-->

Senin, 17 Februari 2025

Desa Adat Kota Tabanan Gelar Upacara Tawur Gempang, Harapkan Keseimbangan Jagat


Tabanan , Bali Kini 
- Upacara Tawur Nawa Gempang yang diadakan di Catus Pata Kota Tabanan oleh Desa Adat Kota Tabanan, Senin (17/2) mendapat perhatian besar dari masyarakat setempat. Bupati Tabanan, yang diwakili oleh Plt. Asisten III Kabupaten Tabanan, I Nyoman Gede Gunawan, hadir dalam pelaksanaan acara sakral ini. Upacara tersebut memiliki makna mendalam, yaitu untuk memohon dan menjaga keseimbangan jagat/alam serta mengembalikannya agar tetap berkesinambungan.

Tawur Nawa Gempang sendiri merupakan bagian dari rangkaian upacara adat yang memiliki tujuan untuk menjaga keharmonisan antara alam, manusia, dan Tuhan. "Melalui upacara ini, kita memohon agar keseimbangan alam tetap terjaga, sehingga kehidupan dapat berjalan harmonis dan berkelanjutan," ujar Gunawan saat itu meneruskan harapan Bupati Tabanan, Sanjaya. Menurutnya, upacara ini juga merupakan wujud rasa syukur atas segala anugerah yang diberikan oleh alam.

Dalam upacara tersebut, nampak pula kehadiran sejumlah Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, di mana kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap pelaksanaan ritual yang merupakan bagian dari tradisi adat Bali ini. Selain itu, para perbekel dan bendesa adat setempat juga hadir memberikan penghormatan. “Keberadaan kita di sini adalah bentuk sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga tradisi yang sudah turun temurun," imbuh Gunawan.

Upacara Tawur Nawa Gempang ini juga menarik perhatian masyarakat yang datang untuk menyaksikan dan turut serta dalam mendoakan agar Tabanan senantiasa diberikan kedamaian serta kesejahteraan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ritual spiritual semata, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kearifan dan tradisi lokal.

Lebih lanjut, Pemkab Tabanan menghimbau agar seluruh elemen masyarakat terus menjaga hubungan baik, khususnya dengan alam. Pihaknya juga menekankan pentingnya menjaga alam dan warisan budaya agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang, sekaligus harapan ini mencerminkan komitmen bersama dalam menjaga kelestarian alam dan budaya Bali, serta memastikan tradisi Tawur Nawa Gempang terus dilaksanakan dengan penuh rasa hormat dan makna. [rlt/tb]

Sabtu, 15 Februari 2025

Mejaya-jaya di Pura Agung Besakih, Bupati Sanjaya Mohon Kerahayuan Jagat


Tabanan , Bali Kini 
- Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, bersama istri, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, turut hadir dalam persembahyangan bersama yang berlangsung di Pelinggih Hyang Wisesa Pura Agung Besakih, Karangasem, Rabu (12/2). Persembahyangan yang dihadiri oleh berbagai pejabat penting, bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas penetapan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terpilih dalam Pilkada serentak 2024 lalu.


Selain Bupati Sanjaya, acara tersebut juga diikuti oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster beserta Ibu, serta Wakil Gubernur terpilih, Giri Prasta, beserta Ibu, yang merupakan pasangan yang terpilih untuk memimpin Provinsi Bali. Tak ketinggalan, seluruh Kepala Daerah terpilih dari kabupaten/kota se-Bali juga hadir, menunjukkan komitmen bersama untuk mendukung kelancaran pelantikan dan pelaksanaan tugas para kepala daerah dan wakil kepala daerah yang baru.


Persembahyangan bersama ini menjadi momen penting sebagai bentuk mohon doa dan harapan agar pelantikan kepala daerah dan wakil kepala daerah dapat berlangsung dengan lancar serta aman. Selain itu, para peserta juga memohon agar para kepala daerah terpilih dapat menjalankan tugas mereka dengan baik dan sukses, demi kesejahteraan rakyat Bali. "Kami mengajak semua pihak, khususnya di Kabupaten Tabanan, untuk bersama-sama berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar seluruh proses pelantikan berjalan dengan baik dan sukses. Ini adalah kesempatan untuk memohon keberkahan dan kerahayuan bagi jagat Tabanan," ujar Sanjaya.


Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sanjaya juga mengajak serta Para Kepala Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan untuk turut serta dalam doa bersama. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan Tabanan yang lebih maju dan sejahtera. Rasa terima kasihnya atas dukungan dan doa yang diberikan oleh masyarakat Tabanan dan Bali secara umum juga disampaikan Sanjaya. "Kami juga berharap agar seluruh daerah di Bali, termasuk Tabanan, dapat terus berkembang dan makmur menuju Tabanan yang Aman, Unggul dan Madani (AUM)," ujarnya lebih lanjut.


Dengan berakhirnya persembahyangan ini, Bupati Sanjaya berharap seluruh rakyat Bali, termasuk masyarakat Tabanan, dapat merasakan keberkahan dan kerahayuan dalam menjalani kehidupan mereka. Selain mejaya-jaya, pihaknya juga melaksanakan persembahyangan Pujawali Ida Bhatara Mpu Semeru di Pura Catur Lawa Ratu Pasek Besakih, dilanjutkan Persembahyangan Upacara Aci Usabha Kewulu ring Pura Basukian Puseh Jagat, Besakih, Karangasem, Bali.[rls]

Wawali Arya Wibawa Hadiri Upacara Ngingsah di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang.

 


Ket foto : Wakil Walikota  Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri Upacara Ngingsah dan Ngadegang Manik Galih serangkaian Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod, pada Sabtu (15/2). 


Denpasar, Bali Kini -Wakil Walikota  Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri Upacara Ngingsah dan Ngadegang Manik Galih serangkaian Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod, pada Sabtu (15/2). Upacara tersebut dilaksanakan setelah proses renovasi bangunan pelinggih parahyangan pura tuntas dilaksanakan. 


Hadir dalam kesempatan tersebut Anggota DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Tananjaya Asmara Putra, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, Perbekel Desa Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra serta undangan lainya. 


Ketua Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod, I Made Srinata Kesuma disela-sela upacara menjelaskan bahwa Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati kalpa Agung di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod ini dilaksanakan setelah renovasi pelinggih pura rampung dikerjakan. 


Dikatakannya, adapun proses renovasi ini dilaksanakan dengan menggunakan dana urunan pengempon, Bantuan Hibah Pemerintah Kabupaten Badung dan Bantuan Pemerintah Kota Denpasar.  Pihaknya berharap, dengan rampungnya pembangunan ini dapat mendukung dan menguatkan keberadaan tempat suci umat Hindu. 


"Kami menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembangunan ini, semoga keseimbangan alam semesta dapat terus kita jaga sesuai dengan falsafah Tri Hita Karana," ujarnya


Wakil Walikota  Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa memberikan apresiasi atas kerja keras dan gotong royong seluruh lapisan masyarakat pengempon Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod dalam mendukung pembangunan parahyangan suci. Hal ini tentu sejalan dengan visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju berlandaskan sepirit Vasudhaiva Kutumbakam yang bermakna menyama braya bahwa kita semua bersaudara. 


Dikatakannya, Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung ini merupakan tahapan yang harus dilaksanakan. Sehingga bangunan suci dapat digunakan untuk kegiatan upacara dan pemujaan. Hal ini juga merupakan wujud sradha bhakti krama pengempon kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Hal ini juga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana. 


"Dengan pelaksanaan Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung ini mari kita tingkatkan  sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana," ujar Arya Wibawa. (Ags/Hu).

Minggu, 09 Februari 2025

Menakjubkan "Drama Bali Modern" Tingkat Pelajar SMA


Denpasar ,Bali Kini
- Wimbakara (Lomba) Drama Bali Modern dalam ajang Bulan Bahasa Bali (BBB) VII tampil dengan topik yang sangat beragam. Anak-anak setingkat SMA yang menjadi peserta lomba itu, lebih banyak mengangkat kisah sesuai dengan situasi di jaman sekarang ini. Kreatif dan tampil dengan berbagai pesan moral. Meski sedikit penonton, tetapi dengan akting dan tata seni pentas mereka mampu membuat panggung Gedung Kesisrarnawa, Taman Budaya Bali menjadi beda.

Digelar selama dua hari, pada Kamis-Jumat  6- 7 Februari 2025, lomba pertama dijadwalkan 5 peserta, namun teater modern SMA Negeri 1 Tembuku Bangli berhalangan hadir, sehingga hanya 4 peserta yang menyajikan garapan seninya. Pementasan diawali dengan drama modern berjudul Kuang Lebih Muah Ane Lenan, Rwa Bhineda dari Teater Taksu Smadara, lalu drama “TUUH” (Kehendak Sanga Waktu) oleh Samanta dan diakhiri dengan drama modern berjudul Jagal Babarakan.


Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Bali Prof I Gede Arya Sugiartha yang hadir menyaksikan pementasan itu mengatakan, anak-anak yang tampil ini tergolong cerdas. Walau mereka masih sebagai siswa setingkat SMA, namun mereka sangat jeli dalam memilih topik, sehingga kena dengan situasi di jaman sekarang dan sifatnya kekinian. “Maka cocoklah ini sebagai penampilan drama modern, karena cerita yang diangkat itu kekinian, tetapi dikemas dalam bahasa Bali,” katanya. 


Lomba Drama Bali Modern ini mengangkat cerita di Bali. Salah satu tema yang diangkat adalah pelestarian lingkungan. Adanya perkembangan pembangunan perumahan, investor mulai masuk dan merayu masyarakat agar mau menjual tanahnya. Lalu, seorang kakek bersikukuh tidak mau menjual tanahnya, karena berkomitmen melestarikan warisan leluhurnya. Meskipun kepala desa yang ikut mengompor-ngopori agar mau menjualnya.


Menurut Kadisbud Arya Sugiartha, kisah yang diangkat ini semacam sindirian, karena kondisi seperti itulah yang memang banyak terjadi di Bali saat ini. “Kalau saja penonton itu bisa membaca cerita, dan  itu bisa menghayati, maka artinya jangan sembarang menjual tanah yang ingin disampaikan lewat pementasan mereka itu,” ungkapnya.[jr]

Festival Khazanah Lontar Bali Digelar: Merayakan dan Memuliakan Aksara, Lontar, dan Tradisi Sastra


Karangasem, Bali Kini
– Dalam rangka memperingati Hari Suci Saraswati, Yayasan Karya Buana Lestari secara resmi membuka Festival Khazanah Lontar Bali di Museum Pustaka Lontar Desa Adat Dukuh Penaban, Karangasem, Sabtu (8/2/2025). Kegiatan yang didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan melalui Dana Indonesiana ini menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian lontar dan tradisi sastra Bali.


Ketua Yayasan Karya Buana Lestari, I Nengah Suarya, dalam sambutannya menyampaikan bahwa festival ini adalah wujud nyata dari komitmen yayasan dalam menjaga dan merawat warisan budaya Bali. "Lontar tidak hanya sekadar naskah kuno, tetapi juga merupakan harta seni dan sumber ilmu pengetahuan yang sangat relevan bagi kehidupan saat ini dan masa depan," ujar I Nengah Suarya.


Ia juga menambahkan bahwa festival ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat agar terus melestarikan lontar yang selama ini masih tersimpan dalam koleksi pribadi maupun masyarakat.


Festival yang akan berlangsung selama 10 bulan ini dirancang dengan berbagai kegiatan budaya, antara lain:Parada Budaya, Workshop Pembuatan Blangko Lontar, Wporkshop Usada dan Prasi, Kemah Nyiyastra, Digitalisasi Lontar, Klinik Lontar, Festival Sastra, Pementasan Taman Penasar dan Fragmentari Wagiswari, Pagelaran Wayang Joblar, disiarkan secara Live streaming dari lokasi. 


Selain di Karangasem, festival ini juga akan dilaksanakan di Denpasar dengan kolaborasi bersama Universitas Hindu Negeri Indonesia (UNHI) serta di Kabupaten Buleleng/Singaraja.


"Hari Suci Saraswati adalah momen penting yang mengingatkan kita untuk menghormati turunnya ilmu pengetahuan dan memberikan penghormatan kepada Tri Ning Ibu: Ibu yang melahirkan, Ibu Pertiwi sebagai tempat berpijak, dan Ibu Saraswati sebagai simbol pengetahuan," jelas I Nengah Suarya.


Ia juga menyoroti pentingnya menyelamatkan lontar sebagai bagian dari warisan budaya nusantara. "Saat ini banyak lontar yang tidak terawat dan terancam punah. Melalui festival ini, kami ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lontar, mulai dari proses penulisan hingga teknik perawatannya," tambahnya.


Festival Khazanah Lontar Bali diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam pelestarian budaya lontar dan menginspirasi generasi muda untuk terlibat aktif dalam menjaga warisan leluhur di tengah arus globalisasi dan digitalisasi.


Sementara, Perwakilan Bupati Karangasem, turut memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif Yayasan Karya Buana Lestari. "Saya mengucapkan selamat Hari Raya Saraswati kepada seluruh umat Hindu, khususnya yang hadir di sini. Kegiatan ini sangat relevan untuk menjaga tradisi lontar dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan," ujarnya saat membacakan pidato Bupati. Festival Khazanah Lontar Bali diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam pelestarian budaya lontar dan menginspirasi masyarakat untuk terus menjaga tradisi serta menggali potensi warisan leluhur agar tetap bermanfaat bagi kehidupan masyarakat modern. (Ami)

Sabtu, 08 Februari 2025

Pemkot Denpasar Gelar Bakthi Rahina Saraswati di Pura Agung Jagatnatha


Ket. Foto : Persembahyangan bersama Rahina Suci Saraswati oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, bersama Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, unsur Forkopimda Denpasar, Ketua TP PKK Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara, serta para siswa sekolah, Sabtu (8/2)di Pura Agung Jagatnatha


Denpasar , Bali Kini – Pemerintah Kota Denpasar menggelar Bakthi Rahina Saraswati di Pura Agung Jagatnatha pada Sabtu, (8/2). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, serta dihadiri oleh Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, unsur Forkopimda Denpasar, Ketua TP PKK Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara, serta para siswa sekolah.


Suasana khidmat terasa saat kidung suci pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati dilantunkan. Para penabuh tampak mengiringi prosesi yang juga dipersembahkan tari Rejang Dewa oleh para siswa sekolah. Para pemangku Pura Agung Jagatnatha tampak khusyuk mempersiapkan upacara hingga persembahyangan selesai.


Walikota Jaya Negara menyampaikan bahwa Bakthi Rahina Saraswati merupakan agenda rutin Pemerintah Kota Denpasar. Peringatan Rahina Suci Saraswati sebagai penghormatan kepada Dewi Saraswati, simbol ilmu pengetahuan, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk terus menuntut ilmu. 


"Kita ketahui bersama dan kita sadari bersama ilmu pengetahuan sebagai kekayaan dan sumber utama dalam kehidupan, sehingga Pemkot Denpasar sangat mendorong dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan peningkatan pelayanan di bidang pendidikan," ujar Jaya Negara.


Lebih lanjut, Walikota Jaya Negara berharap melalui Bakthi Rahina Saraswati, umat Hindu dapat meningkatkan Sradha Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Selain itu, dengan Dewi Saraswati sebagai simbol ilmu pengetahuan, diharapkan umat dapat terus memperoleh tuntunan dalam menjalankan swadarma masing-masing.


"Kami menghaturkan Rahajeng Rahina Suci Saraswati, semoga peringatan Rahina Suci Saraswati ini membawa berkah bagi seluruh masyarakat Kota Denpasar dan semakin memperkuat semangat dalam menuntut ilmu serta menjalankan kewajiban sesuai dharma masing-masing," ujar Jaya Negara.


Sementara Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Antara menyampaikan, rangkaian Bakthi Rahina Saraswati telah berlangsung sejak pagi hari, dimulai dengan persiapan bersama para pemangku Pura Agung Jagatnatha dan dipuput oleh Ida Pedanda Putra Sibang, dari Griya Sibang, Sanur Kaja.


 "Sejak pagi kami melaksanakan persembahan sarana upacara Rahina Saraswati dan diakhiri dengan persembahyangan bersama," ujar Ida Bagus Alit Antara.


Pelaksanaan pada pagi harinya diakhiri dengan persembahyangan bersama. Sementara pada malam harinya juga akan dilaksanakan kegiatan seperti pementasan Wayang Kulit.


"Selain persembahyangan pagi, peringatan Rahina Saraswati juga dilanjutkan pada malam harinya dengan berbagai kegiatan budaya, antara lain pelantunan dan pembacaan Sastra Suci, hingga Pementasan Wayang Kulit," ujarnya. 

(Pur) 

Jumat, 07 Februari 2025

Lima Pengedar Narkoba Dibekuk, Kapolres Karangasem: Dua di Antaranya Residivis

 


Karangasem, Bali Kini - Satuan Reserse Narkoba Polres Karangasem di bawah pimpinan Kasat Resnarkoba AKP I Wayan Sujana, S.H., M.H., berhasil mengungkap 5 kasus peredaran narkoba dalam Operasi Antik Agung 2025. Operasi yang digelar selama 16 hari sejak 22 Januari hingga 6 Februari 2025 ini berhasil mengamankan 5 tersangka pengedar narkoba.


Kapolres Karangasem AKBP I Nengah Sadiarta, S.I.K., S.H., M.K.P., dalam konferensi pers pada Jumat (7/2/2025) menyampaikan bahwa dari 5 tersangka yang ditangkap, 4 orang merupakan target operasi (TO) dan 1 orang non-target operasi (Non TO). Dua di antara tersangka merupakan residivis kasus narkoba.


Total barang bukti yang diamankan dalam operasi ini adalah 15 paket sabu dengan berat total brutto 4,18 gram dan netto 2,33 gram, serta 2 butir tablet yang diduga ekstasi dengan berat brutto 0,71 gram dan netto 0,54 gram.


Penangkapan tersangka dilakukan di lima lokasi berbeda Br. Dinas Melanting, Desa Padangbai (Kec. Manggis), Jl. Raya U. Surapati, Kel. Padangkerta (Kec. Karangasem), Br. Dinas Mangsul, Desa Tista (Kec. Abang), Depan Lapangan Tenis GOR Gunung Agung (Kec. Karangasem), Sebelah Barat Tugu Pahlawan, Jl. Diponegoro (Kec. Karangasem)


Seluruh tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (1) dan/atau Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda hingga Rp 10 miliar.


"Penangkapan ini merupakan hasil kerja keras tim Opsnal Satresnarkoba dalam memetakan jaringan peredaran narkoba di wilayah Karangasem. Kami akan terus berupaya memberantas peredaran gelap narkoba di wilayah hukum Polres Karangasem," tegas Kapolres.


"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Karangasem untuk berperan aktif dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba. Narkoba dapat merusak masa depan generasi muda dan membahayakan kehidupan bermasyarakat. Mari bersama-sama menjaga Karangasem dari bahaya narkoba dengan melaporkan setiap aktivitas mencurigakan terkait peredaran narkoba kepada pihak kepolisian," tegas Kapolres.


Kapolres juga mengingatkan kepada para orang tua untuk selalu mengawasi pergaulan anak-anaknya dan memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba sejak dini. "Pencegahan dan pengawasan dari lingkungan keluarga adalah benteng pertama dalam melindungi generasi muda dari bahaya narkoba," pungkasnya.


Saat ini kelima tersangka beserta barang bukti telah diamankan di Polres Karangasem untuk proses hukum lebih lanjut. (Ami/rls)

Selasa, 04 Februari 2025

Bupati Tabanan Hadiri Upacara Ngaben Bersama Banjar Adat Bakisan, Denbantas, Tabanan


Tabanan , Bali Kini 
– Tegaskan komitmen pelestarian adat, agama, tradisi dan budaya, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., konsisten hadiri Upacara Yadnya di masyarakat. Kali ini hadir dalam upacara Ngaben Bersama Banjar Adat Bakisan, Desa Denbantas, Selasa (4/2) yang digelar di Balai Banjar Adat Bakisan, Desa Denbantas, Tabanan. Sambutan hangat perangkat adat, krama adat dan Jero Mangku setempat menyambut baik kehadiran Bupati Sanjaya yang turut didampingi oleh Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda dan para Pimpinan Perangkat Daerah terkait.


Di kesempatan itu, Bupati Sanjaya sampaikan apresiasinya terhadap masyarakat Banjar Adat Bakisan yang telah mengamalkan swadharma agama melalui pelaksanaan yadnya yang sakral dan penuh makna. Dimana puncaknya jatuh pada hari Rabu, 5 Februari 2025 mendatang. "Titiang atas nama pemerintah memberikan apresiasi terhadap masyarakat titiang diriki. Banjar Adat Bakisan ngemargiang yang namanya swadharma agama, becik pisan. Titiang juga di pemerintah daerah Kabupaten Tabanan, baik Provinsi, sering menyampaikan, bahwa hidup kita di Bali ini beda dengan provinsi lainnya. Hanya di bali ini ada 2 pemerintahan, pemerintahan dinas dan pemerintahan adat,” ujar Sanjaya.


Untuk itu, Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam menjaga keharmonisan antara pemerintahan daerah dan pemerintahan adat. Yang mana hal ini selaras dengan visi misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana di Kabupaten Tabanan menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani. “Bagaimana membangun keharmonisan jagat Bali niki secara sekala dan Niskala. Apanya yang dibangun, kramanya, adatnya dan alam lingkungannya. Ini harus dijaga agar jagat Bali Labdha karya antar," tegas Sanjaya. 


Dalam kesempatan itu, Sanjaya juga berpesan pentingnya melaksanakan yadnya yang satwika, yaitu yadnya yang dilakukan dengan penuh ketulusan dari krama masyarakat, dipuput oleh sulinggih, dan dihadiri oleh murdaning jagat. "Tiga elemen utama dalam yadnya sudah hadir di sini, sehingga upacara ini dapat disebut sebagai yadnya yang satwika. Saya hadir di sini untuk memberikan motivasi dan mendorong masyarakat agar terus melaksanakan yadnya dengan semangat gotong royong, penuh kebersamaan, serta pakedek pakenyem,” tutupnya. 


Di kesempatan yang sama, Gusti Putu Kariana selaku Ketua Panitia Acara, sampaikan ucapan terima kasihnya atas kehadiran Bupati Sanjaya beserta jajaran. Melalui laporannya, Ia memaparkan upacara Ngaben diikuti oleh 8 Sawa dengan biaya Rp. 3.500.000 per sawa, 4 sawa neglangkir dengan biaya Rp. 750.000 per sawa, 12 orang metatah dengan biaya Rp.500.000 per orang, dan upacara telu bulanan diikuti oleh 14 orang dengan biaya 750.000 per orang.[TB]

Senin, 03 Februari 2025

Bupati Sanjaya Apresiasi Kebersamaan Masyarakat Desa Wongaya Gede dalam Upacara Atiwa-Tiwa di Tabanan


Tabanan , Bali Kini   
– Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M memberikan apresiasi yang tinggi atas semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat Desa Wongaya Gede dalam melaksanakan Upacara Atiwa-Tiwa/Ngaben Bersama. Upacara yang digelar di Banjar Wongaya Kaja, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Sabtu (1/2), mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk Bupati Tabanan yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Sanjaya hadir bersama I Made Urip, Ibu Usmantari selaku anggota DPR Provinsi Bali, serta jajaran pejabat dari Setda Tabanan, di antaranya Sekda, Kepala OPD, dan Camat Penebel. Kehadiran mereka menunjukkan bentuk dukungan penuh dari pemerintah terhadap pelaksanaan upacara adat yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Bali.

Kegiatan yang berlangsung pada hari itu berupa ngulapin dan ngeringkes, yang merupakan tahap persiapan menuju puncak karya pada 4 Februari mendatang. Puncak acara akan dipuput oleh Baluan Desa, Jero Mangku Made Donder. Proses ngaben bersama ini melibatkan berbagai jenis kegiatan yang memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat setempat.


Masyarakat setempat berkontribusi dengan biaya relatif terjangkau untuk pelaksanaan upacara ini. Di antaranya, terdapat dua sawa watangan, 18 sawa ngewangun, masing-masing dikenakan biaya 5 juta rupiah per sawa, serta 9 orang ngelangkur dengan biaya 500 ribu rupiah per orang. Selain itu, satu orang ngelungah dikenakan biaya 1,5 juta rupiah. Biaya tersebut menunjukkan bahwa meski tergolong besar, masyarakat tetap dapat melaksanakan upacara dengan biaya yang bisa dijangkau bersama.


Dalam sambutannya, Bupati Sanjaya mengungkapkan rasa bangga atas kebersamaan masyarakat desa dalam membangun karya yadnya ini. Ia menegaskan bahwa dalam membangun yadnya, esensi dari tri upa saksi harus dijaga agar karya dapat berlangsung dengan sempurna. Tri upa saksi sendiri merupakan konsep dalam adat Bali yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan budaya dalam setiap kegiatan keagamaan.


Bupati Sanjaya juga mengingatkan, bahwa kebersamaan dalam masyarakat adalah dasar dari kekuatan budaya Bali. "Membangun yadnya bukan sekadar soal biaya, tetapi tentang bagaimana kita bersama-sama menjaga dan memperkuat tradisi. Tanpa kekompakan, segala upaya akan terasa berat. Saya percaya, jika kita semua bersatu, baik pemerintah maupun masyarakat, hasilnya akan maksimal. Ini adalah bentuk nyata sinergi yang harus terus dijaga," ujar Bupati Sanjaya.


Visi dan misi Pemerintah Kabupaten Tabanan yang berfokus pada pelestarian adat, seni, dan budaya Bali juga mendapat perhatian dalam upacara tersebut. Bupati Sanjaya menyampaikan bahwa pemerintah kabupaten akan selalu mendukung pelaksanaan karya-karya masyarakat, khususnya dalam kegiatan yadnya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Bali. Dukungan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan jagat Bali.


Di akhir acara, ketua panitia, I Wayan Jana Putra, menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Bupati Sanjaya beserta jajaran pemerintah daerah. Ia juga mengungkapkan rasa syukur atas lancarnya proses upacara yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam suasana yang penuh kekeluargaan. “Dengan semangat kebersamaan ini, diharapkan upacara Atiwa-Tiwa di Desa Wongaya Gede dapat berjalan dengan lancar dan memberikan berkah bagi seluruh masyarakat” ujarnya [tab]

Sabtu, 01 Februari 2025

Aksara Bali Ditetapkan Sebagai "Nama Domain Tingkat Dua", Pertama di Nusantara


DENPASAR , BALI KINI
- ulan Bahasa Bali yang dilaksanakan selama Februari merupakan wujud perhatian Pemerintah Provinsi Bali dalam melestarikan dan mengutamakan bahasa, aksara, serta sastra Bali. Selain sebagai alat komunikasi, Bahasa Bali memiliki tata krama yang tinggi dan menjadi sumber etika dalam kehidupan, sehingga warisan leluhur ini harus terus dijaga.


Bulan Bahasa Bali menjadi program utama yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk menjadikan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai hulu kebudayaan Bali. Dari bahasa yang dijiwai oleh agama Hindu lahirlah kesenian, adat istiadat, tata krama, dan berbagai nilai budaya yang menjadikan Bali sebagai pusat kebudayaan yang adiluhung.


Pj. Gubernur Bali, Mahendra Jaya berpesan kepada seluruh masyarakat Bali, agar menggunakan bahasa Bali tidak hanya saat Bulan Bahasa Bali saja. namun semangat menggunakan bahasa, aksara, dan sastra Bali dilakukan setiap hari, baik di lingkungan keluarga, di tempat kerja, di sekolah, terlebih pada acara-acara bernuansa adat Bali.


“Bahkan jika bisa setiap hari membaca aksara Bali, sehingga semakin banyak yang mampu untuk mempelajari pustaka-pustaka lontar dan sumber sastra lainnya, karena dari pustaka dan sumber sastra tersebutlah kita akan mampu menerangi jalan kita dalam mengarungi kehidupan ini,” pintanya.


Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025 mengangkat tema "Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta", yang memiliki makna bahwa Bulan Bahasa Bali merupakan altar pemulian Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, sebagai sumber kesadaran menuju semesta raya. Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025 sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan isi dari Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018, tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. 


Bulan Bahasa Bali tahun 2025 dirangkai dengan berbagai inovasi untuk dapat mengikuti perkembangan jaman, yakni menggunakan konsep ekosistem Kerangka Statistik Budaya (KSB) yang dikeluarkan oleh UNESCO pada tahun 2019.


Bulan Bahasa Bali diharapkan mampu masuk dan dilaksanakan di seluruh ruang aktivitas masyarakat Bali, seperti di Desa Adat, Desa Dinas, Lembaga Pendidikan dari PAUD sampai

perguruan tinggi termasuk lembaga swasta, perbankan, dan lain sebagainya. "Jadikanlah Bulan Bahasa Bali sebagai sarana untuk membumikan bahasa Bali agar merasuk dalam sanubari masyarakat Bali, sehingga dapat menjadi pedoman dalam kehidupan,” tukas Pj. Gubernur Bali Mahendra Jaya.


Bulan Bahasa Bali diharapkan juga untuk dapat digunakan sebagai sarana dalam menuntun masyarakat Bali untuk menjalankan kewajiban, kebenaran, kebijaksanaan dan cinta kasih dalam kehidupan, Sehingga wajib  dilestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali untuk menuju alam, masyarakat, serta budaya Bali yang sejahtera, damai dan tentram.


Nilai-nilai yang dilahirkan dari kegiatan Bulan Bahasa Bali diharapkan dapat menyentuh hati seluruh masyarakat Bali, agar tidak ada ketakutan dalam menghadapi perkembangan dunia. 


Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. I Gede Arya Sugiartha menyampaikan bahwa kegiatan Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025 ini akan diselenggarakan dari tanggal 1-28 Februari dan diisi dengan sejumlah kegiatan berupa widyatula (seminar) terkait penggunaan font aksara Bali di beberapa platform media, sehingga aksara Bali sudah mampu masuk dan bersaing di dunia digital.


Selain itu juga terdapat wimbakara (lomba) yang diikuti oleh peserta yang datang dari setiap Kabupaten/ Kota dan masyarakat umum dalam 12 lomba. Ada juga Krialoka (workshop) yang menggunakan bahasa, aksara dan sastra Bali. Ada juga reka aksara (pameran) Dharmakriya yang mencirikan transformasi bahasa, aksara dan sastra Bali dalam teknologi dan industri kreatif. Terdapat juga pagelaran berupa panggung apresiasi sastra Bali, konservasi lontar dan penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama.


Dilaporkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali juga, bahwa Aksara Bali saat ini sudah diterapkan sebagai "Nama Domain Tingkat Dua", yang menunjukkan bahwa Aksara Bali sudah digunakan dalam alamat website. Selain itu Aksara Bali juga menjadi aksara pertama di nusantara yang mampu masuk dan diterapkan sebagai Nama Domain Tingkat Dua.


Sekaligus memeriahkan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025, nampak Pj. Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra turut serta menulis aksara Bali diatas daun lontar, serta menyaksikan penggunaan font aksara Bali di dunia digital.[pro/h]

Kamis, 30 Januari 2025

Renungan Siwa Ratri Bersama Bersama Bupati Jembrana


Jembrana , Bali Kini -
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba hadir dalam kegiatan renungan suci malam Siwa Ratri bersama anggota Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) se-Provinsi Bali di Balai Desa Baluk, Kecamatan Negara, Senin (27/1).


Sekitar 120 orang tuna netra dari seluruh Bali hadir dalam renungan suci yang dimulai dengan kegiatan persembahyangan bersama, dilanjutkan dengan penampilan kesenian oleh anggota Pertuni serta Dharma Wacana.


Bupati I Nengah Tamba tampak kagum melihat kemampuan anggota Pertuni yang meskipun dalam keterbatasan, bisa memiliki talenta yang tidak semua orang bisa lakukan.


"Saya mengapresiasi semangat para tuna netra yang bisa terus berkarya meski dalam keterbatasan dan bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya," ucap Bupati Tamba.


Pihaknya juga menyambut baik dilaksanakan renungan suci yang diikuti oleh anggota Pertuni dari seluruh Bali yang juga menjadi momentum untuk meningkatkan silaturahmi serta berbagi pengalaman.


Ia pun secara rutin selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Pertuni khususnya di Jembrana sehingga memberikan hak-hak yang sama bagi anggota Pertuni.


"Saya sebisa mungkin ikut membantu dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang perlu dilakukan," ungkapnya.


Bupati Tamba mengajak seluruh anggota Pertuni untuk selalu semangat dalam menjalani hidup serta terus berdoa dan meningkatkan ketaqwaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.


"Saya harapkan tidak ada rasa putus asa, tidak ada rasa berkecil hati, Ida Sang Hyang Widhi Wasa tetap memberikan jalan dan rejeki kepada umatnya yang mau berusaha dan berdoa dengan baik," tutupnya.


Sementara itu, Ketua DPD Pertuni Bali, I Gede Winaya mengatakan kegiatan renungan suci malam Siwa Ratri merupakan agenda rutin yang dilakukan anggota Pertuni Bali yang mana dapat dilaksanakan secara bergiliran di Kabupaten/Kota se-Bali.


"Pertuni Bali mempunyai garis besar kegiatan yang telah dilakukan setiap tahun yaitu Siwa Ratri, kami ingin agar didalam pelaksanaan Siwa Ratri ini para anggota Pertuni yang hadir terutama khususnya yang di kabupaten Jembrana dan umumnya yang hadir dari Kabupaten/Kota se-Bali untuk mensukseskan renungan hari  Siwa Ratri ini dengan aman dan tertib," ucapnya.


Dirinya menyampaikan Pertuni sebagai organisasi yang menaungi masyarakat tuna netra untuk bisa meningkatkan kemampuan diri serta sebagai wadah untuk menyampaikan kepentingan tuna netra kepada pemerintah.


"Pertuni sebagai wadah disabilitas tuna netra yang mempunyai visi dan misi diantaranya meningkatkan SDM. Khususnya di Jembrana yang sudah sering difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana," ujarnya.


Gede Winaya juga mengungkapkan agar Pemerintah Kabupaten Jembrana dapat selalu memberikan dukungan dan perhatian kepada tuna netra serta memberikan kesempatan bagi tuna netra untuk berkontribusi dalam pembangunan di kabupaten Jembrana.


"Kami tidak henti-hentinya meminta dukungan pemerintah Kabupaten Jembrana untuk Pertuni kabupaten Jembrana agar dilibatkan dibidang seni maupun pariwisata dan lainnya," pungkasnya. (Ngr/h)


Walikota Jaya Negara Hadiri ali di PuUpakara Melaspas, Mupuk Pedagingan dan Pujawra Taman Sari, Bendesa Manik Mas.


 Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menghadiri Upakara Melaspas, Mupuk Pedagingan dan Pujawali di Pura Taman Sari, Bendesa Manik Mas, Desa Padangsambian Kelod bertepatan dengan Budha Umanis Wuku Dukut pada Rabu (29/1). 


Denpasar,Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Upakara Melaspas, Mupuk Pedagingan dan Pujawali di Pura Taman Sari, Bendesa Manik Mas, Desa Padangsambian Kelod bertepatan dengan Budha Umanis Wuku Dukut pada Rabu (29/1). Upacara tersebut dilaksanakan setelah proses renovasi bangunan pelinggih parahyangan pura tuntas dilaksanakan. 


Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Anggota DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Tananjaya Asmara Putra, Panglingsir Puri dan Griya, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, Perbekel Desa Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra serta undangan lainya. 


Ketua Prajuru Pura Taman Sari, Bendesa Manik Mas, Desa Padangsambian Kelod, I Made Sugita disela-sela upacara menjelaskan bahwa Upakara Melaspas, Mupuk Pedagingan dan Pujawali di Pura Taman Sari, Bendesa Manik Mas ini dilaksanakan setelah renovasi pelinggih pura rampung dikerjakan. 


Dikatakannya, adapun proses renovasi ini dilaksanakan dengan menggunakan dana urunan pengempon dan bantuan dari Pemerintah Kota Denpasar yang difasilitasi oleh Anggota DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Tananjaya Asmara Putra.  Pihaknya berharap, dengan rampungnya pembangunan ini dapat mendukung dan menguatkan keberadaan tempat suci umat Hindu. 


"Kami menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembangunan ini, semoga keseimbangan alam semesta dapat terus kita jaga sesuai dengan falsafah Tri Hita Karana," ujarnya


Walikota Denpasat, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas kerja keras dan gotong royong seluruh lapisan masyarakat pengempon Pura Taman Sari dalam mendukung pembangunan parahyangan suci. Hal ini tentu sejalan dengan visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju berlandaskan sepirit Vasudhaiva Kutumbakam yang bermakna menyama braya bahwa kita semua bersaudara. 


Dikatakannya, Upakara Melaspas, Mupuk Pedagingan dan Pujawali di Pura Taman Sari, Bendesa Manik Mas ink merupakan tahapan yang harus dilaksanakan. Sehingga bangunan suci dapat digunakan untuk kegiatan upacara dan pemujaan. Hal ini juga merupakan wujud sradha bhakti krama Desa Adat Kesiman kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Hal ini juga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana. 


"Dengan pelaksanaan Karya Melaspas, Mendem Pedagingan dan Mecaru Rsi Gana ini mari kita tingkatkan  sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana," ujar Jaya Negara. (Ags/Hu).

Bupati Tamba Ajak Masyarakat Perkuat Pemahaman Agama di Hari Suci Siwaratri


Jembrana , Bali Kini 
– Memaknai Hari Siwaratri sebagai hari yang baik dalam kegiatan penyucian dan perenungan diri serta melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Siwa, Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengajak serta jajaran Pemerintah Kabupaten Jembrana untuk melakukan persembahyangan dalam acara peringatan Hari Suci Siwaratri yang berlangsung di Pura Jagat Nata, Senin (27/1/2025) malam. 

Persembahyangan yang dipimpin oleh Ida Sri Begawan Jaya Waringin, Griya Taman Ayu Waringin, Mendoyo Dangin Tukad ini dihadiri oleh Sekda Jembrana, Para Asisten Sekda Ketua PHDI Kabupaten Jembrana, beserta seluruh kepala OPD Pemkab Jembrana. 


Apresiasi positif disampaikan langsung Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, atas terselenggaranya kegiatan persembahyangan Hari Suci Siwaratri dan antusiasme para pemedek, terutama generasi muda (yowana), yang hadir dalam persembahyangan hari suci Siwaratri di Pura Jagat Natha.  Ia pun menyampaikan, rasa bahagia atas keikutsertaan anak-anak muda Jembrana dalam acara tersebut menandakan peningkatan pemahaman mereka tentang agama, perilaku, serta makna mendalam dari perayaan Siwaratri itu sendiri.

"Dengan hadirnya generasi muda di acara ini, saya merasa bahagia. Ini menunjukkan bahwa anak-anak muda Jembrana mulai memahami lebih dalam tentang ajaran agama, termasuk apa itu Siwaratri dan maknanya," ujar Bupati Tamba saat memberikan sambutan di hadapan para pemedek. 


Pada kesempatan tersebut, Bupati Tamba juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Jembrana atas kepemimpinannya selama tiga tahun terakhir. "Di hari yang penuh berkah ini, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Jembrana, atas segala kekurangan dan hal-hal yang mungkin belum bisa saya wujudkan selama memimpin bersama Sekda Jembrana," lanjutnya.


Bupati Tamba juga mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kebersamaan dan semangat persaudaraan. "Kita tetap saudara, kita tetap sedharma. Mari kita saling sapa dan menjadi satu kesatuan dalam membangun Jembrana yang lebih baik," tambahnya.


Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Jembrana, I Wayan Windra, dalam kesempatan yang sama menjelaskan makna mendalam dari Hari Siwaratri. 


Pihaknya mengungkapkan bahwa Hari Siwaratri adalah waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, memohon pengampunan atas dosa-dosa, serta merenungkan kesalahan agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

“Hari Siwaratri, yang jatuh pada malam hari, sebagai momen suci dalam agama Hindu untuk memperdalam hubungan dengan Tuhan dan memperbaiki diri,” jelasnya (Adi/H)

Rabu, 29 Januari 2025

Harmonis Hindu - Budha di Griya Kongco Tanah Kilap


Denpasar , Bali Kini  -
Ratusan umat terus mengalir sejak pagi hari memadati Griya Kongco Dwipayana kawasan Tanah Kilap, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, saat perayaan Imlek 2576, Rabu (23/1). Tidak hanya etnis Tionghoa yang datang bersembahyang, namun umat Hindu juga banyak yang hadir menghaturkan bhakti. 

Pengempon Kongco menyiapkan ratusan dupa untuk keperluan persembahyangan bagi umat yang datang. Sebagian umat mengenakan pakaian adat Bali, seperti kamen, kebaya, dan selendang, sementara yang lain memakai busana berwarna merah, khas perayaan Imlek. 

Selain dupa, sarana sembahyang lainnya seperti canang dan bija juga disediakan di Kongco ini. "Akulturasi budaya di Tanah Kilap ini telah terbangun sejak 500 tahun silam, berawal dari ditemukannya batu berhuruf China di depan Pura Candi Narmada,” ujar Atu Mangku di Gria Kongco Dwipayana, Tanah Kilap. 

Menurutnya, di area kongco terdapat ratusan rupang dan pelinggih, dengan puluhan titik persembahyangan. Tidak ada aturan khusus bagi umat yang datang, sehingga mereka bebas beribadah sesuai keyakinan masing-masing. 

Kongco di sini memang mencerminkan akulturasi budaya yang sangat kental. "Perpaduan Hindu dan Budha dapat dilihat dalam simbol-simbol persembahyangan di kongco ini. Orang Budha, Hindu, maupun Tionghoa merasa nyaman beribadah di sini,” singkat Atu Mangku [jro]

Selasa, 28 Januari 2025

Jelang Pelantikan, Jaya Negara dan Arya Wibawa Ikuti Prosesi Majaya-Jaya

 


Keterangan Foto: Pasangan Walikota dan Wakil Walikota Denpasar terpilih, I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa, mengikuti prosesi upacara Majaya-Jaya di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Selasa (28/1). Upacara ini digelar untuk memohon tuntunan spiritual sebelum pelantikan yang dijadwalkan pada 6 Februari 2025.


Denpasar , Bali Kini - Menjelang pelantikan pada tanggal 6 Februari mendatang, Walikota dan Wakil Walikota Denpasar terpilih, I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa, menjalani prosesi Majaya-Jaya di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Selasa (28/1). Pelantikan pasangan ini akan dilakukan secara serentak bersama pemimpin daerah terpilih lainnya di seluruh Indonesia yang akan berlangsung di Jakarta.


Prosesi Majaya-Jaya yang bertepatan dengan rahina Anggara Kasih Tilem Kapitu ini dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Panasan dari Griya Panasan, Banjar Ujung Kesiman. Upacara Majaya-Jaya dihadiri oleh kedua pemimpin terpilih beserta istri, serta Ketua DPRD Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Forkopimda Kota Denpasar, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, OPD Pemkot Denpasar, serta sejumlah tokoh masyarakat.


Walikota terpilih, I Gusti Ngurah Jaya Negara, mengungkapkan rasa syukur telah dapat mengikuti prosesi Majaya-Jaya sebelum pelaksanaan proses pelantikan nanti. Dan apresiasinya kepada masyarakat Denpasar atas kepercayaan yang telah diberikan dalam Pilkada 2024. Kami tetap membangun kolaborasi dengan pemerintah pusat, provinsi, dan seluruh kabupaten dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan di Kota Denpasar. 


“Kami berharap dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat, agar mampu melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan serta pelayanan yang optimal untuk Kota Denpasar,” ujar Jaya Negara.


Wakil Walikota terpilih, I Kadek Agus Arya Wibawa, menambahkan bahwa komitmen mewujudkan Denpasar sebagai kota yang kreatif, berbasis budaya, dan harmoni. “Kami berpegang pada prinsip Tri Hita Karana, yaitu menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan,” ujar Arya Wibawa.


Sementara Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Denpasar, I Dewa Made Puspawan menjelaskan, pelantikan Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, dan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, dijadwalkan berlangsung pada 6 Februari 2025 di Jakarta. Acara ini akan dilaksanakan secara serentak bersama kepala daerah dari seluruh Indonesia.


"Persiapan pelantikan telah dibahas dalam rapat daring yang melibatkan Kementerian, DPR RI, KPU RI, dan Bawaslu RI. Pelantikan ini merupakan tindak lanjut dari hasil Pemilihan kepala daerah serentak pada tahun 2024," ujar Dewa Puspawan.


Ditambahkan bahwa setelah pelantikan pada 6 Februari 2025 di Jakarta, Walikota dan Wakil Walikota Denpasar akan menghadiri Sidang Paripurna DPRD Denpasar pada 7 Februari 2025. Dalam sidang tersebut, Walikota Jaya Negara dan Wawali Arya Wibawa akan memaparkan visi dan misi untuk memimpin Kota Denpasar ke depan. (Pur)

Kamis, 23 Januari 2025

Pembersihan Arca Jelang Perayaan Imlek


Denpasar , Bali Kini  -
Seperti biasa warga keturunan Tionghoa, menjelang  perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili atau Imlek 2025, berbagai persiapan mulai dilakukan di Vihara Griya Konco Dwipayana, Tanah Kilap, Pemogan, Denpasar Selatan. Salah satunya prosesi memandikan ratusan arca atau patung dewa, Kamis (23/1). 

Prosesi ini merupakan simbol perjalanan masa lalu dan masa yang akan datang. Harapannya, segala hal buruk di masa lalu tak mengikuti hingga masa depan. Perjalanan hidup diharapkan bersih dari segala hal yang buruk.

Pamangku sekaligus penanggung jawab Griya Kongco Dwipayana, Ida Bagus Adnyana, mengatakan, bahwa sebelum memandikan patung dewa, terlebih dahulu dilakukan persembahyangan mengantar dewa ke langit. BBM Setelah itu  patung dewa akan diturunkan dari tempatnya untuk dibersihkan dan dimandikan dengan air suci atau tirta.

"Semua patung dewa yang ada di Griya Kongco ini akan dibersihkan, termasuk 7 patung utama. Patung yang dibersihkan di antaranya Ong Tai Jin, Dewa Laut, dan dewa-dewi lainnya yang jumlahnya mencapai ratusan patung," ujar Adnyana.

Setelah selesai pembersihan patung, akan dilanjutkan dengan pemasangan pernak - pernik seperti lampion dan umbul-umbul. Selain itu beberapa umat juga terlihat mengecat bangunan patung tujuh dewi yang mulai memudar.

Adnyana menambahkan, puncak Imlek akan dirayakan pada 25 Januari 2020 nanti. Sejumlah umat akan sembahyang bersama untuk menutup tahun. Di sela perayaan Imlek juga akan dilakukan pertunjukan barongsai sebagai simbol kebaikan melawan kejahatan.

Adnyana berpesan, sesuai kepercayaan warga Tionghoa, tahun 2025 ini merupakan tahun ular kayu. Sebenarnya tahun ular dan kayu sebagai elemen utamanya, tahun ini dipercaya membawa energi khas yang positif, terutama bagi mereka yang berada di bawah naungan shio ini.

"Saya rasa tahun ini dalam budaya Tionghoa, shio ular melambangkan kecerdasan, keanggunan, dan kebijaksanaan. Kehadiran elemen kayu memperkuat karakteristik ini dengan menambahkan sifat fleksibilitas, kreativitas, dan rasa ingin tahu yang tinggi. 

Kombinasi antara ular dan kayu diyakini menghasilkan kepribadian yang hangat, mudah beradaptasi, namun tetap memiliki ketenangan serta kemampuan berpikir secara mendalam," demikian Adnyana. [jro]

Selasa, 14 Januari 2025

Penuh Lampion Imlek Sepanjang Jalan Gajahmada


Denpasar , Bali Kini 
- Perayaan Imlek yang jatuh pada 29 Januari 2025 sebagai hari 'Tahun Baru Cina' mulai terlihat semarak disambut warga keturunan Tionghoa di Denpasar. Terlebih bagi warga Tionghoa yang sudah mendarah di wilayah Jalan Gajahmada, Denpasar. 

Untuk menyambut perayaan Imlek, seperti tahun sebelumnya dilakukan pemasangan lampion merah disepanjang Jalan Gajahmada, Senin (13/1). Keindahan kota Denpasar khususnya Jalan Gajah mulai tampak dengan kondisi ini. Dimana nantinya dikawasan ini, INTI Bali kembali gelar perayaan Imlek nanti pada tanggal 1-2 Februari 2025 mendatang.

Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali kembali menyelenggarakan Festival Perayaan Imlek pada tanggal 1 dan 2 Februari 2025 mendatang. Ini merupakan kali kedua INTI Bali mengadakan perayaan besar Imlek, yang bertujuan memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan toleransi antar umat bergama dan komunitas di Bali.

Ketua Panitia Festival Imlek, Hery Sudiarto, menyampaikan bahwa perayaan Imlek tahun depan jatuh pada tanggal 29 Januari 2025. Namun, karena tanggal tersebut merupakan momen kumpul keluarga, INTI Bali memilih untuk mengadakan perayaan festival pada akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu yang jatuh pada tangg 1 dan 2 Februari agar masyarakat luas dapat turut menikmati kemeriahan perayaan ini.  Berbagai hiburan juga akan diadakan selama dua hari perayaan yang dimulai pukul 16.00 hingga 20.00 WITA setiap harinya.

“Untuk perayaan kali ini, kami tetap menghiasi Jalan Gajah Mada dengan lampion khas Imlek dan mengadakan parade budaya serta kuliner di Lapangan Puputan I Gusti Made Agung,” ujar Hery. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) INTI Bali Dr. Putu Agung Prianta.

"Kami mengundang komunitas etnis Nusantara untuk turut merayakan kebersamaan ini. Festival ini bertujuan menguatkan Denpasar sebagai kota toleransi yang penuh keberagaman,” sambungnya.

Sementara itu Pembina INTI Bali, Sudiartana Indrajaya menambahkan bahwa Bali sebagai pusat pariwisata dunia memiliki keunikan budaya yang sudah berusia ribuan tahun, menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. 

“Denpasar sebagai kota budaya dan kota toleransi harus terus menguatkan nilai-nilai kebersamaan, dan melalui perayaan Imlek ini, kami berharap dapat mempererat persatuan dengan seluruh organisasi Tionghoa dan komunitas lainnya di Bali,” ujar Sudiartana, serambi membeberkan rangkaian acara yang diadakan meliputi parade di Jalan Gajah Mada, parade kuliner di Lapangan Puputan, serta pertunjukan hiburan khas Imlek.[jro]

Pembangunan Tuntas, Kelurahan Sesetan Gelar Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, dan Mecaru.


 Ket. Foto : 

Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara mengikuti prosesi Mendem Pedagingan di Padmasana Kantor Lurah Sesetan pada Purnama Kapitu, Selasa (14/1) 


Denpasar , Bali Kini - Pemerintah Kelurahan Sesetan menggelar Upacara Dewa Yadnya Melaspas, Mendem Pedagingan, dan Mecaru bertepatan Rahina Purnama Kapitu, pada Selasa (14/1). Upacara tersebut dilaksanakan lantaran pembangunan Padmasana, Tugu Karang dan Candi Bentar Kantor Lurah Sesetan tuntas dikerjakan. 


Dalam kesempatan tersebut Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara mengikuti prosesi Mendem Pedagingan di Padmasana Kantor Lurah Sesetan. Hadir pula sejumlah tokoh masyarakat dan adat juga undangan lainnya. 


Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara mengatakan bahwa Pemerintah Kota Denpasar dibawah kepemimpinan Walikota I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Wakil Wali kota Kadek Agus Arya Wibawa senantiasa selalu mendukung penuh kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Kota Denpasar. Hal ini sejalan dengan visi Kota Budaya yang berlandaskan spirit Vasudhaiva Kutumbakam atau bergotong - royong menyaman braya. 


"Melalui Upacara Dewa Yadnya yang dilakukan oleh Pemerintah Kelurahan Sesetan ini diharapkan dapat meningkatkan Sradha Bhakti kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa dan semoga hal baik selalu menyertai dalam mendukung pembangunan di Kota Denpasar," ucapnya. 


Sementara Lurah Sesetan, Putu Wisnu Wardana menjelaskan Melaspas, Mendem Pedagingan, dan Mecaru di Kantor berkenaan dengan telah selesai dibangunnya area Padmasana, Tugu Karang dan Candi Bentar Kantor Lurah Sesetan yang telah dimulai sejak bulan September 2024 dan rampung pada bulan November 2024.


"Upacara dipuput (dipimpin) oleh Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Wirya Ardha Nareswara dari Griya Batur Bhujangga Sari Sesetan. Semoga Upacara Dewa Yadnya yang kami laksanakan ini dapat memberikan energi positif dan dorongan kebaikan dalam upaya kami mendukung pembangunan dan roda pemerintahan di Kota Denpasar, " ucapnya. (esa-gita)


Minggu, 05 Januari 2025

Bupati Tabanan Hadiri Pujawali di Desa Adat Tegalmengkeb dan Sanggulan


Tabanan , Bali Kini  -
Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., menghadiri rangkaian Upacara Pujawali di Pura Kahyangan Dalem, Desa Adat Tegalmengkeb Kaja, Desa Tegalmengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur dan di Pura Desa, Desa Adat Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan. Kehadirannya pada Rabu, (25/12) tersebut merupakan wujud komitmen Pemerintah Kabupaten dalam pelestarian adat, agama, budaya dan tradisi di Kabupaten Tabanan sekaligus penghormatan terhadap masyarakat.


Dengan didampingi oleh salah satu Anggota DPRD Kabupaten Tabanan Dapil setempat, Sekda dan Pimpinan OPD terkait, kehadiran Bupati Sanjaya mendapat sambutan positif dari masyarakat. Puncak acara bertepatan dengan Buda Umanis, Wuku Prangbakat, tidak hanya menunjukan penghormatan terhadap masyarakat, sekaligus kunjungan Bupati mempererat hubungan dan sinergi pemerintah dengan masyarakat.


Usai menghaturkan bhakti melalui persembahyangan bersama di Pura Kahyangan Dalem, Desa Adat Tegalmengkeb Kaja, Sanjaya sampaikan apresiasinya atas semangat gotong-royong masyarakat Desa Adat yang terdiri dari 106 KK, bersatu padu dalam membangun yadnya. “Semangat gotong royong seperti ini patut kita apresiasi bersama. Ini adalah bukti nyata, bahwa rasa kebersamaan dan kekompakan masyarakat sangat kuat. Semoga yadnya yang dilaksanakan ini dapat berjalan dengan baik serta memargi antar, membawa kesejahteraan dan kedamaian bagi kita semua,” ujarnya.


Melalui kesempatan ini, Sanjaya pun tegaskan komitmennya untuk mendukung pembangunan di wilayah tersebut, (Tegalmengkeb Kaja dan Sanggulan), baik dari segi infrastruktur maupun di bidang pelestarian adat, agama, tradisi, dan budaya yang ada di masyarakat. “Kami, Pemerintah Kabupaten Tabanan, selalu berkomitmen untuk hadir mendukung upaya pelestarian adat dan budaya, sebagai wujud nyata menjaga tradisi leluhur sebagai warisan kita bersama,” imbuhnya.  


Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat atas dukungan yang terus diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam menjalankan berbagai program pembangunan. Pihaknya optimis dengan Dengan sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, kedepannya akan dapat mempercepat terwujudnya harapan bersama, yakni mewujudkan masyarakat Tabanan yang Aman, masyarakat Tabanan yang Unggul dan masyarakat Tabanan yang Madani.[tb]

Senin, 18 November 2024

Pjs. Walikota Dewa Mahendra Hadiri Puncak Karya di Pura Agung Jagatnatha Denpasar,


 Ket foto : Pelaksanaan Puncak Karya Padudusan Agung lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar dilaksanakan bertepatan dengan Purnama Sasih Kalima pada Sabtu (16/11)
.

Dipuput Ida Pedanda Siwa Budha, Ida Bhatara Nyejer Hingga 23 November Mendatang. 


Denpasar, Bali Kini - Puncak Karya Padudusan Agung lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar dilaksanakan bertepatan dengan Purnama Sasih Kalima pada Sabtu (16/11). Tampak sejak pagi hari masyarakat serta pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar datang silih berganti untuk mengikuti rangkaian puncak karya. 


Hadir dalam kesempatan tersebut Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahendra Putra, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede bersama jajaran DPRD Kota Denpasar, Fokopimda Kota Denpasar, Panglingsir Puri se-Kota Denpasar, Pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar, serta undangan lainya. 


Diiringi Tabuh Gong Gede, Tabuh Semarepegulingan dan kidung, rangkaian upacara berlangsung khidmat. Tampak dipentaskan pula Wali Wayang Lemah, Selonding, Tari Rejang Dewa, Tari Rejang Sari, Tari Baris Gede dan Wali Topeng Sidakarya. Bahkan, Tari Baris Gede ditarikan langsung Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana bersama Anggota DPRD Kota Denpasar, Bendesa Adat se-Kota Denpasar, Perbekel/Lurah serta Pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar. Seluruh rangkaian Puncak Karya diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput sulinggih siwa budha yakni Ida Pedanda Gede Oka Karang, Griya Tegeh Karang Lumintang, Ida Pedanda Made Taman Dwija Putra Griya Paang dan Ida Pedanda Gede Mas Jelantik Griya Celuk Sukawati.


Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahendra Putra dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa Karya Padudusan Agung lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Karya ini juga diharapkan menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.


“Dengan pelaksanaan karya ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana di wilayah Kota Denpasar,” ujarnya. 


Kepala Bagian Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara menerangkan rangkaian Karya Padudusan Agung Lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha dimulai pada tanggal 26 Maret 2024 dengan kegiatan Maturan Penenten nunas pamuput tawar. Kemudian dilaksanakan Mecaru Panca Kelud pada Jumat, 1 Nopember 2024. 


Dilanjutkan dengan Upacara Melasti pada Kamis, 14 Nopember 2024, Upacara Mepepada Karya pada Kmais, 14 Nopember 2024. Puncak Karya Pedudusan Agung lan Ngenteg Linggih akan dilaksankan bertepatan dengan Purnama Sasih Kalima pada Sabtu, 16 Nopember 2024. Setelah puncak karya, akan dilaksanakan Bhakti Penganyar serta Penyineban akan dilaksanakan pada 23 November 2024 yang didahului dengan Upacara Nyenuk. 


“Selain rangkaian acara inti, Karya Padudusan Agung Lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha ini juga diisi lomba membuat Penjor dan Lomba Ngelawar. Semoga kerjasama yang baik antara seluruh panitia menjadikan Karya Agung di Pura Jagatnatha berjalan lancar dan labda karya dan apa yang kita harapkan dari pelaksanaan upacara ini dapat memberi kebaikan bagi kita semua,” ujarnya. (Ags/Hum).

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved