-->

Jumat, 28 Maret 2025

Pemkab Tabanan Gelar Tawur Agung Kesanga di Catus Pata Kota Tabanan


Laporan Reporter : Tim Lpt Tabanan

Bali Kini  – Sebagai wujud sembah bakti dan pelestarian tradisi, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama Ibu, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, didampingi oleh Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, beserta istri, Ny. Budiasih Dirga, menghadiri Upacara Tawur Agung Kesanga yang digelar di Catus Pata Kota Tabanan, Jumat, (28/3). Upacara ini merupakan bagian dari rangkaian penyambutan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1947 Tahun 2025 yang dilaksanakan serentak oleh seluruh Desa Adat di Bali.



Pelaksanaan Tawur Agung Kesanga di Kota Tabanan secara rutin digelar di Catus Pata, yang merupakan titik nol Kota Tabanan, tepat di depan Patung Bung Karno, pada siang hari menjelang Catur Brata Penyepian. Tawur Agung Kesanga memiliki makna sakral sebagai upaya Nyomia Bhuta Kala ke alam. Ritual ini bertujuan untuk mensucikan alam semesta beserta isinya sesuai dengan konsep Tri Hita Karana. Upacara ini turut dihadiri oleh Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda dan Kepala Perangkat Daerah terkait, Jero Bendesa Adat Kota Tabanan dan Prajuru Adat se-jebag Tabanan, serta krama adat setempat.



Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan ritual yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Tabanan setiap tahunnya.“Tujuan dari ritual yang rutin kita laksanakan setiap tahun ini, yang pada tahun ini jatuh pada Tahun Caka 1947 adalah untuk mengharmoniskan jagat Tabanan, jagat Bali, agar benar-benar sesuai dengan dresta agama kita. Sebelum memasuki Nyepi dengan Catur Brata Penyepian, ritual ini menjadi awal penyucian yang sangat penting bagi kita semua,” ujarnya.



Lebih lanjut, Sanjaya juga berharap agar seluruh masyarakat Tabanan dapat menjalankan Catur Brata Penyepian dengan baik dan penuh kesadaran. Ia berpesan, bahwa Nyepi adalah momen penting untuk introspeksi diri serta peningkatan spiritualitas diri yang harus dimaknai dengan baik. “Nyepi adalah wujud dari keheningan dan kedamaian yang bertumpu pada konsep Tri Hita Karana. Saya berharap, pelaksanaan Nyepi esok hari dapat berjalan lancar dan menjadi momentum bagi kita semua untuk merefleksikan diri serta meningkatkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan,” tambahnya.



Pun dengan pelaksanaan upacara Tawur Agung Kesanga ini, diharapkan masyarakat Tabanan semakin memahami dan melestarikan tradisi leluhur, serta menjadikan Hari Raya Nyepi sebagai kesempatan untuk membangun kedamaian dan keseimbangan dalam kehidupan. Begitu juga pihaknya berpesan agar dalam pengarakan ogoh-ogoh dan lainnya, diharapkan seluruh masyarakat dan pihak terkait selalu menjaga agar  situasi selalu kondusif, tidak ada euforia berlebihan, sehingga perayaan nyepi bisa kita laksanakan dengan damai

Rabu, 26 Maret 2025

PENGGUNAAN TUMBLER BAMBU SDN 2 JUNGUTAN DIAPRESIASI TURIS ASING

 


Laporan reporter: Tim Lpt Karangasem 


Bali Kini - Penggunaan tumbler (wadah minuman) dari bahan bambu yang dikenalkan oleh anak-anak SDN 2 Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem mendapat apresiasi dari seorang turis warga negara asing asal Amerika San Pransisco, namanya Simon Senter. 

Simon yang berprofesi guru di negaranya menggunakan Tumbler Bambu (TB) buatan siswa SDN 2 Jungutan saat dirinya sedang melakukan trekking di  Bukit Tenganan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Minggu (2/3/2025) lalu. 


TB digunakan Simon diperolehnya dari seorang pemandu trekking yang juga Kepala SDN 2 Jungutan, I Wayan Dresti Yasa, S. Pd., Gr. 

Penuturan I Wayan Dresti Yasa kepada penulis, turis asing Simon Senter penghobi trekking sangat mengapresiasi penggunaan TB dapat menekan penggunaan kemasan sekali pakai dan lebih sehat, juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat jika penggunaan TB berkembang sangat masif. 


Awal penggunaan TB oleh anak-anak SDN 2 Jungutan seperti dijelaskan oleh sang kepala sekolah. 

Diawali dari surat edaran Sekretaris Daerah Provinsi Bali tentang pembatasan penggunaan bahan plastik. Dirinya berinisiatif manfaatkan sumberdaya alam dari masyarakat lokal di Dusun Kubu Pangi, Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, mengingat Desa Jungutan yang dikenal potensi pohon bambu sangat besar. 


Lanjut Dresti Yasa, berat biayanya jika anak-anak siswa membeli wadah minuman tumbler yang dijual di pasaran, akhirnya tercetus ide tumbler bahan bambu. 


Dikatakan Dresti Yasa, orang tua siswa sangat menyambut baik gagasan sekolah penggunaan TB, dan dibuatkan olah orangtuanya.


Yang pertama kali  membawa TB ke sekolah, Ni Kadek Setiawati siswa kelas VI. Kemudian hari-hari berikutnya diikuti oleh teman-teman lainnya 

Penggunaan serentak  TB oleh semua siswa dilounching tanggal 25 Pebruari 2025 lalu. 


Ukuran tumbler panjang 20-25 cm dilengakapi penutup dari bambu sekaligus sebagai gelas minumnya. 


Semua siswa 134 orang membawa TB, sebelumnya siswa membeli minuman di sekolah dalam keamanan plastik. 


"Saya terus merancang bagaimana TB tampilannya cantik, seni dan higienis agar menarik bagi pemakainya. Bambu diisi gambar dan tali tentengan, " Katanya Dresti Yasa.


Agar TB tetap higienis, dirinya mengedukasi anak didiknya agar rajin bersihkan TB dan dikeringkan. 


Pihaknya juga sudah mendapat pesanan dari pihak beberapa perorangan dibuatkan TB buatan SDN 2 Jungutan. 


Komitmen semua guru dan anak-anak siswa SDN 2 Jungutan dalam pencegahan kerusakan lingkungan dari sampah dengan menggunakan alat makan minum berbahan organik, mengurangi membeli snack dan makanan ringan dari pembungkus bahan plastik.


Juga pihaknya selalu berkoordinasi dengan Asobsi (Asosiasi Bank Sampah Indonesia) Kabupaten Karangasem untuk memanfaatkan sampah menjadi berkah

Selasa, 25 Maret 2025

Membludak Umat Melaksanakan Melasti di Pantai Padanggalak

 


Laporan Reporter : Jro Ari

Denpasar, Bali Kini - Beberapa desa adat telah mulai melaksanakan upacara Melasti yang menjadi rangkaian upacara menjelang hari raya Nyepi di Denpasar. Nampak ratusan umat Hindu Bali terlihat sejak siang hari sudah berdatangan di Pantai Padanggalak, Selasa (25/03).

Diketahui untuk kegiatan upacara Melasti dari Desa Adat Peguyangan bahkan sejak pagi sudah melakukan iring iringan membawa sejumlah Aci atau pratima dan sungsungan berupa pelawatan barong dan rangda. 

Mereka yang memang jaraknya jauh, berangkat dari Pura Desa langsung menuju lokasi pantai menggunkaan kendaraan disertai dengan gegamelan. Upacara Melasti sendiri dilaksanakan sebelum Hari Raya Nyepi, pada upacara ini segala perlengkapan persembahyangan atau pretima yang ada di pura disucikan dengan cara dibawa munuju sumber air baik itu ke laut atau sungai. Upacara ini sebagai simbol membersihkan kotoran alam dengan air kehidupan seperti di laut.

Khusus di Desa adat Kecamatan Buleleng, kota Singaraja di Kabupaten Buleleng yang melaksanakan Upacara Melasti dilakukan saat Purnama setelah Hari Nyepi. Namun untuk rangkaian upacara Pengrupukan atau Pecaruan tetap dilaksanakan sama sebagaimana yang dilakukan oleh seluruh desa adat di Bali.

,


Denpasar , Bali Kini  - Beberapa desa adat telah mulai melaksanakan upacara Melasti yang menjadi rangkaian upacara menjelang hari raya Nyepi di Denpasar. Nampak ratusan umat Hindu Bali terlihat sejak siang hari sudah berdatangan di Pantai Padanggalak, Selasa (25/03).

Diketahui untuk kegiatan upacara Melasti dari Desa Adat Peguyangan bahkan sejak pagi sudah melakukan iring iringan membawa sejumlah Aci atau pratima dan sungsungan berupa pelawatan barong dan rangda. 

Mereka yang memang jaraknya jauh, berangkat dari Pura Desa langsung menuju lokasi pantai menggunkaan kendaraan disertai dengan gegamelan. Upacara Melasti sendiri dilaksanakan sebelum Hari Raya Nyepi, pada upacara ini segala perlengkapan persembahyangan atau pretima yang ada di pura disucikan dengan cara dibawa munuju sumber air baik itu ke laut atau sungai. Upacara ini sebagai simbol membersihkan kotoran alam dengan air kehidupan seperti di laut.

Khusus di Desa adat Kecamatan Buleleng, kota Singaraja di Kabupaten Buleleng yang melaksanakan Upacara Melasti dilakukan saat Purnama setelah Hari Nyepi. Namun untuk rangkaian upacara Pengrupukan atau Pecaruan tetap dilaksanakan sama sebagaimana yang dilakukan oleh seluruh desa adat di Bali.

Senin, 24 Maret 2025

DESA ADAT KARANGASEM GELAR LOMBA OGOH-OGOH BERHADIAH 6 JUTA RUPIAH


Laporan Reporter :I Komang Pasek Antara

Karangasem , Bali Kini - Serangkaian upacara Tawur Kesanga, Jumat (28/3/2025)  mendatang, kali pertama Desa Adat Karangasem, Kelurahan Karangasem gelar parade ogoh-ogoh dan dilombakan berhadiah uang dan piala tetap. Lomba memperebutkan hadiah Rp6 juta yang dibagi kedalam masing-masing juara I, II dan III. Juara I berhak mendapat hadiah uang Rp3 juta, juara II Rp2 juta dan juara III Rp1 juta. 


Pengumuman dan penyerahan hadiah lomba akan diupayakan  disampaikan usai parade Ogoh-ogoh. 


Ketua Panitia Parade Ogoh-ogoh yang juga kepengurusan di Desa Adat Karangasem menjabat Koordinator Baga Palemahan, I Made Arnawa mengatakan, Minggu (23/3/2025) usai rapat bahas lomba Ogoh-ogoh dengan calon peserta. Jumlah peserta yang telah mendaftar 20 Ogoh-ogoh/Banjar termasuk partisipasi dari dua banjar/desa adat tetangga yakni Banjar Tampuagan, Desa Adat Tampuagan dan Banjar Susuan, Desa Adat Susuan


Kreteria lomba meliputi kekompakan peserta penggusung Ogoh-ogoh, semangat, disiplin saat berparade, mengedepankan unsur seni khas budaya Bali. Sedangkan wujud Ogoh-ogoh tema buta kala.

 

Lanjut Arnawa, Keliang Banjar Wiryasari Amlapura, rencana parade lomba akan dilepasa Bupati Karangasem, I Gusti Putu Parwata usai prosesi upacara Tawur Kesanga pukul 18.30 Wita di Catus Pata Taman Budaya Candra Bhuwana Amlapura, Jalan Lettu Sinta. 


Rute parade seputar Kota Amlapura, dilepas di Taman Budaya Candra Bhuwana - menuju catus pata - Jalan Gajah Mada - Terminal Amlapura - Jalan Diponegoro - pertigaan Tugu Pahlawan - Jalan Gatot Subroto - Jalan Teuku Umar -Jalan Patih Jelantik, dan berakhir di halaman parkir selatan Pura Jagatnatha.

 

Peserta diberikan kesempatan untuk peragaan pragmentari pendukung Ogoh-ogoh di lima titik lokasi sepanjang rute perjalanan yakni di  Catus Pata (perempatan Taman Budaya Candra Bhuwana), depan Pura Puseh Desa Adat Karangasem, dan depan Gedung Mall Pelayan Publik. 

Sedangkan juri lomba dari prajuru Desa Adat Karangasem. 


"Tujuan gelar parade dalam rangka metekatkan tali persaudaraan antar muda-mudi dan menampung talenta yang merela miliki terarah. Antar peserta bukanlah rival namun saudara sedesa",  jelas Arnawa. 


Terkait calon peserta lomba Ogoh-ogoh, beberapa keliang banjar yang penulis berhasil hubungi. 

I Wayan Banjar, Keliang Banjar Darma Darsana mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi pihak Desa Adat Karangasem gelar parade Ogoh-ogoh dilombakan dan berhadiah. Hal tersebut dapat menumbuhkan kreatifitas seni dikalangan Seka Teruna Truni. Pihaknya mengikuti lomba satu buah Ogoh-ogoh yang diberi nama "Bhatara Kala" dengan biaya diperkirakan Rp10 juta lebih, dan hampir rampung baru 95℅ sejak mulai dikerjakan bulan Pebruari lalu. 


Sementara itu Banjar Taman Sudarma, Jalan Ngurah Rai, melalui keliangnya I Made Dirganata, S. T. melalui  WatsApp mengatakan, banjarnya ikut berpartisiasi menyertakan satu buah Ogoh- ogoh juga diberi nama "Bhuta Kala" Lanjut Dirganata, pengerjaan Ogoh- ogoh oleh krama banjarnya yang telah dimulai sejak awal bulan Pebruari lalu, dan diperkirakan telan biaya Rp7 jutaan.


Bendesa Adat Karangasem, I D.G. Ngurah  Surya Y Anom menegaskan, agar semua  peserta penggusung Ogoh-ogoh tidak minum alkhohol ketika akan berparade, dan kami 

desa adat akan tegas dalam hal ini, kalau perlu akan melarang mereka berparade. 

Surya Anom meminta, Ogoh-ogoh dan peserta/penggusung harus ikut dalam upacara pecaruan. Tawur Kesanga di Taman Budaya Candra Bhuana. Juga Ogoh-ogoh yang diikutkan lomba mesti diupacarai mlaspas pasupati, dan usai diarak hendaknya diprelina.

Kamis, 20 Maret 2025

83 Ogoh-ogoh Ramaikan Pawai Ogoh-ogoh Anak Usia Dini di Jembrana.


Laporan Reporter : Tim Lpt Jembrana 

Bali Kini - Bupati Jembrana Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati Jembrana Patriana Krisna membuka pawai Ogoh-ogoh anak usia dini se Kabupaten Jembrana di Simpang Tiga Surapati, Barat Pura Jagatnatha Jembrana pada Selasa 18 Maret 2025.


Kegiatan yang mengambil tema Paraspara Sahāya Alikya Šakti "KEKUATAN PERSATUAN DALAM GOTONG ROYONG", diikuti oleh 33 Kontingen dengan total 83 ogoh-ogoh. Pawai Ogoh-ogoh ini merupakan kolaborasi antara Peradah Jembrana, Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pokja Bunda PAUD Kabupaten Jembrana dan organisasi lainnya seperti IGTKI, Himpaudi dan Yayasan Pandan Sari Acarya.


Bupati Kembang Hartawan mengaku bangga melihat anak-anak Jembrana bisa melakukan pawai ogoh-ogoh. Selain bangga, dirinya juga tidak khawatir lagi bahwa dalam 100 tahun kedepan, generasi penerus budaya dan tradisi akan tetap ada.


"Saya bangga melihat anak-anak Jembrana melakukan pawai ogoh-ogoh, kita tidak khawatir lagi dalam 100 tahun kedepan generasi penerus budaya dan tradisi Jembrana akan tetap ada,"  tandasnya.


Sementara itu, ketua panitia acara A.A.B.Hendra Sugihantara Putra dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Bupati Jembrana dan para undangan

semuanya serta dukungan dari berbagai pihak


"Mari kita jadikan momen ini sebagai pengingat bahwa di balik setiap ogoh-ogoh yang kita lihat, ada harapan impian, dan semangat yang berkobar dari anak-anak kita. Mereka adalah masa depan bangsa, pewaris tradisi, dan penjaga budaya kita," ucap Hendra.

Walikota Jaya Negara Ngupasaksi Upakara Munggel Pelawatan di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu.

 


Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menghadiri sekaligus ngupasaksi Upakara Munggel Pelawatan Barong dan Rangda di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu, Desa Padangsambian Kelod yang dilaksanakan bertepatan dengan Rahina Budha Kliwon Wuku Gumbreg, Rabu (19/3). 


Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri sekaligus ngupasaksi Upakara Munggel Pelawatan Barong dan Rangda di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu, Desa Padangsambian Kelod yang dilaksanakan bertepatan dengan Rahina Budha Kliwon Wuku Gumbreg, Rabu (19/3). Upakara tersebut dilaksanakan serangkaian tahapan Ngodakin (Perbaikan) Pelawatan di pura tersebut. 


Turut hadir Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Badung, I Nyoman Graha Wicaksana, Camat Denpasar Barat, Ida Bagus Made Purwanasara, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, Bendesa Adat Kerobokan, Gusti Agung Putu Sutarsa, Perbekel Desa Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra, serta krama adat di lingkungan Padangsumbu. 


Diiringi gambelan dan kidung, rangkaian Upakara Munggel Pelawatan Barong dan Rangda di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu, Desa Padangsambian Kelod berlangsung khidmat. Diawali dengan persembahyangan bersama, serta dilanjutkan dengan nuntun Ida Bhatara untuk selanjutnya dilaksanakan proses ngodakin.


Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam kesempatan tersebut memberikan apresiasi atas kekompakan krama Padangsumbu, Desa Padangsambian Kelod dalam melaksanakan upakara ini. Hal ini menunjukan bahwa sepirit vasudhaiva kutumbakam dan menyama braya terlaksana erat oleh krama. Hal ini juga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana. 


"Dengan pelaksanaan Upakara Munggel Pelawatan Barong dan Rangda di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu ini mari kita tingkatkan sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana, dan semoga seluruh rangkaian proses Ngodakin (Perbaikan) Pelawatan dapat berjalan lancar sesuai harapan krama, " ujar Jaya Negara. 


Sementara, Manggala Pura, I Wayan Nik Selamat mengatakan bahwa Upakara Munggel Pelawatan Barong dan Rangda di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu inin dilaksanakan sebagai langkah awal dalam proses Ngodakin (Perbaikan) Pelawatan. Hal ini lantaran pelawatan yang berada di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu ini sudah mengalami kerusakan. 


“Awalnya krama berkeinginan untuk ngayum, namun demikian setelah dilaksanakan pengecekan, sebagian besar piranti pelawatan sudah tidak bisa digunakan kembali, sehingga atas kesepakatan krama diputuskan untuk ngodakin,” ujarnya. 


Adapun Pelawatan yang turut diperbaiki yakni Pelawatan Barong, Pelawatan Rangda, Pelawatan Telek, dan Pelawatan Jauk. Pihaknya juga turut menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan semua pihak. Baik Pemerintah Kota Denpasar, Pemerintah Kabupaten Badung serta krama yang telah bergotong royong dalam mendukung kegiatan ini. 


“Harapan kami semoga kegiatan ini berjalan lancar sebagai bentuk sradha bhakti kepada ida sesuhunan,” ujarnya. 

Desa adat Manistutu Gelar Ngaben Massal, diikuti 55 sawa

 


Laporan Reporter : Tim Lpt Jembrana 

Bali Kini  - Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, turut menghadiri Upacara Pitra Yadnya Pengabenan Lan Memukur Kolektif Kusa Pernawa yang berlangsung di Desa Adat Manistutu, Kecamatan Melaya, pada Rabu (19/3/2025).  Upacara yang penuh makna ini juga mencakup kegiatan Atma Wedana Nyekah Masal, diikuti oleh 55 sawa yang melaksanakan mukur dan mungkah, sedangkan untuk ngelungah diikuti 59 peserta.


Dalam kesempatan tersebut, I Wayan Reden, Bendesa Desa Adat Manistutu, menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah daerah, khususnya kepada Bupati Jembrana, atas dukungan yang telah diberikan. "Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, sehingga upacara ini bisa berlangsung dengan lancar. Semua ini juga berkat dukungan dari Bapak Bupati Jembrana," ujarnya.


Sementara, Bupati Kembang Hartawan memberikan apresiasi tinggi kepada krama Desa Adat Manistutu atas semangat persatuan yang mereka tunjukkan dalam melaksanakan upacara tersebut. "Saya menghargai semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh krama desa dalam melaksanakan Upacara Pitra Yadnya ini. Semoga prosesi ini dilaksanakan dengan tulus ikhlas," katanya.


Lebih lanjut, Bupati Kembang berharap agar semua keluarga yang terlibat dalam upacara ini dapat melaksanakan rangkaian acara dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai wujud bhakti kepada leluhur. "Saya berharap rangkaian upacara ini dapat berjalan dengan lancar, serta memberikan manfaat bagi kita semua, sesuai dengan harapan bersama," tambahnya 

Minggu, 16 Maret 2025

264 Ogoh-ogoh Denpasar dinilai Untuk 16 Besar Kasanga Fest

 


Laporan Reporter : Jro Ari 

Denpasar , Bali Kini - Penilaian lomba Ogoh-ogoh dari dikawasan Denpasar Utara, Minggu (16/3) diawali dibanjar Kaliungu kaja, Banjar Belaluan Sadmerta,  Banjar Belaluan gede, Banjar Karangsari, Banjar Umasari, Banjar Tampakgangsul dan sejumlah Banjar lainnya diwilayah kecamatan Denut.


Diwilayah ini tim penilaian baru menilai sejumlah 61 Ogoh-ogoh dari masing masing banjar. Semua kisah yang divisualisasikan melalui karya STT mengambil tema kisah pewayangan yang ada kaitannya dengan kondisi kehidupan saat ini. Selain struktur bentuk anatomi dan nilai kisahnya, hal utama yang dinilai mencakup ketinggian  tak lebih dari 5 meter. 


Hal ini menjadi ketentuan utama dalam menentukan bentuk dari ketinggian agar tak merepotkan dalam mengangkat serta tak memakan ruang saat beratraksi nantinya. 


Terdaftar ada 264 ogoh-ogoh yang akan dinilai dalam lomba di tahun 2025 ini. "Dari 264 ogoh-ogoh masing masing kecamatan itu, akan dicari sebanyak 16 ogoh-ogoh yang nantinya ikut parade pada 'Kasanga Festival' disampaikan Manggala Pasikian Yowana MDA Kota Denpasar, Anak Agung Made Angga Hartayana.


Ditegaskannya, penilaian ogoh-ogoh digelar selama empat hari. Hari pertama, 14 Maret 2025 dimulai untuk wilayah Denpasar Selatan dengan jumlah 61 ogoh-ogoh. Kemudian 15 Maret 2025 dilakukan penilaian di Denpasar Timur dengan peserta 74 ogoh-ogoh. 

Lanjut 16 Maret menyasar Denpasar Utara dengan 61 peserta. Serta Denpasar Barat dilakukan pada 17 Maret 2025 dengan peserta 58 ogoh-ogoh.

"Ada perbedaan dengan penilaian dulu. Kalau dulu dicari terbaik di masing-masing kecamatan. Sekarang dari semua peserta dipilih 16 terbaik," paparnya.

Untuk Pengumuman 16 ogoh-ogoh terbaik akan dilaksanakan pada 17 Maret 2025. Kemudian 16 ogoh-ogoh itu akan ikut parade di 'Kasanga Fest' pada 21 Maret mendatang. Untuk dewan juri ada 5 orang dan mereka akan menilai semua ogoh-ogoh peserta lomba.

Sementara itu, Kadis Kebudayaan Denpasar, Raka Purwantara, menjelaskan bahwa Kasanga Fest akan dipenuhi dengan beragam kegiatan.  Dari lomba ogoh-ogoh besar, dengan keterlibatan juri dari Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.

Lomba ogoh-ogoh mini, dibagi menjadi dua kategori, yakni mesin dan non-mesin, lomba sketsa ogoh-ogoh, hingga lomba foto dan video ogoh-ogoh sekaha teruna. Lomba ogoh-ogoh mini dan sketsa akan menjaring tiga pemenang terbaik di setiap kategori.  

"Sebanyak 16 ogoh-ogoh besar terbaik hasil seleksi akan dipamerkan di Lapangan Puputan Badung, dan peserta terbaik ini akan menerima uang pembinaan masing-masing sebesar Rp 30 juta," ujarnya.

Selain itu, 16 peserta akan dinilai kembali di tingkat Kota Denpasar,  penilaian ini menetapkan enam ogoh-ogoh terbaik yang akan memperebutkan hadiah Juara I Rp 50 juta, Juara II Rp 40 juta, Juara III Rp 30 juta, Harapan I Rp 20 juta, Harapan II Rp 15 juta, dan Harapan III Rp 10 juta.

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved