Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menghadiri Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan dan Mecaru Genah (Tempat) Nyekah Atma Wedana Desa Adat Denpasar di Kawasan Setra Agung Badung, Desa Adat Denpasar, Wraspati Pahing Wuku Kulantir, Kamis (8/8).
Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan dan Mecaru Genah (Tempat) Nyekah Atma Wedana Desa Adat Denpasar di Kawasan Setra Agung Badung, Desa Adat Denpasar, Wraspati Pahing Wuku Kulantir, Kamis (8/8). Upacara tersebut dilaksanakan setelah proses pembangunan tuntas dikerjakan.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Jaya Negara turut mendem pedagingan serta melaksanakan penandatanganan prasasti Genah Nyekah Atma Wedana Desa Adat Denpasar. Hadir dalam kesempatan tersebut Panglingsir Puri Agung Denpasar, Panglingsir Puri Satria Denpasar, Panglingsir Puri Agung Pemecutan, Anggota DPRD Kota Denpasar, AA Putu Gede Wibawa serta undangan lainya.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas komitmen Desa Adat Denpasar dalam memberikan pelayanan kepada umat. Dimana, pembangunan Genah Nyekah Atma Wedana Desa Adat Denpasar merupakan niat baik dalam memberikan kemudahan bagi umat dalam melaksanakan upacara Pitra Yadnya terutama nyekah atau atma wedana.
“Tentunya kami memberikan apresiasi atas komitmen Desa Adat Denpasar, hal ini utamanya dalam memberikan pelayanan bagi umat dengan didasari niat yang baik, sehingga nantinya Genah Nyekah ini dapat melengkapi Genah Pengabenan yang telah ada sebelumnya, dan semoga dapat memberikan kemanfaatan bagi umat Hindu secara luas,” ujar Jaya Negara.
Sementara Bendesa Adat Denpasar, AA Ngurah Alit Wirakesuma mengatakan bahwa Pembangunan Genah Nyekah Atma Wedana ini dilaksanakan untuk menyempurnakan pembangunan tempat pengabenan yang telah ada sebelumnya. Dimana, untuk merealisasikan tempat tersebut, Desa Adat Denpasar mendapatkan bantuan hibah fisik yang bernilai sebesar Rp 2,8 miliar dari Pemkot Denpasar.
Dikatakannya, untuk lokasi tempat pengabenan ini berada di lahan Setra Bugbug. Untuk diketahui, Setra Agung Badung memiliki luas 9,3 hektare, sementara Setra Bugbug masih satu areal dengan Setra Agung Badung saat ini memiliki luas wilayah 40 are.
“Setra Bugbug inilah diambil untuk pembuatan tempat pengabenan dan sekarang dibangun tempat nyekah, astungkara sudah selesai dan semoga segara dapat dimanfaatkan untuk melayani Umat Hindu," ungkap Alit Wirakesuma.
Alit Wirakesuma menjelaskan, pembangunan ini tidak akan mengurangi makna pengabenan dan nyekah termasuk adat dan budaya yang ada di dalamnya. Pembangunan tempat nyekah ini tujuannya untuk menyempurnakan pembangunan tempat pengabenan dan sekarang dilengkapi dengan tempat nyekah, sehingga diperlukan kelengkapan berupa bangunan.
Dia mengatakan, situasi saat ini mengharuskan para generasi untuk berfikir lebih ke depan lagi. Dimana, pembuatan tempat pengabenan dan nyekah ini bukan ingin menghilangkan adat budaya, melainkan menguatkan adat budaya. Bahkan, dengan adanya tempat pengabenan dan nyekah ini dapat membantu dan meringankan beban biaya krama Desa Adat Denpasar dalam melaksanakan upacara Pitra Yadnya. (Ags).
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram