Karangasem, Bali Kini - Sumber daya manusia di Karangasem membutuhkan penanganan serius dan mendesak, khususnya peningkatan ketrampilan dan pengetahuan agar mampu bersaing dan berkontribusi pada pembangunan di daerahnya.
Melihat kondisi saat ini ketika angka kemiskinan masih tinggi dan indeks pembangunan manusia atau IPM masih rendah, maka dalam hal pengembangan SDM di Karangasem, program strategis yang harus dikembangkan adalah pengembangan kapasitas dan kompetensi, dengan fokus pada keterampilan dan pengetahuan, misalnya melalui pendidikan vokasional, dengan tetap memperhatikan kompetensi dasar lain.
Hal tersebut adalah salah satu dari 3 butir kesimpulan yang teruang di dalam perumusan hasil sarasehan Yayasan Agung Jaya Mandiri yang dilaksanakan di STKIP Amlapura, Karangasem, Bali pada Kamis, (8/8/204). Hal tersebut adalah salah satu dari 3 butir kesimpulan yang teruang di dalam perumusan hasil sarasehan Yayasan Agung Jaya Mandiri yang dilaksanakan di Amlapura, Karangasem, Bali pada Kamis, 8 Agustus 2024. Sarasehan mengusung tema Strategi Pemberdayaan Masyarakat untuk Mewujudkan Karangasem Tangguh, Bangkit dan Mandiri
Sarasehan yang dilaksanakan sehubungan dengan peresmian Yayasan Agung Jaya Mandiri itu menghadirkan 3 narasumber ahli, yang merupakan putra-putra kelahiran Karangasem, yakni Prof. Dr. Dr. I Ketut Rai Sudiardhita, S.E,. M.Sc yang membawakan materi Pemberdayaan SDM dalam Mewujudkan Karangasem Tangguh dan Mandiri, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Widiarta, M. Agr. dengan materi Pertanian Modern 4.0 Menuju Karangasem Bangkit dan Mandiri dan Prof. Dr. Ir. I Wayan Laba, M.Sc. APU dengan materi Modernisasi Pengelolaan Periwisata guna Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Karangasem.
Selain soal rendahnya kualitas SDM Karangasem, ketiga nara sumber juga menyoroti berbagai persoalan lain di bidang pendidikan dan kesehatan yang juga masih jauh dari harapan. Angka rata-rata lama belajar di Karangasem hanya sampai kelas 5 sekolah dasar. Pelayanan kesehatan kepada warga juga masih buruk. Jumlah dan fasilitas rumah sakit dan tenaga dokter masih terbatas.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan hingga akhir tahun 2023 angka kemiskinan di Karangasem mencapai 27 ribu lebih atau 6,56% dari 533.742 penduduk Karangasem, dan itu adalah angka tertinggi di Bali. Angka indeks pembangunan manusia (IPM) Karangasem meskipun naik dari 69,48 pada tahun 2022 menjadi 70,09 pada tahun 2023, namun angkat itu masih merupakan yang terendah di Bali. Yayasan Agung Jaya Mandiri menegaskan, kemiskinna tidak semestinya terjadi di Bali, termasuk di Karangasem.
Fokus pengembangan SDM itu diharapkan akan dapat menghasilkan SDM yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan yakni SDM yang memiliki integritas, nasionalisme, berwawasan global, menguasai ketrampilan yang relevan seperti IT dan bahasa asing, serta meiliki networking, hospitality dan entrepreneurship.
Dua butir kesimpulan lain dari sarasehan Yayasan Agung Jaya Mandiri itu menyoroti secara kritis juga persoalan pembangunan di sektor pertanian dan pariwisata.
Pembangunan pertanian dinilai belum berhasil, yang antara lain ditunjukkan oleh skor indeks ketahanan pangan yang tergolong rendah, yakni 76,9 %. Selain tiu, pertanian juga belum menarik minat generasi muda untuk terjun ke bidang ini.
“Di bidang pertanian, dengan kondisi indeks ketahanan pangan terendah di Bali, ketidak tertarikan generasi muda pada dunia pertanian, belum terlalu dikenalnya teknologi inovatif di bidang pertanian, maka perlu dikembangkan smart farming 4.0, yang memperhatikan keberlanjutan dan hilirisasi pertanian yang diharapkan akan meningkatkan produksi, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan penghasilan.” Demikian disampaikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Agung Jaya Mandiri Prof. Dr. Ir. I Wayan Laba, M.Sc. APU yang membacakan perumusan hasil sarasehan.
Sedangkan di bidang pariwisata, perlu dilakukan modernisasi dalam hal manajemen, penggunaan teknologi digital dan IT termasuk pemanfaatan sosial media agar 20 destinasi utama di Karangasem semakin tertata rapi, diperlengkapi dengan teknologi kekinian, rapi dalam pengelolaan, mudah diakses untuk reservasi dari berbagai belahan dunia dikenal luas.
“Perlu upaya dari semua pihak agar Karangasem menjadi sejajar dengan daerah lain di Bali dalam hal pariwisata. Pengembangan SDM pariwisata dilakukan dengan basis kearifan lokal dan keseimbangan seperti yang ada di dalam ajaran trihita karana” Lanjut Prof. Dr. Ir. I Wayan Laba, M.Sc. APU.
Yayasan Agung Jaya Mandiri didirikin dengan visi menjadi yayasan yang menghadirkan solusi konkret bagi warga masyarakat untuk bisa hidup berdaulat, sejahtera, mandiri, berkarakter dan berbudaya, Yayasan menargetkan terciptanya kondisi rakyat sejahtera yang 100 persen terbebas dari kemiskinan dan sanggup hidup mandiri, serta status pendidikan masyarakat 100 persen minimal lulus SMA.
Selain sarasehan, peresmian yayasan juga ditandai dengan pelaksanaan pemberian bantuan dan penghargaan kepada pengabdi seni dan budaya, yakni I Nengah Suarya, pengelola Museum Lontar di desa Penaban dan Yasa, seniman dan perajin kain tenun ikat di desa Tenganan, pada Selasa, 6 Agustus 2024. (rls).
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram