. Dari Jakarta menuju Lampung, satu demi satu provinsi berhasil pasangan suami istri itu kunjungi. Seperti Bengkulu, Sumatera, Banda Aceh, Jawa, Bali, Maluku, Sulawesi hingga Kalimantan. 


"Lama perjalanan yang kami lakukan  satu tahun tujuh bulan. 30 provinsi yang sudah dikunjungi," cerita Teuku Faisal. 


Selama kurang lebih 547 hari melakukan perjalanan keliling Indonesia, ada banyak cerita dan kenangan indah yang didapat oleh Teuku Faisal dan istri. Diantaranya ia dapat melihat betapa cantik dan indahnya tempat wisata yang dimiliki setiap provinsi. Seperti pantai yang ada di Sabang, Provinsinya Banda Aceh. Pantainya bagus, bersih dan orangnya ramah. 


Sepasang suami istri ini memang lebih memilih untuk menginap di pantai di setiap provinsi yang dikunjungi. Hal itu bukan tanpa alasan, selain ingin menikmati keindahan alam, mereka juga ingin mengeksplorasi tempat wisata yang ada di Indonesia sehingga dapat dikenal oleh warga di seluruh dunia. 


Suatu ketika, saat sedang bermalam di pantai Muko-muko di Provinsi Bengkulu, Teuku Faisal bersama istri, tiba-tiba disambangi oleh anggota polisi yang sedang melakukan patroli. Beberapa orang petugas datang mendekatinya, melihat mobil yang digunakan. 


"Di mobil kami itukan ada tulisan Padangsidimpuan, ternyata polisi yang patroli ini orang sana juga," cerita Teuku Faisal. 


Mengetahui di mobil terdapat tulisan Padangsidimpuan, salah satu anggota polisi tersebut ternyata merupakan orang asli Padangsidimpuan. Teuku Faisal dan istri bersama polisi tersebut akhirnya bercengkrama di tepi pantai Muko-muko hingga larut malam. 


Teuku Faisal tidak pernah menyangka, ketika berada di kampung orang ternyata malah bertemu dengan orang Padangsidimpuan. Yang mana rumahnya dekat dengan stasiun radio Rau FM. 


"Kami bercerita tentang kampung halaman. Bercerita tentang pengalaman kehidupan. Bagi saya ini pertemuan yang saya sangat berkesan. Jika tidak keliling Indonesia, mungkin tidak ada pertemuan di malam itu," kata Teuku Faisal. 



Meninggalkan Provinsi Bengkulu, Teuku Faisal melanjutkan perjalanan dari satu daerah ke daerah lainnya. Kali ini ia bergerak menuju Barus, Sumatera Utara. Wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Banda Aceh. Di sana Teuku Faisal bersama istri menginap di pantai Barus, Kabupaten Tapanuli Selatan. 


"Ketika kami sedang memasang tenda untuk tidur, pemilik lahan datang. Ngobrol-ngobrol. Ternyata pemilik lahan ini orang Aceh sama dengan saya," cerita Teuku Faisal. 


Perjalanan awal menuju satu demi satu provinsi yang dilalui Teuku Faisal bersama istrinya sudah mulai mendapatkan berbagai pengalaman. Tentang indahnya wisata alam, baginya itu sudah tak lagi diragukan. Tapi bertemu dengan orang-orang baru, bersilaturahmi dengan yang belum pernah bertemu adalah bagian kisah yang tak akan dilupakannya. 


"Alhamdulillah dari perjalanan ini, saya bisa bersilaturahmi dengan orang-orang baru," kata Teuku Faisal. 


Ketika sedang melakukan perjalanan menuju Geurutee, Provinsi Banda Aceh, Teuku Faisal saat itu bertemu dengan pasangan suami istri yang juga melakukan perjalanan keliling Indonesia. Jika dirinya menggunakan mobil, pasang tersebut berkeliling menggunakan motor. 


"Awalnya salip-salipan. Mereka lambaikan tangan, kami juga lambaikan tangan. Waktu saya lihat mereka berhenti di warung kopi, saya pun berhenti untuk menemuinya," tutur Teuku Faisal. 


Saat berada di warung kopi yang sama, Teuku Faisal bersama istrinya langsung menyambangi pasangan suami istri tersebut. Mereka berbincang-bincang hingga terungkaplah jika pasangan suami istri tersebut berasal dari Kalimantan. 


"Nama suaminya yang saya ingat pak Anwar. Seorang pengusaha dari Sangatta, Kalimantan Timur " kata Teuku Faisal. 


Tak ingin jalinan silaturahmi selesai di meja warung kopi, Teuku Faisal lalu meminta nomor telepon pasang suami istri yang melakukan perjalanan keliling Indonesia menggunakan motor itu, dengan harapan suatu saat nanti akan kembali bertemu di tempat lain. 


"Setelah tukaran nomor handphone, kami pun melanjutkan perjalanan," terang Teuku Faisal. 


Setelah melakukan perjalanan untuk mengelilingi beberapa provinsi di Sumatera, Banda Aceh dan Riau, Teuku Faisal bersama istri lalu melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Jakarta, pada 14 Mei 2022. 


Dari Jakarta, ia dan istri kembali melanjutkan perjalanan untuk menyusuri provinsi yang ada di pulau Jawa. Perjalanan dimulai dan provinsi pertama yang dikunjungi adalah Jawa Barat. Sama seperti di provinsi lainnya, di Jawa Barat Teuku Faisal dan istri memilih untuk mengunjungi objek wisata, seperti Cikole, salah satu desa di Kecamatan Lembang. 


Bagi Faisal Cikole adalah objek wisata alam yang masih asri. Suasana yang sejuk dengan udara bersih sangat tepat untuk dinikmati saat bersantai-santai setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang. Saat berada di Jawa Barat, Tak hanya objek wisata Cikole yang dikunjunginya, tempat-tempat wisata lainnya pun tak luput untuk datanginya, seperti Priangan. 


Setelah menikmati pemandangan indah di objek wisata yang ada di Jawa Barat, Teuku Faisal melanjutkan perjalanan menuju Jawa Tengah. Dimana objek wisata yang paling berkesan baginya adalah ketika mengunjungi air terjun Songgo Langit, yang berada di Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. 


"Yang paling berkesan itu ketika di Songgo Langit, karena kami bisa tidur di bawah air terjun," tutur Teuku Faisal..


Bagi Teuku Faisal tidur dibawah air terjun adalah kenangan yang tak akan pernah dapat dilupakan dalam perjalanan keliling Indonesia. Karena selama hidupnya belum pernah merasakan hal itu. 


"Tidur dibawah air terjun itu, tidur malam. Bayangkan, betapa nikmatnya tidur dengan langsung mendengar suara air dan suara alam di malam hari," kata Teuku Faisal. 


Setelah hampir satu bulan berada di Jawa Tengah, Teuku Faisal dan istri pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta. Di kota pelajar itu, ia dan istri pun menyempatkan diri untuk mengunjungi dan bermalam di teras gunung Merapi yang berada Kabupaten Sleman. 


Di gunung Merapi yang terkenal dengan juru kuncinya almarhum Mbah Maridjan itu, Teuku Faisal dan istri tak ingin kehilangan moment. Mereka pun berniat mengabadikan keberadaannya dan pemandangan. 


Drone pun disiapkan untuk mengambil gambar, mesin kendali lalu diterbangkan untuk merekam keindahan pemandangan di sekitar gunung Merapi. Namun sayang drone milik Teuku Faisal tiba-tiba lepas kendali hingga jatuh dan hilang. 


"Ketika diterbangkan, drone saya lepas kendali. Jatuh dan hilang. Alhamdulillah dronenya ketemu berkat aplikasi GPS," cerita Teuku Faisal. 


Meninggalkan Daerah Istimewa Yogyakarta, Teuku Faisal dan istri kembali melanjutkan perjalanan menuju Jawa Timur. Ketika berada di Kabupaten Pacitan, ia dihubungi oleh Kapolres Probolinggo, AKBP Teuku Arsya Khadafi yang memintanya untuk mampir ke kantornya. 


"Ketika sampai di Pacitan, saya buat status whatsapp. Ternyata status itu dibaca oleh Kapolres Probolinggo," kata Teuku Faisal. 


Ketika tiba di Kabupaten Probolinggo, Teuku Faisal lalu menghubungi Kapolres menyampaikan jika dirinya sudah tiba di wilayahnya. Kehadiran Teuku Faisal dan istri pun langsung disambung hangat sang Kapolres. 


Teuku Faisal dan istri diajak Kapolres Probolinggo untuk bersantai di Bromo untuk menikmati makan siang bersama. Tak hanya itu, Kapolres pun menyediakan tempat penginapan bagi Teuku Faisal dah istri. 


"Jujur saya tidak pernah menyangka mendapat sambutan hangat dari Kapolres Probolinggo. Beliau melayani kami dengan baik," tutur Teuku Faisal. 


Selesai mengelilingi beberapa daerah di Jawa Timur, Teuku Faisal dan istri melanjutkan perjalanan menuju Bali. Di sana mereka hampir menetap selama satu bulan lamanya. 


"Setelah satu bulan di Bali, kami geser ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bagi saya Lombok ini daerah paling indah, ada pantai, gunung dan air terjun. Dari Lombok, kami menuju Flores, Nusa Tenggara Tengah (NTT)," kata Teuku Faisal. 


Dari NTT, Teuku Faisal dan istri kembali melanjutkan perjalanan menuju Sulawesi Selatan. Setelah satu bulan di sana, perjalanan dilanjutkan menuju Sulawesi Barat. 


"Dari Sulawesi Barat, kami meneruskan perjalanan ke Maluku dan Papua. Lalu kembali ke Jakarta untuk melanjutkan perjalanan ke pulau Kalimantan," terang Teuku Faisal. 


Pada bulan Desember 2022, Teuku Faisal dan istri tiba di Ternate Provinsi Maluku. Di Sana mereka di sambut hangat oleh sahabatnya bernama Edo. Selama di Ternate, temannya selalu memantau perjalannya dan selalu bergabung ketika ia bersama istrinya bermalam di pantai, Sulamadahak. 


"Kepada kami bang Edo bercerita bahwa dulu dia dan kelompoknya membuat budidaya rumput laut, berhubung covid semua usaha mereka hancur," cerita Teuku Faisal. 


Mendengar cerita Edo, Teuku Faisal lalu terfikir untuk membantunya dengan memanfaatkan jaringan yang ia punya. Ia lalu memperkenalkan temannya dan kelompok budidaya rumput lautnya dengan Deputi Bank Indonesia Ternate yang waktu itu di jabat oleh Indra gunawan. 


Dari perkenalan tersebut, lanjut Teuku Faisal, Deputi Bank Indonesia Ternate meminta Edo dan kawan-kawannya membuat proposal. Perkenalan itu pun ternyata membuahkan hasil. beberapa bulan kemudian Edo menghubunginya menceritakan kabar gembira, jika kelompok budi daya rumput laut mereka dapat bantuan dari Bank Indonesia berupa perahu dan peralatan untuk budidaya rumput laut. 


"Kalau di hitung dengan uang kurang, bantuan yang didapat kurang lebih Rp180. Luar biasa dukungan dari bank Indonesia Ternate," cerita Teuku Faisal. 


Faisal mengatakan, dalam hatinya ia merasa senang dan bangga kerja keras temannya dan kelompok budidaya rumput laut dan dibantu  Deputi Bank Indonesia Ternate, Indra Gunawan membuahkan hasil. 


"Saya sebagai teman tentu berharap semoga budi daya rumput lautnya bisa berkembang hingga bisa merambah pasar Internasional," harap Teuku Faisal. 


Dari Ternate, Teuku Faisal dan istri kembali melanjutkan perjalanan. Mengunjungi daerah-daerah di Indonesian hingga perjalannya sampai di Pulau Kalimantan. Di pulau Kalimantan, provinsi pertama yang dikunjungi Teuku Faisal adalah Kalimantan Timur. Ketika berada di daerah Sangatta Utara, ia pun kembali bertemu dengan pasangan suami istri yang mengelilingi Indonesia menggunakan motor yang ditemui saat berada di Geurutee, Provinsi Banda Aceh. Pertemuan kali kedua ini terjadi karena memang Teuku Faisal dan istri sudah berniat sejak awal, ketika tiba di Kalimantan Timur akan menghubungi pasangan suami istri tersebut. 


"Waktu sampai di Kalimantan Timur, istri saya pasang status di whatsapp. Ternyata status itu dibaca mereka," cerita Teuku Faisal. 


Setelah satu tahun lebih tidak pernah bertemu sejak pertemuan di Geurutee, Teuku Faisal dan istri pun kembalikan bertemu dengan pasangan suami istri yang mengelilingi Indonesia dengan motor itu. Pertemuan itu pun berlangsung di Kota Samarinda. 


Di sana Teuku Faisal  disambut baik oleh Anwar dan istrinya. Mereka diminta untuk menginap di rumah pasangan suami istri tersebut. 


"Masya Allah, pasangan suami istri itu orang baik. Bahkan lebaran haji, kami merayakannya di rumah mereka," tutur Teuku Faisal. 


Kenangan terindah yang juga tak akan terlupakan oleh Teuku Faisal ketika di Kalimantan Timur adalah ketika dihubungi Kasdam VI Mulawarman, Brigjen TNI Susilo. Dimana ia bersama istri diminta untuk datang ke Kodam. 


"Kasdam ternyata tahu kami keliling Indonesia dari teman saya. Jujur saya kaget dihubungi Kasdam," ucap Teuku Faisal. 


Atas undangan itu, Teuku Faisal dan istri pun mendatangi Kodam VI Mulawarman yang berada di Balikpapan. Di sana ia dan istri dijamu makan. Tak hanya itu, Kasdam memerintahkan anggota Koramil Sepaku untuk membawa ia dan istri jalan-jalan untuk melihat proyek pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN). 


Dari Kalimantan Timur, Teuku Faisal melanjutkan perjalanan mengunjungi Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.


"Ketika tiba Pontianak, Kalimantan Barat, menetap beberapa hari di sana. Lalu saya bersama istri menyempatkan diri untuk melanjutkan perjalanan ke kuching Sarawak Malaysia - Brunei Darussalam - Kinabalu Sabah Malaysia. Banyak yang heran, kenapa bisa bawa mobil Indonesia ke sana," cerita Teuku Faisal sambil tertawa. 


Jika di Jawa Timur bertemu dan dijamu Kapolres Probolinggo, di Kalimantan Timur diundang makan dan diajak jalan-jalan ke IKN oleh Kasdam dan bertemu dengan pasangan suami istri yang berkeliling Indonesia menggunakan motor. Di Kalimantan Barat, Teuku Faisal dan istri punya cerita dan kenangan sendiri. 


Di Kota Khatulistiwa itu, Teuku Faisal kembali dipertemukan dengan sahabat lamanya ketika bertugas di Medan. Temannya itu adalah seorang polisi yang dulu sama-sama suka main motor. 


Keberadaan Teuku Faisal terpantau oleh teman lamanya itu dari , teman lamanya status Teuku Faisal di media sosial yang sedang mengelilingi Indonesia.Teman polisinya itu pun langsung menghubunginya lalu menyampaikan jika sampai agar datang menemuinya di Polda Kalimantan Barat. 


"Teman saya ini ternyata tugas di Polda Kalbar menjabat sebagai Karorena. Namanya Kombes Pol Marcelino Sampouw," kata Teuku Faisal. 


Bagi Teuku Faisal pertemuannya dengan teman lamanya itu adalah sebuah pertemuan yang mengulang kembali kisah lama mereka. Setelah sekian beberapa tahun lamanya tidak bertemu, mereka dipertemukan kembali di tempat yang mungkin tak pernah dipikirkan. 


"Setelah bertemu dengan teman lama, saya kembali dikejutkan. Pangdam XII Tanjungpura, Mayor Jenderal TNI Iwan Setiawan menghubungi saya. Disuruh datang ke Kodam. Ternyata kami diundang untuk sarapan pagi," tutur Teuku Faisal. 


Kalimantan Barat adalah provinsi yang ke 30 dikunjungi oleh Teuku Faisal dan istri. Berbagai daerah dan objek wisata pun sudah dikunjunginya, selain bertemu dengan kawan lama dan memenuhi undangan Pangdam XII Tanjungpura. 


Dari Kalimantan Barat, Teuku dan istri lalu kembali ke Jakarta, untuk berkumpul kembali bersama anak-anaknya. Selama satu tahun tujuh bulan melakukan perjalanan keliling Indonesia, pasangan suami istri tersebut menempuh perjalanan dengan mulus tanpa ada kendala yang membahayakan diri mereka. 


"Alhamdulillah selama perjalanan kami tidak menemukan masalah. Kalau ban bocor, biasalah," ucap Teuku Faisal. 


Lalu, apakah Teuku dan Faisal akan kembali melanjutkan perjalanannya, mengelilingi provinsi yang belum sempat dikunjungi atau memilih untuk beristirahat menikmati hari-hari tuanya? 


Bagi Teuku Faisal perjalanan keliling Indonesia akan terus dilanjutkan. Dirinya tak ingin berhenti hanya sampai di 30 provinsi. Ia bersama istri akan tetap melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi empat provinsi yang belum sempat dikunjungi, Seperti Banten, Kepulauan Riau dan beberapa provinsi di Papua. 


Tak hanya itu, Teuku Faisal dan istri pun bertekad, setelah mengunjungi empat  provinsi itu, ia akan melanjutkan perjalanan untuk mengelilingi negara-negara Asia. 


"Mimpi dan keinginan saya, perjalanan ke negara Asia itu saya bisa sampai ke Mekah, Arab Saudi. Syukur-syukur kalau bisa sekalian naik haji. Kalau pun tidak, ketika minimal saya dan istri bisa umroh," harap Teuku Faisal.[r3]

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved