Laporan tim: Gusti Ayu Purnamiasih
Karangasem, Bali Kini - Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata terus menuai pujian sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2005 oleh Bentang Pustaka. Buku yang terinspirasi dari kisah nyata masa kecil sang penulis di Belitung ini menjadi simbol perjuangan dan harapan dalam dunia pendidikan, terutama bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan.
Buku setebal 529 halaman ini mengangkat kisah sekelompok anak dari keluarga miskin yang bersekolah di SD Muhammadiyah Gantong, sebuah sekolah sederhana yang nyaris ditutup karena kekurangan murid. Dengan bimbingan dua guru berdedikasi, Bu Muslimah dan Pak Harfan, anak-anak ini menunjukkan semangat juang luar biasa dalam mengejar pendidikan dan mimpi mereka.
Tokoh utama dalam cerita, Ikal, bersama teman-temannya seperti Lintang si jenius dari keluarga nelayan, Mahar yang penuh jiwa seni, dan lainnya, menjadi cerminan anak-anak Indonesia yang tak pernah menyerah meski dalam kondisi sulit.
Tema besar dari novel ini adalah pentingnya pendidikan, nilai-nilai persahabatan, serta semangat pantang menyerah. Andrea Hirata berhasil menyampaikan pesan moral bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk bermimpi dan meraih masa depan yang lebih baik.
Novel ini tak hanya menyentuh hati pembacanya, namun juga menggugah kesadaran akan kesenjangan sosial dan pentingnya pemerataan pendidikan.
Sejak diterbitkan, Laskar Pelangi telah dibaca oleh jutaan orang dan mendapat respons positif dari berbagai kalangan. Riri (18), mahasiswi di Surabaya, mengungkapkan bahwa novel ini memberinya motivasi untuk tidak mengeluh dalam menjalani kuliah.
"Cerita Ikal dan teman-temannya bikin aku malu sendiri karena kadang suka ngeluh. Padahal perjuangan mereka jauh lebih berat, tapi mereka tetap semangat sekolah," ujarnya.
Senada dengan itu, Rudi (45), seorang guru di Bandung, mengatakan bahwa Laskar Pelangi adalah bacaan wajib bagi siswa dan mahasiswa.
"Novel ini bukan cuma hiburan, tapi pelajaran hidup. Semangat anak-anak Gantong bisa jadi inspirasi untuk siapa saja, terutama yang kadang lupa bersyukur dengan fasilitas yang dimiliki," katanya.
Tak sedikit juga yang menyebut buku ini sebagai pengingat akan pentingnya peran guru dalam membentuk masa depan generasi bangsa.
Laskar Pelangi bukan hanya sebuah karya sastra, melainkan juga cermin realitas pendidikan di Indonesia. Dalam dunia yang semakin modern, kisah anak-anak Gantong tetap relevan untuk menginspirasi semangat belajar, rasa syukur, dan kerja keras terutama bagi para mahasiswa dan generasi muda yang sedang menempuh pendidikan hari ini.
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram