Tabanan Bali Kini – Tingkatkan terobosan progresif terkait upaya pengendalian inflasi di Kabupaten Tabanan, Bupati Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M, hadiri High Level Meeting Pengendalian Inflasi melalaui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tabanan, yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Jayaning Singasana Kantor Bupati Tabanan, Rabu (24/7).
Pertemuan pagi itu diikuti oleh Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, I Made Dirga, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Pimpinan Perum Bulog Kanwil Bali, Jajaran Forkopimda Kabupaten Tabanan, Sekda, para Asisten Setda, Para Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab Tabanan serta diikuti oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Tabanan, Kepala Instansi Vertikal dan undangan lainnya.
Sebagaimana diketahui, angka inflasi yang terkendali di Kabupaten Tabanan pada semester pertama tahun 2024 adalah hasil sinergi dan kolaborasi secara besama dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), bersama instansi dan lembaga terkait seperti Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Bulog, IKAPPI, HIswana Migas, Bumdes dan Para Perbekel Se-Kabupaten Tabanan. Di mana, berdasarkan rilis BPS dan BI pada bulan Juni 2024, angka inflasi di Tabanan adalah sebesar 1,96% (year on year), dan angka ini merupakan yang terendah di Bali.
“Untuk mempertahankan momentum menurunnya angka inflasi tersebut, maka saya berharap TPID dan seluruh jajaran OPD di Kabupaten Tabanan harus terus bekerja keras dengan menjalankan kebijakan menjaga ketersediaan stok pangan, menjaga keterjangkauan harga, menjaga kelancaran distribusi pangan, dan menjaga komunikasi yang efektif dengan semua pihak," jelas Bupati Sanjaya dalam arahannya.
Sanjaya juga meminta sepuluh langkah dari kebijakan program kegiatan TPID untuk terus dilakukan secara konsisten, diantaranya; menjaga ketersediaan stok pangan, dengan melakukan gerakan pangan murah dan operasi pasar. Yang kedua yakni melaksanakan sidak, monitoring dan evaluasi, yang ketiga meningkatkan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Selanjutnya yaitu melakukan gerakan menanam komoditas penyebab inflasi dan melakukan gerakan panen raya.
Selanjutnya yang ke enam yaitu kebijakan daerah pengendalian inflasi, seperti cadangan pangan pemerintah (CPP), serta yang ke tujuh melakukan inovasi yaitu Inpari Kaya Gizi, bibit padi yang memiliki 5 keunggulan. Ke delapan meningkatkan koordinasi dan kolaborasi TPID dan TPIP, penguatan UMKM, IKM dan yang terakhir adalah budgeting pengendalian inflasi.
Pentingnya memandang inflasi sebagai salah satu indikator penentu keberhasilan pembangunan ekonomi, di mana inflasi yang tinggi dapat berdampak pada penurunan daya beli masyarakat dan dapat juga berdampak terhadap peningkatan kemiskian di daerah.
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram