-->

Jumat, 28 Maret 2025

Pemkab Tabanan Gelar Tawur Agung Kesanga di Catus Pata Kota Tabanan


Laporan Reporter : Tim Lpt Tabanan

Bali Kini  – Sebagai wujud sembah bakti dan pelestarian tradisi, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama Ibu, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, didampingi oleh Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, beserta istri, Ny. Budiasih Dirga, menghadiri Upacara Tawur Agung Kesanga yang digelar di Catus Pata Kota Tabanan, Jumat, (28/3). Upacara ini merupakan bagian dari rangkaian penyambutan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1947 Tahun 2025 yang dilaksanakan serentak oleh seluruh Desa Adat di Bali.



Pelaksanaan Tawur Agung Kesanga di Kota Tabanan secara rutin digelar di Catus Pata, yang merupakan titik nol Kota Tabanan, tepat di depan Patung Bung Karno, pada siang hari menjelang Catur Brata Penyepian. Tawur Agung Kesanga memiliki makna sakral sebagai upaya Nyomia Bhuta Kala ke alam. Ritual ini bertujuan untuk mensucikan alam semesta beserta isinya sesuai dengan konsep Tri Hita Karana. Upacara ini turut dihadiri oleh Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda dan Kepala Perangkat Daerah terkait, Jero Bendesa Adat Kota Tabanan dan Prajuru Adat se-jebag Tabanan, serta krama adat setempat.



Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan ritual yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Tabanan setiap tahunnya.“Tujuan dari ritual yang rutin kita laksanakan setiap tahun ini, yang pada tahun ini jatuh pada Tahun Caka 1947 adalah untuk mengharmoniskan jagat Tabanan, jagat Bali, agar benar-benar sesuai dengan dresta agama kita. Sebelum memasuki Nyepi dengan Catur Brata Penyepian, ritual ini menjadi awal penyucian yang sangat penting bagi kita semua,” ujarnya.



Lebih lanjut, Sanjaya juga berharap agar seluruh masyarakat Tabanan dapat menjalankan Catur Brata Penyepian dengan baik dan penuh kesadaran. Ia berpesan, bahwa Nyepi adalah momen penting untuk introspeksi diri serta peningkatan spiritualitas diri yang harus dimaknai dengan baik. “Nyepi adalah wujud dari keheningan dan kedamaian yang bertumpu pada konsep Tri Hita Karana. Saya berharap, pelaksanaan Nyepi esok hari dapat berjalan lancar dan menjadi momentum bagi kita semua untuk merefleksikan diri serta meningkatkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan,” tambahnya.



Pun dengan pelaksanaan upacara Tawur Agung Kesanga ini, diharapkan masyarakat Tabanan semakin memahami dan melestarikan tradisi leluhur, serta menjadikan Hari Raya Nyepi sebagai kesempatan untuk membangun kedamaian dan keseimbangan dalam kehidupan. Begitu juga pihaknya berpesan agar dalam pengarakan ogoh-ogoh dan lainnya, diharapkan seluruh masyarakat dan pihak terkait selalu menjaga agar  situasi selalu kondusif, tidak ada euforia berlebihan, sehingga perayaan nyepi bisa kita laksanakan dengan damai

Rabu, 26 Maret 2025

PENGGUNAAN TUMBLER BAMBU SDN 2 JUNGUTAN DIAPRESIASI TURIS ASING

 


Laporan reporter: Tim Lpt Karangasem 


Bali Kini - Penggunaan tumbler (wadah minuman) dari bahan bambu yang dikenalkan oleh anak-anak SDN 2 Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem mendapat apresiasi dari seorang turis warga negara asing asal Amerika San Pransisco, namanya Simon Senter. 

Simon yang berprofesi guru di negaranya menggunakan Tumbler Bambu (TB) buatan siswa SDN 2 Jungutan saat dirinya sedang melakukan trekking di  Bukit Tenganan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Minggu (2/3/2025) lalu. 


TB digunakan Simon diperolehnya dari seorang pemandu trekking yang juga Kepala SDN 2 Jungutan, I Wayan Dresti Yasa, S. Pd., Gr. 

Penuturan I Wayan Dresti Yasa kepada penulis, turis asing Simon Senter penghobi trekking sangat mengapresiasi penggunaan TB dapat menekan penggunaan kemasan sekali pakai dan lebih sehat, juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat jika penggunaan TB berkembang sangat masif. 


Awal penggunaan TB oleh anak-anak SDN 2 Jungutan seperti dijelaskan oleh sang kepala sekolah. 

Diawali dari surat edaran Sekretaris Daerah Provinsi Bali tentang pembatasan penggunaan bahan plastik. Dirinya berinisiatif manfaatkan sumberdaya alam dari masyarakat lokal di Dusun Kubu Pangi, Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, mengingat Desa Jungutan yang dikenal potensi pohon bambu sangat besar. 


Lanjut Dresti Yasa, berat biayanya jika anak-anak siswa membeli wadah minuman tumbler yang dijual di pasaran, akhirnya tercetus ide tumbler bahan bambu. 


Dikatakan Dresti Yasa, orang tua siswa sangat menyambut baik gagasan sekolah penggunaan TB, dan dibuatkan olah orangtuanya.


Yang pertama kali  membawa TB ke sekolah, Ni Kadek Setiawati siswa kelas VI. Kemudian hari-hari berikutnya diikuti oleh teman-teman lainnya 

Penggunaan serentak  TB oleh semua siswa dilounching tanggal 25 Pebruari 2025 lalu. 


Ukuran tumbler panjang 20-25 cm dilengakapi penutup dari bambu sekaligus sebagai gelas minumnya. 


Semua siswa 134 orang membawa TB, sebelumnya siswa membeli minuman di sekolah dalam keamanan plastik. 


"Saya terus merancang bagaimana TB tampilannya cantik, seni dan higienis agar menarik bagi pemakainya. Bambu diisi gambar dan tali tentengan, " Katanya Dresti Yasa.


Agar TB tetap higienis, dirinya mengedukasi anak didiknya agar rajin bersihkan TB dan dikeringkan. 


Pihaknya juga sudah mendapat pesanan dari pihak beberapa perorangan dibuatkan TB buatan SDN 2 Jungutan. 


Komitmen semua guru dan anak-anak siswa SDN 2 Jungutan dalam pencegahan kerusakan lingkungan dari sampah dengan menggunakan alat makan minum berbahan organik, mengurangi membeli snack dan makanan ringan dari pembungkus bahan plastik.


Juga pihaknya selalu berkoordinasi dengan Asobsi (Asosiasi Bank Sampah Indonesia) Kabupaten Karangasem untuk memanfaatkan sampah menjadi berkah

Selasa, 25 Maret 2025

Membludak Umat Melaksanakan Melasti di Pantai Padanggalak

 


Laporan Reporter : Jro Ari

Denpasar, Bali Kini - Beberapa desa adat telah mulai melaksanakan upacara Melasti yang menjadi rangkaian upacara menjelang hari raya Nyepi di Denpasar. Nampak ratusan umat Hindu Bali terlihat sejak siang hari sudah berdatangan di Pantai Padanggalak, Selasa (25/03).

Diketahui untuk kegiatan upacara Melasti dari Desa Adat Peguyangan bahkan sejak pagi sudah melakukan iring iringan membawa sejumlah Aci atau pratima dan sungsungan berupa pelawatan barong dan rangda. 

Mereka yang memang jaraknya jauh, berangkat dari Pura Desa langsung menuju lokasi pantai menggunkaan kendaraan disertai dengan gegamelan. Upacara Melasti sendiri dilaksanakan sebelum Hari Raya Nyepi, pada upacara ini segala perlengkapan persembahyangan atau pretima yang ada di pura disucikan dengan cara dibawa munuju sumber air baik itu ke laut atau sungai. Upacara ini sebagai simbol membersihkan kotoran alam dengan air kehidupan seperti di laut.

Khusus di Desa adat Kecamatan Buleleng, kota Singaraja di Kabupaten Buleleng yang melaksanakan Upacara Melasti dilakukan saat Purnama setelah Hari Nyepi. Namun untuk rangkaian upacara Pengrupukan atau Pecaruan tetap dilaksanakan sama sebagaimana yang dilakukan oleh seluruh desa adat di Bali.

,


Denpasar , Bali Kini  - Beberapa desa adat telah mulai melaksanakan upacara Melasti yang menjadi rangkaian upacara menjelang hari raya Nyepi di Denpasar. Nampak ratusan umat Hindu Bali terlihat sejak siang hari sudah berdatangan di Pantai Padanggalak, Selasa (25/03).

Diketahui untuk kegiatan upacara Melasti dari Desa Adat Peguyangan bahkan sejak pagi sudah melakukan iring iringan membawa sejumlah Aci atau pratima dan sungsungan berupa pelawatan barong dan rangda. 

Mereka yang memang jaraknya jauh, berangkat dari Pura Desa langsung menuju lokasi pantai menggunkaan kendaraan disertai dengan gegamelan. Upacara Melasti sendiri dilaksanakan sebelum Hari Raya Nyepi, pada upacara ini segala perlengkapan persembahyangan atau pretima yang ada di pura disucikan dengan cara dibawa munuju sumber air baik itu ke laut atau sungai. Upacara ini sebagai simbol membersihkan kotoran alam dengan air kehidupan seperti di laut.

Khusus di Desa adat Kecamatan Buleleng, kota Singaraja di Kabupaten Buleleng yang melaksanakan Upacara Melasti dilakukan saat Purnama setelah Hari Nyepi. Namun untuk rangkaian upacara Pengrupukan atau Pecaruan tetap dilaksanakan sama sebagaimana yang dilakukan oleh seluruh desa adat di Bali.

Senin, 24 Maret 2025

DESA ADAT KARANGASEM GELAR LOMBA OGOH-OGOH BERHADIAH 6 JUTA RUPIAH


Laporan Reporter :I Komang Pasek Antara

Karangasem , Bali Kini - Serangkaian upacara Tawur Kesanga, Jumat (28/3/2025)  mendatang, kali pertama Desa Adat Karangasem, Kelurahan Karangasem gelar parade ogoh-ogoh dan dilombakan berhadiah uang dan piala tetap. Lomba memperebutkan hadiah Rp6 juta yang dibagi kedalam masing-masing juara I, II dan III. Juara I berhak mendapat hadiah uang Rp3 juta, juara II Rp2 juta dan juara III Rp1 juta. 


Pengumuman dan penyerahan hadiah lomba akan diupayakan  disampaikan usai parade Ogoh-ogoh. 


Ketua Panitia Parade Ogoh-ogoh yang juga kepengurusan di Desa Adat Karangasem menjabat Koordinator Baga Palemahan, I Made Arnawa mengatakan, Minggu (23/3/2025) usai rapat bahas lomba Ogoh-ogoh dengan calon peserta. Jumlah peserta yang telah mendaftar 20 Ogoh-ogoh/Banjar termasuk partisipasi dari dua banjar/desa adat tetangga yakni Banjar Tampuagan, Desa Adat Tampuagan dan Banjar Susuan, Desa Adat Susuan


Kreteria lomba meliputi kekompakan peserta penggusung Ogoh-ogoh, semangat, disiplin saat berparade, mengedepankan unsur seni khas budaya Bali. Sedangkan wujud Ogoh-ogoh tema buta kala.

 

Lanjut Arnawa, Keliang Banjar Wiryasari Amlapura, rencana parade lomba akan dilepasa Bupati Karangasem, I Gusti Putu Parwata usai prosesi upacara Tawur Kesanga pukul 18.30 Wita di Catus Pata Taman Budaya Candra Bhuwana Amlapura, Jalan Lettu Sinta. 


Rute parade seputar Kota Amlapura, dilepas di Taman Budaya Candra Bhuwana - menuju catus pata - Jalan Gajah Mada - Terminal Amlapura - Jalan Diponegoro - pertigaan Tugu Pahlawan - Jalan Gatot Subroto - Jalan Teuku Umar -Jalan Patih Jelantik, dan berakhir di halaman parkir selatan Pura Jagatnatha.

 

Peserta diberikan kesempatan untuk peragaan pragmentari pendukung Ogoh-ogoh di lima titik lokasi sepanjang rute perjalanan yakni di  Catus Pata (perempatan Taman Budaya Candra Bhuwana), depan Pura Puseh Desa Adat Karangasem, dan depan Gedung Mall Pelayan Publik. 

Sedangkan juri lomba dari prajuru Desa Adat Karangasem. 


"Tujuan gelar parade dalam rangka metekatkan tali persaudaraan antar muda-mudi dan menampung talenta yang merela miliki terarah. Antar peserta bukanlah rival namun saudara sedesa",  jelas Arnawa. 


Terkait calon peserta lomba Ogoh-ogoh, beberapa keliang banjar yang penulis berhasil hubungi. 

I Wayan Banjar, Keliang Banjar Darma Darsana mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi pihak Desa Adat Karangasem gelar parade Ogoh-ogoh dilombakan dan berhadiah. Hal tersebut dapat menumbuhkan kreatifitas seni dikalangan Seka Teruna Truni. Pihaknya mengikuti lomba satu buah Ogoh-ogoh yang diberi nama "Bhatara Kala" dengan biaya diperkirakan Rp10 juta lebih, dan hampir rampung baru 95℅ sejak mulai dikerjakan bulan Pebruari lalu. 


Sementara itu Banjar Taman Sudarma, Jalan Ngurah Rai, melalui keliangnya I Made Dirganata, S. T. melalui  WatsApp mengatakan, banjarnya ikut berpartisiasi menyertakan satu buah Ogoh- ogoh juga diberi nama "Bhuta Kala" Lanjut Dirganata, pengerjaan Ogoh- ogoh oleh krama banjarnya yang telah dimulai sejak awal bulan Pebruari lalu, dan diperkirakan telan biaya Rp7 jutaan.


Bendesa Adat Karangasem, I D.G. Ngurah  Surya Y Anom menegaskan, agar semua  peserta penggusung Ogoh-ogoh tidak minum alkhohol ketika akan berparade, dan kami 

desa adat akan tegas dalam hal ini, kalau perlu akan melarang mereka berparade. 

Surya Anom meminta, Ogoh-ogoh dan peserta/penggusung harus ikut dalam upacara pecaruan. Tawur Kesanga di Taman Budaya Candra Bhuana. Juga Ogoh-ogoh yang diikutkan lomba mesti diupacarai mlaspas pasupati, dan usai diarak hendaknya diprelina.

Kamis, 20 Maret 2025

83 Ogoh-ogoh Ramaikan Pawai Ogoh-ogoh Anak Usia Dini di Jembrana.


Laporan Reporter : Tim Lpt Jembrana 

Bali Kini - Bupati Jembrana Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati Jembrana Patriana Krisna membuka pawai Ogoh-ogoh anak usia dini se Kabupaten Jembrana di Simpang Tiga Surapati, Barat Pura Jagatnatha Jembrana pada Selasa 18 Maret 2025.


Kegiatan yang mengambil tema Paraspara Sahāya Alikya Šakti "KEKUATAN PERSATUAN DALAM GOTONG ROYONG", diikuti oleh 33 Kontingen dengan total 83 ogoh-ogoh. Pawai Ogoh-ogoh ini merupakan kolaborasi antara Peradah Jembrana, Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pokja Bunda PAUD Kabupaten Jembrana dan organisasi lainnya seperti IGTKI, Himpaudi dan Yayasan Pandan Sari Acarya.


Bupati Kembang Hartawan mengaku bangga melihat anak-anak Jembrana bisa melakukan pawai ogoh-ogoh. Selain bangga, dirinya juga tidak khawatir lagi bahwa dalam 100 tahun kedepan, generasi penerus budaya dan tradisi akan tetap ada.


"Saya bangga melihat anak-anak Jembrana melakukan pawai ogoh-ogoh, kita tidak khawatir lagi dalam 100 tahun kedepan generasi penerus budaya dan tradisi Jembrana akan tetap ada,"  tandasnya.


Sementara itu, ketua panitia acara A.A.B.Hendra Sugihantara Putra dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Bupati Jembrana dan para undangan

semuanya serta dukungan dari berbagai pihak


"Mari kita jadikan momen ini sebagai pengingat bahwa di balik setiap ogoh-ogoh yang kita lihat, ada harapan impian, dan semangat yang berkobar dari anak-anak kita. Mereka adalah masa depan bangsa, pewaris tradisi, dan penjaga budaya kita," ucap Hendra.

Walikota Jaya Negara Ngupasaksi Upakara Munggel Pelawatan di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu.

 


Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menghadiri sekaligus ngupasaksi Upakara Munggel Pelawatan Barong dan Rangda di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu, Desa Padangsambian Kelod yang dilaksanakan bertepatan dengan Rahina Budha Kliwon Wuku Gumbreg, Rabu (19/3). 


Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri sekaligus ngupasaksi Upakara Munggel Pelawatan Barong dan Rangda di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu, Desa Padangsambian Kelod yang dilaksanakan bertepatan dengan Rahina Budha Kliwon Wuku Gumbreg, Rabu (19/3). Upakara tersebut dilaksanakan serangkaian tahapan Ngodakin (Perbaikan) Pelawatan di pura tersebut. 


Turut hadir Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Badung, I Nyoman Graha Wicaksana, Camat Denpasar Barat, Ida Bagus Made Purwanasara, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, Bendesa Adat Kerobokan, Gusti Agung Putu Sutarsa, Perbekel Desa Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra, serta krama adat di lingkungan Padangsumbu. 


Diiringi gambelan dan kidung, rangkaian Upakara Munggel Pelawatan Barong dan Rangda di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu, Desa Padangsambian Kelod berlangsung khidmat. Diawali dengan persembahyangan bersama, serta dilanjutkan dengan nuntun Ida Bhatara untuk selanjutnya dilaksanakan proses ngodakin.


Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam kesempatan tersebut memberikan apresiasi atas kekompakan krama Padangsumbu, Desa Padangsambian Kelod dalam melaksanakan upakara ini. Hal ini menunjukan bahwa sepirit vasudhaiva kutumbakam dan menyama braya terlaksana erat oleh krama. Hal ini juga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana. 


"Dengan pelaksanaan Upakara Munggel Pelawatan Barong dan Rangda di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu ini mari kita tingkatkan sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana, dan semoga seluruh rangkaian proses Ngodakin (Perbaikan) Pelawatan dapat berjalan lancar sesuai harapan krama, " ujar Jaya Negara. 


Sementara, Manggala Pura, I Wayan Nik Selamat mengatakan bahwa Upakara Munggel Pelawatan Barong dan Rangda di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu inin dilaksanakan sebagai langkah awal dalam proses Ngodakin (Perbaikan) Pelawatan. Hal ini lantaran pelawatan yang berada di Pura Sor Waringin Ulun Desa Padangsumbu ini sudah mengalami kerusakan. 


“Awalnya krama berkeinginan untuk ngayum, namun demikian setelah dilaksanakan pengecekan, sebagian besar piranti pelawatan sudah tidak bisa digunakan kembali, sehingga atas kesepakatan krama diputuskan untuk ngodakin,” ujarnya. 


Adapun Pelawatan yang turut diperbaiki yakni Pelawatan Barong, Pelawatan Rangda, Pelawatan Telek, dan Pelawatan Jauk. Pihaknya juga turut menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan semua pihak. Baik Pemerintah Kota Denpasar, Pemerintah Kabupaten Badung serta krama yang telah bergotong royong dalam mendukung kegiatan ini. 


“Harapan kami semoga kegiatan ini berjalan lancar sebagai bentuk sradha bhakti kepada ida sesuhunan,” ujarnya. 

Desa adat Manistutu Gelar Ngaben Massal, diikuti 55 sawa

 


Laporan Reporter : Tim Lpt Jembrana 

Bali Kini  - Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, turut menghadiri Upacara Pitra Yadnya Pengabenan Lan Memukur Kolektif Kusa Pernawa yang berlangsung di Desa Adat Manistutu, Kecamatan Melaya, pada Rabu (19/3/2025).  Upacara yang penuh makna ini juga mencakup kegiatan Atma Wedana Nyekah Masal, diikuti oleh 55 sawa yang melaksanakan mukur dan mungkah, sedangkan untuk ngelungah diikuti 59 peserta.


Dalam kesempatan tersebut, I Wayan Reden, Bendesa Desa Adat Manistutu, menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah daerah, khususnya kepada Bupati Jembrana, atas dukungan yang telah diberikan. "Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, sehingga upacara ini bisa berlangsung dengan lancar. Semua ini juga berkat dukungan dari Bapak Bupati Jembrana," ujarnya.


Sementara, Bupati Kembang Hartawan memberikan apresiasi tinggi kepada krama Desa Adat Manistutu atas semangat persatuan yang mereka tunjukkan dalam melaksanakan upacara tersebut. "Saya menghargai semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh krama desa dalam melaksanakan Upacara Pitra Yadnya ini. Semoga prosesi ini dilaksanakan dengan tulus ikhlas," katanya.


Lebih lanjut, Bupati Kembang berharap agar semua keluarga yang terlibat dalam upacara ini dapat melaksanakan rangkaian acara dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai wujud bhakti kepada leluhur. "Saya berharap rangkaian upacara ini dapat berjalan dengan lancar, serta memberikan manfaat bagi kita semua, sesuai dengan harapan bersama," tambahnya 

Minggu, 16 Maret 2025

264 Ogoh-ogoh Denpasar dinilai Untuk 16 Besar Kasanga Fest

 


Laporan Reporter : Jro Ari 

Denpasar , Bali Kini - Penilaian lomba Ogoh-ogoh dari dikawasan Denpasar Utara, Minggu (16/3) diawali dibanjar Kaliungu kaja, Banjar Belaluan Sadmerta,  Banjar Belaluan gede, Banjar Karangsari, Banjar Umasari, Banjar Tampakgangsul dan sejumlah Banjar lainnya diwilayah kecamatan Denut.


Diwilayah ini tim penilaian baru menilai sejumlah 61 Ogoh-ogoh dari masing masing banjar. Semua kisah yang divisualisasikan melalui karya STT mengambil tema kisah pewayangan yang ada kaitannya dengan kondisi kehidupan saat ini. Selain struktur bentuk anatomi dan nilai kisahnya, hal utama yang dinilai mencakup ketinggian  tak lebih dari 5 meter. 


Hal ini menjadi ketentuan utama dalam menentukan bentuk dari ketinggian agar tak merepotkan dalam mengangkat serta tak memakan ruang saat beratraksi nantinya. 


Terdaftar ada 264 ogoh-ogoh yang akan dinilai dalam lomba di tahun 2025 ini. "Dari 264 ogoh-ogoh masing masing kecamatan itu, akan dicari sebanyak 16 ogoh-ogoh yang nantinya ikut parade pada 'Kasanga Festival' disampaikan Manggala Pasikian Yowana MDA Kota Denpasar, Anak Agung Made Angga Hartayana.


Ditegaskannya, penilaian ogoh-ogoh digelar selama empat hari. Hari pertama, 14 Maret 2025 dimulai untuk wilayah Denpasar Selatan dengan jumlah 61 ogoh-ogoh. Kemudian 15 Maret 2025 dilakukan penilaian di Denpasar Timur dengan peserta 74 ogoh-ogoh. 

Lanjut 16 Maret menyasar Denpasar Utara dengan 61 peserta. Serta Denpasar Barat dilakukan pada 17 Maret 2025 dengan peserta 58 ogoh-ogoh.

"Ada perbedaan dengan penilaian dulu. Kalau dulu dicari terbaik di masing-masing kecamatan. Sekarang dari semua peserta dipilih 16 terbaik," paparnya.

Untuk Pengumuman 16 ogoh-ogoh terbaik akan dilaksanakan pada 17 Maret 2025. Kemudian 16 ogoh-ogoh itu akan ikut parade di 'Kasanga Fest' pada 21 Maret mendatang. Untuk dewan juri ada 5 orang dan mereka akan menilai semua ogoh-ogoh peserta lomba.

Sementara itu, Kadis Kebudayaan Denpasar, Raka Purwantara, menjelaskan bahwa Kasanga Fest akan dipenuhi dengan beragam kegiatan.  Dari lomba ogoh-ogoh besar, dengan keterlibatan juri dari Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.

Lomba ogoh-ogoh mini, dibagi menjadi dua kategori, yakni mesin dan non-mesin, lomba sketsa ogoh-ogoh, hingga lomba foto dan video ogoh-ogoh sekaha teruna. Lomba ogoh-ogoh mini dan sketsa akan menjaring tiga pemenang terbaik di setiap kategori.  

"Sebanyak 16 ogoh-ogoh besar terbaik hasil seleksi akan dipamerkan di Lapangan Puputan Badung, dan peserta terbaik ini akan menerima uang pembinaan masing-masing sebesar Rp 30 juta," ujarnya.

Selain itu, 16 peserta akan dinilai kembali di tingkat Kota Denpasar,  penilaian ini menetapkan enam ogoh-ogoh terbaik yang akan memperebutkan hadiah Juara I Rp 50 juta, Juara II Rp 40 juta, Juara III Rp 30 juta, Harapan I Rp 20 juta, Harapan II Rp 15 juta, dan Harapan III Rp 10 juta.

Walikota Jaya Negara Ngupasaksi Karya Melaspas Pratima dan Archa di Pura Penataran Agung

 


Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menghadiri Karya Melaspas Pratima dan Archa di Pura Penataran Agung dan Pura Dalem Kahyangan Penatih bertepatan dengan Purnama Sasih Kesanga, Jumat (14/3)


Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Karya Melaspas Pratima dan Archa di Pura Penataran Agung dan Pura Dalem Kahyangan Penatih bertepatan dengan Purnama Sasih Kesanga, Jumat (14/3). Karya ini dilaksanakan setelah proses perbaikan (ngodakin) Pratima dan Archa di pura tersebut tuntas dikerjakan. 


Tampak hadir pula Anggota DPRD Provinsi Bali, AA Ngurah Gede Marhaendra Jaya, Camat Denpasar Timur, Ketut Sri Karyawati, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, serta undangan lainy.  


Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam kesempatan tersebut memberikan apresiasi atas kekompakan krama Desa Adat Penatih dalam melaksanakan karya ini. Hal ini menunjukan bahwa sepirit vasudhaiva kutumbakam dan menyama braya terlaksana erat oleh krama. Hal ini juga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana. 


"Dengan pelaksanaan Karya Melaspas Pratima dan Archa di Pura Penataran Agung dan Pura Dalem Kahyangan Penati ini mari kita tingkatkan sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana," ujar Jaya Negara. 


Bendesa Adat Penatih, I Wayan Ekayana mengatakan bahwa Karya Melaspas Pratima dan Archa di Pura Penataran Agung dan Pura Dalem Kahyangan Penatih ini dilaksanakan setelah proses perbaikan (ngodakin) Pratima dan Archa di pura tersebut tuntas dikerjakan. Hal ini sebagai momentum untuk bersyukur serta menguatkan sradha bhakti atas anugrah Ida Sang Hyang Widi Wasa. 


Dikatakannya, seluruh rangkaian karya kali ini dipuput Ida Pandita Dukuh Nabe Acarya Dhaksa. Selanjutnya, setelah pelaksanaan Karya Melaspas Pratima dan Archa di Pura Penataran Agung dan Pura Dalem Kahyangan Penatih ini nantinya akan dilanjutkan dengan Karya Ngusaba Desa dan Pujawali. 


"Semoga melalui Karya ini dapat memberikan kesejahteraan serta kesehatan bagi seluruh krama Desa Adat Penatih," ujarnya. 

Megahnya Festival Ogoh-Ogoh Singasana ke-II 2025


Bupati Sanjaya Apresiasi Kreativitas Sekaa Truna -


Laporan : Tim Lpt Tabanan 

Bali Kini  - Semarak menyambut hari raya Nyepi, Pemerintah Kabupaten Tabanan kembali menggelar Festival Ogoh-ogoh yang bertajuk Festival Ogoh - Ogoh Singasana ke II tahun 2025. Pawai Ogoh-Ogoh yang sukses menarik antusias ribuan masyarakat padati Kawasan Taman Bung Karno, dibuka langsung oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E.,M.M. didampingi oleh Wakil Bupati Tabanan,  Made Dirga, Sabtu, (15/3). Turut hadir, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, Jajaran Forkopimda Tabanan, Sekda Tabanan, dan Jajaran Perangkat Daerah terkait.



Bupati Tabanan, Sanjaya mengapresiasi semangat dan kreativitas para peserta, yakni Sekaa Truna dari 10 Kecamatan di Tabanan yang penuh semangat mewakili kecamatan masing-masing. Sanjaya menegaskan, pelaksanaan festival ogoh-ogoh ini tidak hanya bentuk upaya melestarikan nilai-nilai adat, tradisi dan budaya semata. “Ini juga bagian dari upaya memberikan apresiasi kepada anak gaul Tabanan atau yang sering disebut Agata. Mereka inilah salah satu bagian penting yang selama ini telah mendukung perjuangan kita bersama,” ujar Sanjaya.


 


Antusiasme luar biasa dari kalangan generasi muda ini dikatakannya menjadi bukti, bahwa festival ini telah menjadi bagian penting dalam budaya Tabanan. Sanjaya menyampaikan, keberlanjutan festival ini akan terus diperkuat dengan berbagai penyempurnaan ke depan yang tentunya sesuai dengan aspirasi para pemuda.  "Kedepan, saya juga akan membuat semacam FGD atau rembug bersama, guna memperoleh formulasi lomba ogoh-ogoh yang lebih baik dengan melibatkan pemuda hingga seniman ogoh-ogoh yang sudah mempunyai nama di Bali,” ujar Sanjaya.



Lebih lanjut, Sanjaya juga menyampaikan festival ogoh-ogoh hari ini murni menyentuh sisi hiburan dan tidak menyentuh sisi ritual dan festival ini menjadi ruang berbagi kegembiraan bagi masyarakat. "Ngiring sareng sami meliang-liang lan pakedek pakenyem. Jangan sampai perlombaan ogoh-ogoh ini menjadi beban bagi para peserta. Pastikan sekali lagi kita adalah semua bersaudara, Vasudewa Kutumbakam. Siapapun yang nantinya menjadi pemenang, kita tunjukkan, bahwa kita semua adalah bersaudara," tegasnya.



Di kesempatan yang sama, selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan, I Made Yudiana melalui sambutannya menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi. Mewakili para Sekaa Truna, pihaknya menghaturkan terima kasih yang tinggi kepada Bapak Bupati atas inisiasi tempat, waktu dan pendanaan yang telah diberikan untuk kreativitas sekaa Teruna di Kabupaten Tabanan. Ia juga menjelaskan Festival Ogoh-Ogoh Singasana ke-II tahun 2025 ini diikuti oleh 10 peserta yang mewakili 10 Kecamatan di Kabupaten Tabanan dan masing-masing peserta mendapatkan dana kepesertaan sebesar Rp 30 juta.

Rabu, 12 Maret 2025

Wali Kota Jaya Negara Hadiri Buka Puasa Bersama di Masjid Al-Ikhlas Denbar


Laporan Reporter
: 
 Esa-Dodi

Denpasar, Bali Kini - Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa dan Sekda Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana menghadiri Buka Puasa Bersama di Masjid Al-Ikhlas, Jalan Gunung Batukaru, Denpasar Barat, Rabu (12/3) petang. 

Kegiatan rutin yang diadakan setiap bulan suci Ramadhan ini bertujuan untuk memperkuat silaturahmi dan juga menjaga kerukunan serta toleransi antar umat beragama di Kota Denpasar. 

Hal ini lantaran, Kota Denpasar merupakan kota heterogen dan memiliki beragam tradisi dan kebudayaan. 

Turut hadir pula dalam kesempatan tersebut berbagai kalangan di antaranya, Dandim 16/11 Badung, Letkol. Inf. I Putu Tangkas Wiratawan, Kepala Kejaksaan Negeri Denpasar, Agus Setiadi, Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Laksmi Trisnadewi, Forkopimda Kota Denpasar, FKUB Kota Denpasar, Camat, Perbekel, MUI Kota Denpasar, serta warga muslim di seputaran Masjid Al-Ikhlas.

Menjelang waktu berbuka puasa, ratusan umat masjid Al-Ikhlas sudah bersiap untuk ikuti rangkaian acara, antara lain penampilan pertunjukan musik rebana yang dibawakan oleh ibu-ibu masjid setempat. Kegiatan buka puasa bersama kemudian dilanjutkan dengan ibadah Sholat berjamaah.

Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menyampaikan sekapur sirih mengatakan bahwa momentum buka puasa bersama ini merupakan wujud harmonisnya hubungan antar umat beragama di Kota Denpasar. Spirit Vasudhaiva Kutumbakam atau asas menyama braya antar semua elemen bangsa harus terus terjaga dalam rangka menunjang kelancaran pembangunan nasional khususnya di Kota Denpasar.

Lebih lanjut dikatakan Jaya Negara, seluruh umat beragama yang ada di Denpasar agar menjaga persatuan dan kesatuan serta saling toleransi atar umat beragama. Sehingga kerukunan antar umat beragama di Kota Denpasar dapat terus tercipta.

"Semoga kita semua diberikan rahmat-Nya di bulan suci ini, dengan ketakwaan dan iman yang kuat sehingga kerukunan antar dan intern umat beragama dapat tercipta serta agar dapat ikut membangun Kota Denpasar tercinta ini" ujarnya. 

Sementara Ketua Takmir Masjid Al-Ikhlas, Hj. Muhamad Hamim dalam sambutannya mengucapkan rasa terima kasih atas berkenan hadirnya Wali Kota Denpasar dan jajaran dalam acara buka puasa bersama di Masjid Al-Ikhlas ini. Mewakili warga Masjid Al-Ikhlas, Muhamad Hamim juga menyampaikan selamat atas dilantiknya kembali Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar. 

"Kehadiran Pemerintah Kota Denpasar dalam buka puasa bersama ini tentu menjadi momentum untuk semakin merekatkan hubungan silaturahmi antara umat beragama dengan jajaran pemerintah yang selama ini telah terjalin dengan baik. 

Kita gaungkan terus spirit Vasudhaiva Kutumbakam atau rasa gotong-royong mendukung pembangunan Kota Denpasar tanpa memandang suku, agama maupun ras," ungkapnya.

Selasa, 11 Maret 2025

Festival Imlek dan Cap Go Meh Meriahkan Tabanan

 Simbol Keberagaman dan Kerukunan


Laporan : Tim lpt Tabanan 

Tabanan , Bali Kini – Suasana meriah menyelimuti Kabupaten Tabanan dalam perayaan Festival Imlek dan Cap Go Meh 2025 yang diisi dengan Parade dan Pentas Seni Budaya Nusantara. Acara yang berlangsung pada Sabtu (8/3) ini turut dihadiri oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., didampingi Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga dan Tjokorda Anglurah Tabanan. Turut hadir Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, I Nyoman Arnawa dan beberapa anggota, Jajaran Forkopimda Tabanan, Sekda dan para Kepala Perangkat Daerah terkait serta undangan terkait lainnya. 



Festival diawali dengan parade yang dimulai dari Vihara Dharma Cattra Tabanan menuju Taman Bung Karno. Setibanya di Taman Bung Karno, acara berlanjut dengan berbagai pertunjukan seni budaya yang semakin menyemarakkan acara. Mulai dari pertunjukan wushu, Tari Lambaian Khatulistiwa dengan balutan berbagai pakaian adat Nusantara, Pasukan Kera Sakti dan Dewi-Dewi, Parade busana Cheongsam, Barongsai dan Liong, Drumband, Parade Barong Bangkung, Baleganjur, Tektekan, pertunjukan Turonggo Gustar Budoyo, Tari Hedung (Tari Perang), Rodat, hingga pertunjukan Reog Ponorogo. 



Mengutip pesan Bung Karno, Bupati Sanjaya mengajak masyarakat, tanpa memandang etnis, suku, maupun budaya, agar tetap mendalami kepribadian sebagai bangsa Indonesia. “Pernyataan ini mengandung pesan kuat, bahwa apapun suku, agama, maupun ras nya, kita harus membumi dimana kaki berpijak. Demikian juga dengan kita di Tabanan, dari manapun asal kita, seberapapun tinggi derajatnya, kita semua adalah orang Tabanan yang bangga dengan identitas sebagai orang Tabanan. Kita patut berbangga,” ujar Sanjaya.



Begitupula sebagai Kabupaten yang telah dianugerahi Harmony Award dari Kementerian Agama Republik Indonesia, Sanjaya menegaskan apresiasi dan dukungannya terhadap berbagai festival budaya yang merupakan bentuk aktualisasi keharmonisan antar umat beragama di Kabupaten Tabanan. “Ayo buat berbagai kegiatan di festival keberagaman, gandeng saudara-saudara kita dalam Forum Bhineka Tunggal Ika yang ada dari Sabang sampai Merauke, libatkan semua suku yang ada di Kabupaten Tabanan. Saya pastikan, sebagai Bupati, saya akan mendorong dan mendukung kegiatan-kegiatan yang berdampak positif terhadap penghargaan yang telah kita raih,” imbuhnya. 



Selaku Ketua Panitia Festival, Lim Surya Adinata dalam laporannya saat itu menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung suksesnya festival ini. Senada dengan Bupati, Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan momen ini sebagai ajang untuk saling mengenal, menghargai, dan mempererat tali persaudaraan antar umat beragama. “Semoga semangat kebersamaan dan toleransi yang kita pupuk di Tabanan ini menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. Mari kita jaga kerukunan agar Tabanan tetap menjadi daerah yang aman, nyaman, dan sejahtera berkat kepemimpinan Bapak Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M.,” pungkasnya. 



Kemeriahan festival sore itu ditutup Bupati Sanjaya secara simbolis dengan pesta kembang api yang sensasional sebagai bagian dari puncak acara. Pesta petasan yang estetik tersebut mengakhiri perayaan dengan penuh kemeriahan, kebahagian dan kebersamaan. Festival Imlek dan Cap Go Meh di Tabanan tahun ini, juga kembali membuktikan bahwa budaya dan tradisi dapat menjadi perekat bagi masyarakat, menciptakan harmoni di tengah keberagaman yang ada yang diharapkan akan terus berkesinambungan

Selasa, 04 Maret 2025

Walikota Jaya Negara Hadiri Buka Puasa Bersama di Masjid Darul Huda


 Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa, Kapolresta Denpasar, Kombes Pol. Muhamad Iqbal Simatupang serta Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat menghadiri Buka Puasa Bersama di Masjid Darul Huda, Desa Dangin Puri Kelod, pada Selasa (4/3). 

Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri Buka Puasa Bersama di Masjid Darul Huda, Desa Dangin Puri Kelod, pada Selasa (4/3) petang. Kegiatan rutin saat bulan Ramadhan ini dilaksanakan untuk memperkuat silaturahmi, rasa toleransi serta menjaga kerukunan antar umat beragama dengan turut serta dalam tradisi dan kebudayaan berbagai agama yang ada di Kota Denpasar.


Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Kapolresta Denpasar, Kombes Pol. Muhamad Iqbal Simatupang serta Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Perwakilan Forkopimda Kota Denpasar, FKUB Kota Denpasar, Perbekel Desa Dangin Puri Kelod, I Made Sada, MUI Kota Denpasar serta warga muslim Masjid Darul Huda, Desa Dangin Puri Kelod.


Sejak menjelang waktu buka puasa, ratusan umat muslim silih berganti memasuki masjid Darul Huda. Sembari menunggu waktu berbuka tiba, tampak anak-anak asik bermain, para tetua bercerita serta tak jarang ada yang memilih saling bersalaman yang menambah khidmat suasana bulan Ramadhan.


Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menyampaikan sekapur sirihnya mengatakan bahwa momentum buka puasa bersama ini merupakan wujud harmonisnya hubungan antar umat beragama di Kota Denpasar. Hal ini lantaran hubungan baik dengan asas menyama braya antar semua elemen bangsa harus tercipta dalam rangka menunjang kelancaran pembangunan nasional khususnya di Kota Denpasar.


Lebih lanjut Jaya Negara mengajak seluruh umat beragama yang ada di Denpasar agar menjaga persatuan dan kesatuan serta saling toleransi antar umat beragama. Sehingga kerukunan antar dan internal umat beragama di Kota Denpasar dapat terus tercipta. Hal ini juga sejalan dengan spirit Vasudhaiva Kutumbakam yang bermakna kita semua bersaudara. 


"Semoga kita semua diberkati dan bertambah iman di bulan suci ini, dengan ketakwaan dan iman yang kuat sehingga kerukunan antar dan internal umat beragama dapat tercipta serta dapat ikut serta dalam berbagai program pembangunan khususnya di Kota Denpasar," ujar Jaya Negara.


Sementara Ketua Takmir Darul Huda, Desa Dangin Puri Kelod, Nurohman dalam kesempatan tersebut menekankan kehadiran Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara beserta jajarannya dalam buka puasa bersama ini sebagai momentum untuk lebih merekatkan hubungan silaturahmi antara umat beragama dengan jajaran pemerintah. 


Pihaknya mengatakan bahwa hubungan harmonis umat Muslim dan masyarakat lokal Bali yang mayoritas beragama Hindu hingga saat ini masih tetap terjaga. Seperti halnya Jumpa Berlian, dimana seluruh masyarakat berbaur untuk bersama dalam membersihkan lingkungan.


"Terima kasih kepada jajaran Pemerintah Kota Denpasar, khususnya Bapak Walikota dan Wakil Walikota yang sudah berkenan hadir dalam acara berbuka puasa bersama ini, sehingga rasa menyama braya dan spirit Vasudhaiva Kutumbakam yang berkembang di Bali dapat kita ciptakan dalam berbagai kegiatan sebagai cerminan budaya lokal," ungkapnya. (Ags/HumasDps)

Senin, 17 Februari 2025

Desa Adat Kota Tabanan Gelar Upacara Tawur Gempang, Harapkan Keseimbangan Jagat


Tabanan , Bali Kini 
- Upacara Tawur Nawa Gempang yang diadakan di Catus Pata Kota Tabanan oleh Desa Adat Kota Tabanan, Senin (17/2) mendapat perhatian besar dari masyarakat setempat. Bupati Tabanan, yang diwakili oleh Plt. Asisten III Kabupaten Tabanan, I Nyoman Gede Gunawan, hadir dalam pelaksanaan acara sakral ini. Upacara tersebut memiliki makna mendalam, yaitu untuk memohon dan menjaga keseimbangan jagat/alam serta mengembalikannya agar tetap berkesinambungan.

Tawur Nawa Gempang sendiri merupakan bagian dari rangkaian upacara adat yang memiliki tujuan untuk menjaga keharmonisan antara alam, manusia, dan Tuhan. "Melalui upacara ini, kita memohon agar keseimbangan alam tetap terjaga, sehingga kehidupan dapat berjalan harmonis dan berkelanjutan," ujar Gunawan saat itu meneruskan harapan Bupati Tabanan, Sanjaya. Menurutnya, upacara ini juga merupakan wujud rasa syukur atas segala anugerah yang diberikan oleh alam.

Dalam upacara tersebut, nampak pula kehadiran sejumlah Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, di mana kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap pelaksanaan ritual yang merupakan bagian dari tradisi adat Bali ini. Selain itu, para perbekel dan bendesa adat setempat juga hadir memberikan penghormatan. “Keberadaan kita di sini adalah bentuk sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga tradisi yang sudah turun temurun," imbuh Gunawan.

Upacara Tawur Nawa Gempang ini juga menarik perhatian masyarakat yang datang untuk menyaksikan dan turut serta dalam mendoakan agar Tabanan senantiasa diberikan kedamaian serta kesejahteraan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ritual spiritual semata, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kearifan dan tradisi lokal.

Lebih lanjut, Pemkab Tabanan menghimbau agar seluruh elemen masyarakat terus menjaga hubungan baik, khususnya dengan alam. Pihaknya juga menekankan pentingnya menjaga alam dan warisan budaya agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang, sekaligus harapan ini mencerminkan komitmen bersama dalam menjaga kelestarian alam dan budaya Bali, serta memastikan tradisi Tawur Nawa Gempang terus dilaksanakan dengan penuh rasa hormat dan makna. [rlt/tb]

Sabtu, 15 Februari 2025

Mejaya-jaya di Pura Agung Besakih, Bupati Sanjaya Mohon Kerahayuan Jagat


Tabanan , Bali Kini 
- Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, bersama istri, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, turut hadir dalam persembahyangan bersama yang berlangsung di Pelinggih Hyang Wisesa Pura Agung Besakih, Karangasem, Rabu (12/2). Persembahyangan yang dihadiri oleh berbagai pejabat penting, bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas penetapan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terpilih dalam Pilkada serentak 2024 lalu.


Selain Bupati Sanjaya, acara tersebut juga diikuti oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster beserta Ibu, serta Wakil Gubernur terpilih, Giri Prasta, beserta Ibu, yang merupakan pasangan yang terpilih untuk memimpin Provinsi Bali. Tak ketinggalan, seluruh Kepala Daerah terpilih dari kabupaten/kota se-Bali juga hadir, menunjukkan komitmen bersama untuk mendukung kelancaran pelantikan dan pelaksanaan tugas para kepala daerah dan wakil kepala daerah yang baru.


Persembahyangan bersama ini menjadi momen penting sebagai bentuk mohon doa dan harapan agar pelantikan kepala daerah dan wakil kepala daerah dapat berlangsung dengan lancar serta aman. Selain itu, para peserta juga memohon agar para kepala daerah terpilih dapat menjalankan tugas mereka dengan baik dan sukses, demi kesejahteraan rakyat Bali. "Kami mengajak semua pihak, khususnya di Kabupaten Tabanan, untuk bersama-sama berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar seluruh proses pelantikan berjalan dengan baik dan sukses. Ini adalah kesempatan untuk memohon keberkahan dan kerahayuan bagi jagat Tabanan," ujar Sanjaya.


Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sanjaya juga mengajak serta Para Kepala Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan untuk turut serta dalam doa bersama. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan Tabanan yang lebih maju dan sejahtera. Rasa terima kasihnya atas dukungan dan doa yang diberikan oleh masyarakat Tabanan dan Bali secara umum juga disampaikan Sanjaya. "Kami juga berharap agar seluruh daerah di Bali, termasuk Tabanan, dapat terus berkembang dan makmur menuju Tabanan yang Aman, Unggul dan Madani (AUM)," ujarnya lebih lanjut.


Dengan berakhirnya persembahyangan ini, Bupati Sanjaya berharap seluruh rakyat Bali, termasuk masyarakat Tabanan, dapat merasakan keberkahan dan kerahayuan dalam menjalani kehidupan mereka. Selain mejaya-jaya, pihaknya juga melaksanakan persembahyangan Pujawali Ida Bhatara Mpu Semeru di Pura Catur Lawa Ratu Pasek Besakih, dilanjutkan Persembahyangan Upacara Aci Usabha Kewulu ring Pura Basukian Puseh Jagat, Besakih, Karangasem, Bali.[rls]

Wawali Arya Wibawa Hadiri Upacara Ngingsah di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang.

 


Ket foto : Wakil Walikota  Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri Upacara Ngingsah dan Ngadegang Manik Galih serangkaian Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod, pada Sabtu (15/2). 


Denpasar, Bali Kini -Wakil Walikota  Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri Upacara Ngingsah dan Ngadegang Manik Galih serangkaian Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod, pada Sabtu (15/2). Upacara tersebut dilaksanakan setelah proses renovasi bangunan pelinggih parahyangan pura tuntas dilaksanakan. 


Hadir dalam kesempatan tersebut Anggota DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Tananjaya Asmara Putra, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, Perbekel Desa Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra serta undangan lainya. 


Ketua Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod, I Made Srinata Kesuma disela-sela upacara menjelaskan bahwa Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati kalpa Agung di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod ini dilaksanakan setelah renovasi pelinggih pura rampung dikerjakan. 


Dikatakannya, adapun proses renovasi ini dilaksanakan dengan menggunakan dana urunan pengempon, Bantuan Hibah Pemerintah Kabupaten Badung dan Bantuan Pemerintah Kota Denpasar.  Pihaknya berharap, dengan rampungnya pembangunan ini dapat mendukung dan menguatkan keberadaan tempat suci umat Hindu. 


"Kami menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembangunan ini, semoga keseimbangan alam semesta dapat terus kita jaga sesuai dengan falsafah Tri Hita Karana," ujarnya


Wakil Walikota  Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa memberikan apresiasi atas kerja keras dan gotong royong seluruh lapisan masyarakat pengempon Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod dalam mendukung pembangunan parahyangan suci. Hal ini tentu sejalan dengan visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju berlandaskan sepirit Vasudhaiva Kutumbakam yang bermakna menyama braya bahwa kita semua bersaudara. 


Dikatakannya, Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung ini merupakan tahapan yang harus dilaksanakan. Sehingga bangunan suci dapat digunakan untuk kegiatan upacara dan pemujaan. Hal ini juga merupakan wujud sradha bhakti krama pengempon kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Hal ini juga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana. 


"Dengan pelaksanaan Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung ini mari kita tingkatkan  sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana," ujar Arya Wibawa. (Ags/Hu).

Minggu, 09 Februari 2025

Menakjubkan "Drama Bali Modern" Tingkat Pelajar SMA


Denpasar ,Bali Kini
- Wimbakara (Lomba) Drama Bali Modern dalam ajang Bulan Bahasa Bali (BBB) VII tampil dengan topik yang sangat beragam. Anak-anak setingkat SMA yang menjadi peserta lomba itu, lebih banyak mengangkat kisah sesuai dengan situasi di jaman sekarang ini. Kreatif dan tampil dengan berbagai pesan moral. Meski sedikit penonton, tetapi dengan akting dan tata seni pentas mereka mampu membuat panggung Gedung Kesisrarnawa, Taman Budaya Bali menjadi beda.

Digelar selama dua hari, pada Kamis-Jumat  6- 7 Februari 2025, lomba pertama dijadwalkan 5 peserta, namun teater modern SMA Negeri 1 Tembuku Bangli berhalangan hadir, sehingga hanya 4 peserta yang menyajikan garapan seninya. Pementasan diawali dengan drama modern berjudul Kuang Lebih Muah Ane Lenan, Rwa Bhineda dari Teater Taksu Smadara, lalu drama “TUUH” (Kehendak Sanga Waktu) oleh Samanta dan diakhiri dengan drama modern berjudul Jagal Babarakan.


Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Bali Prof I Gede Arya Sugiartha yang hadir menyaksikan pementasan itu mengatakan, anak-anak yang tampil ini tergolong cerdas. Walau mereka masih sebagai siswa setingkat SMA, namun mereka sangat jeli dalam memilih topik, sehingga kena dengan situasi di jaman sekarang dan sifatnya kekinian. “Maka cocoklah ini sebagai penampilan drama modern, karena cerita yang diangkat itu kekinian, tetapi dikemas dalam bahasa Bali,” katanya. 


Lomba Drama Bali Modern ini mengangkat cerita di Bali. Salah satu tema yang diangkat adalah pelestarian lingkungan. Adanya perkembangan pembangunan perumahan, investor mulai masuk dan merayu masyarakat agar mau menjual tanahnya. Lalu, seorang kakek bersikukuh tidak mau menjual tanahnya, karena berkomitmen melestarikan warisan leluhurnya. Meskipun kepala desa yang ikut mengompor-ngopori agar mau menjualnya.


Menurut Kadisbud Arya Sugiartha, kisah yang diangkat ini semacam sindirian, karena kondisi seperti itulah yang memang banyak terjadi di Bali saat ini. “Kalau saja penonton itu bisa membaca cerita, dan  itu bisa menghayati, maka artinya jangan sembarang menjual tanah yang ingin disampaikan lewat pementasan mereka itu,” ungkapnya.[jr]

Festival Khazanah Lontar Bali Digelar: Merayakan dan Memuliakan Aksara, Lontar, dan Tradisi Sastra


Karangasem, Bali Kini
– Dalam rangka memperingati Hari Suci Saraswati, Yayasan Karya Buana Lestari secara resmi membuka Festival Khazanah Lontar Bali di Museum Pustaka Lontar Desa Adat Dukuh Penaban, Karangasem, Sabtu (8/2/2025). Kegiatan yang didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan melalui Dana Indonesiana ini menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian lontar dan tradisi sastra Bali.


Ketua Yayasan Karya Buana Lestari, I Nengah Suarya, dalam sambutannya menyampaikan bahwa festival ini adalah wujud nyata dari komitmen yayasan dalam menjaga dan merawat warisan budaya Bali. "Lontar tidak hanya sekadar naskah kuno, tetapi juga merupakan harta seni dan sumber ilmu pengetahuan yang sangat relevan bagi kehidupan saat ini dan masa depan," ujar I Nengah Suarya.


Ia juga menambahkan bahwa festival ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat agar terus melestarikan lontar yang selama ini masih tersimpan dalam koleksi pribadi maupun masyarakat.


Festival yang akan berlangsung selama 10 bulan ini dirancang dengan berbagai kegiatan budaya, antara lain:Parada Budaya, Workshop Pembuatan Blangko Lontar, Wporkshop Usada dan Prasi, Kemah Nyiyastra, Digitalisasi Lontar, Klinik Lontar, Festival Sastra, Pementasan Taman Penasar dan Fragmentari Wagiswari, Pagelaran Wayang Joblar, disiarkan secara Live streaming dari lokasi. 


Selain di Karangasem, festival ini juga akan dilaksanakan di Denpasar dengan kolaborasi bersama Universitas Hindu Negeri Indonesia (UNHI) serta di Kabupaten Buleleng/Singaraja.


"Hari Suci Saraswati adalah momen penting yang mengingatkan kita untuk menghormati turunnya ilmu pengetahuan dan memberikan penghormatan kepada Tri Ning Ibu: Ibu yang melahirkan, Ibu Pertiwi sebagai tempat berpijak, dan Ibu Saraswati sebagai simbol pengetahuan," jelas I Nengah Suarya.


Ia juga menyoroti pentingnya menyelamatkan lontar sebagai bagian dari warisan budaya nusantara. "Saat ini banyak lontar yang tidak terawat dan terancam punah. Melalui festival ini, kami ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lontar, mulai dari proses penulisan hingga teknik perawatannya," tambahnya.


Festival Khazanah Lontar Bali diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam pelestarian budaya lontar dan menginspirasi generasi muda untuk terlibat aktif dalam menjaga warisan leluhur di tengah arus globalisasi dan digitalisasi.


Sementara, Perwakilan Bupati Karangasem, turut memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif Yayasan Karya Buana Lestari. "Saya mengucapkan selamat Hari Raya Saraswati kepada seluruh umat Hindu, khususnya yang hadir di sini. Kegiatan ini sangat relevan untuk menjaga tradisi lontar dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan," ujarnya saat membacakan pidato Bupati. Festival Khazanah Lontar Bali diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam pelestarian budaya lontar dan menginspirasi masyarakat untuk terus menjaga tradisi serta menggali potensi warisan leluhur agar tetap bermanfaat bagi kehidupan masyarakat modern. (Ami)

Sabtu, 08 Februari 2025

Pemkot Denpasar Gelar Bakthi Rahina Saraswati di Pura Agung Jagatnatha


Ket. Foto : Persembahyangan bersama Rahina Suci Saraswati oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, bersama Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, unsur Forkopimda Denpasar, Ketua TP PKK Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara, serta para siswa sekolah, Sabtu (8/2)di Pura Agung Jagatnatha


Denpasar , Bali Kini – Pemerintah Kota Denpasar menggelar Bakthi Rahina Saraswati di Pura Agung Jagatnatha pada Sabtu, (8/2). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, serta dihadiri oleh Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, unsur Forkopimda Denpasar, Ketua TP PKK Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara, serta para siswa sekolah.


Suasana khidmat terasa saat kidung suci pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati dilantunkan. Para penabuh tampak mengiringi prosesi yang juga dipersembahkan tari Rejang Dewa oleh para siswa sekolah. Para pemangku Pura Agung Jagatnatha tampak khusyuk mempersiapkan upacara hingga persembahyangan selesai.


Walikota Jaya Negara menyampaikan bahwa Bakthi Rahina Saraswati merupakan agenda rutin Pemerintah Kota Denpasar. Peringatan Rahina Suci Saraswati sebagai penghormatan kepada Dewi Saraswati, simbol ilmu pengetahuan, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk terus menuntut ilmu. 


"Kita ketahui bersama dan kita sadari bersama ilmu pengetahuan sebagai kekayaan dan sumber utama dalam kehidupan, sehingga Pemkot Denpasar sangat mendorong dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan peningkatan pelayanan di bidang pendidikan," ujar Jaya Negara.


Lebih lanjut, Walikota Jaya Negara berharap melalui Bakthi Rahina Saraswati, umat Hindu dapat meningkatkan Sradha Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Selain itu, dengan Dewi Saraswati sebagai simbol ilmu pengetahuan, diharapkan umat dapat terus memperoleh tuntunan dalam menjalankan swadarma masing-masing.


"Kami menghaturkan Rahajeng Rahina Suci Saraswati, semoga peringatan Rahina Suci Saraswati ini membawa berkah bagi seluruh masyarakat Kota Denpasar dan semakin memperkuat semangat dalam menuntut ilmu serta menjalankan kewajiban sesuai dharma masing-masing," ujar Jaya Negara.


Sementara Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Antara menyampaikan, rangkaian Bakthi Rahina Saraswati telah berlangsung sejak pagi hari, dimulai dengan persiapan bersama para pemangku Pura Agung Jagatnatha dan dipuput oleh Ida Pedanda Putra Sibang, dari Griya Sibang, Sanur Kaja.


 "Sejak pagi kami melaksanakan persembahan sarana upacara Rahina Saraswati dan diakhiri dengan persembahyangan bersama," ujar Ida Bagus Alit Antara.


Pelaksanaan pada pagi harinya diakhiri dengan persembahyangan bersama. Sementara pada malam harinya juga akan dilaksanakan kegiatan seperti pementasan Wayang Kulit.


"Selain persembahyangan pagi, peringatan Rahina Saraswati juga dilanjutkan pada malam harinya dengan berbagai kegiatan budaya, antara lain pelantunan dan pembacaan Sastra Suci, hingga Pementasan Wayang Kulit," ujarnya. 

(Pur) 

Jumat, 07 Februari 2025

Lima Pengedar Narkoba Dibekuk, Kapolres Karangasem: Dua di Antaranya Residivis

 


Karangasem, Bali Kini - Satuan Reserse Narkoba Polres Karangasem di bawah pimpinan Kasat Resnarkoba AKP I Wayan Sujana, S.H., M.H., berhasil mengungkap 5 kasus peredaran narkoba dalam Operasi Antik Agung 2025. Operasi yang digelar selama 16 hari sejak 22 Januari hingga 6 Februari 2025 ini berhasil mengamankan 5 tersangka pengedar narkoba.


Kapolres Karangasem AKBP I Nengah Sadiarta, S.I.K., S.H., M.K.P., dalam konferensi pers pada Jumat (7/2/2025) menyampaikan bahwa dari 5 tersangka yang ditangkap, 4 orang merupakan target operasi (TO) dan 1 orang non-target operasi (Non TO). Dua di antara tersangka merupakan residivis kasus narkoba.


Total barang bukti yang diamankan dalam operasi ini adalah 15 paket sabu dengan berat total brutto 4,18 gram dan netto 2,33 gram, serta 2 butir tablet yang diduga ekstasi dengan berat brutto 0,71 gram dan netto 0,54 gram.


Penangkapan tersangka dilakukan di lima lokasi berbeda Br. Dinas Melanting, Desa Padangbai (Kec. Manggis), Jl. Raya U. Surapati, Kel. Padangkerta (Kec. Karangasem), Br. Dinas Mangsul, Desa Tista (Kec. Abang), Depan Lapangan Tenis GOR Gunung Agung (Kec. Karangasem), Sebelah Barat Tugu Pahlawan, Jl. Diponegoro (Kec. Karangasem)


Seluruh tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (1) dan/atau Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda hingga Rp 10 miliar.


"Penangkapan ini merupakan hasil kerja keras tim Opsnal Satresnarkoba dalam memetakan jaringan peredaran narkoba di wilayah Karangasem. Kami akan terus berupaya memberantas peredaran gelap narkoba di wilayah hukum Polres Karangasem," tegas Kapolres.


"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Karangasem untuk berperan aktif dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba. Narkoba dapat merusak masa depan generasi muda dan membahayakan kehidupan bermasyarakat. Mari bersama-sama menjaga Karangasem dari bahaya narkoba dengan melaporkan setiap aktivitas mencurigakan terkait peredaran narkoba kepada pihak kepolisian," tegas Kapolres.


Kapolres juga mengingatkan kepada para orang tua untuk selalu mengawasi pergaulan anak-anaknya dan memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba sejak dini. "Pencegahan dan pengawasan dari lingkungan keluarga adalah benteng pertama dalam melindungi generasi muda dari bahaya narkoba," pungkasnya.


Saat ini kelima tersangka beserta barang bukti telah diamankan di Polres Karangasem untuk proses hukum lebih lanjut. (Ami/rls)

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved