Dialog atau komunikasi yang terjalin intens menurutnya memungkinkan pemahaman tentang keberagaman lebih mudah diterima.
"Pendidikan dan dialog multikultural, multiagama menjadi dasar masyarakat harmonis. Sederhananya, ketika komunikasi sudah sering terjadi, keberagaman akan menjadi suatu kebiasaan," ungkapnya dalam acara Diskusi Santai di Denpasar, Kamis (18/1/2024).
Perempuan yang akrab disapa Devy itu menambahkan bahwa kedamaian dan nilai sejati toleransi tercipta ketika pemahaman tentang perbedaan sudah menjadi kebiasaan.
"Ketika ini (pemahaman keberagaman) menjadi kebiasaan, Ini menciptakan ruang bagi toleransi, penghargaan, dan kerjasama, mengarah pada pembentukan masyarakat yang inklusif dan damai," tuturnya.
Mantan Presidium KMHDI itu juga mengingatkan peran besar anak muda Bali sebagai contoh dalam meniciptakan toleransi.
"Anak muda, khususnya Bali dilihat sebagai penerus dan bisa dikatakan yang paling menentukan hari ini, dalam berbagai hal, termasuk memupuk keragaman budaya, mempromosikan sikap terbuka terhadap perbedaan, dan membangun fondasi masyarakat yang berlandaskan rasa saling menghormati, kolaborasi, dan harmoni lintas agama dan etnis. Yang kalau hari ini istilahnya disebut moderasi" papar Devy.
"Toleransi bukan hanya sekedar di gaungkan, tapi dilaksanakan. Bali adalah salah satu simbol dan provinsi yang sangat layak menjadi percontohan toleransi di Indonesia dan bahkan dunia," tambahnya.
Devy menilai Toleransi harusnya jadi kebiasaan, bukan hal yang terus jadi bahan perbincangan.
"Toleransi dan keberagaman harusnya sudah menjadi darah dagingya bangsa Indonesia. Sudah saatnya keberagaman selesai jadi pembahasan karena masalah yang timbul atas ketidaksiapan segelintir manusia dalam menerima keindahannya" tandas Gadis Bali asal Gianyar tersebut.[asri/r4]
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram