DENPASAR, BaliKini. net - Tertangkapnya politisi PDI Perjuangan asal Bali Nyoman Dhamantra oleh KPK kemarin benar-benar memalukan dan memprihatinkan.
Peristiwa ini secara telak memukul PDI Perjuangan yang sedang menikmati kegembiraannya karena menang pemilu dan Pilpres. Pasalnya yang bersangkutan ditangkap justru ketika PDI Perjuangan tengah melakukan kongres V di Hotel Ina Grand Bali Beach Sanur.
Nada prihatin itu dilontarkan pengusaha dan yang juga politisi Golkar, I Gde Wiratha tadi pagi di kediamannya, Kuta. Wiratha menegaskan, sejatinya ketangkapnya Dhamantra sebenarnya sudah bukan berita menghebohkan bagi kita. Pasalnya kan kita semua tahu, aksi-aksi koruptif masih dilakukan kalangan anggota dewan dan pejabat terkait. Saya pikir mereka yang sudah memegang MPWP atau pengusaha pasti sudah memahami trik-trik yang dimainkan pihak-pihak tertentu dalam pengeluaran izin-izin dan sebagainya. Apalagi pola yang dipakai Dhamantra tidak jauh beda dengan yang dilakukan orang-orang di sana.
Bagi masyarakat Bali apalagi yang masih di kampung mendengar angka korupsi miliaran rupiah nilainya luar biasa, tetapi bagi mereka yang di Jakarta angkat itu sih masih kecil.
“Saya melihat tertangkapnya Dhamantra dengan dugaan kena suap, sih gak begitu mengejutkan, pasalnya sebelum dia tertangkap saya sudah terima kabar akan ada tokoh Bali yang tertangkap lagi oleh KPK, Cuma menunggu waktu saja,” jelas Wiratha panjang lebar. Yang sedikit mengherankan, jelas Wiratha. Dhamantra itu kan berasal dari keluarga pejuang, ayahnya juga bukan orang sembarangan. Jadi kaget juga kalau dia tertangkap KPK apalagi menyangkut mesalah suap bawang putih.
Menurut Wiratha sebagai seorang politisi, dirinya melihat tertangkapnya Dhamantra bersamaan dengan hajatan kongres PDI Perjuangan di Bali, tentu bukan sebuah kebetulan. Sudah diperhitungkan secara matang oleh KPK. Saya tidak bisa menebak apakah ini terkait dengan maksud mengganggu kongres PDI Perjuangan atau bagaimana. Yang jelas menjadi pertanyaan mengapa dia ketangkap pas ada kongres PDI Perjuangan dimana dalam kegiatan itu semua petinggi partai kumpul di Bali. Ada presiden Jokowi dengan wakilnya Yusuf Kalla dan lainnya. Jadi ini menjadi pertanyaan besar.
Menurut pemilik kapal pesiar Bounty Cruises ini, ada salah satu pemahaman yang keliru di kalangan pengusaha kita. Jika ingin menjadi pengusaha sukses, sebisa mungkin janganlah main terobosan begitu. Tetapi, Wiratha sendiri mengakui kalau mencari jalan menurut aturan yang benar juga susah. Jadi kondisi ini seakan-akan memang sudah diciptakan demikian rupa. Ada ungkapan yang sering kita dengar, kalau bisa dipermudah mengapa dipersulit. Kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah. Nah ini kondisi yang sebenarnya di dalam dunia usaha kita.
Kepada Balikini, Wiratha juga mengungkapkan rasa prihatinnya, karena banyaknya tokoh-tokoh politisi kita di Bali yang terjerat kasus korupsi. Ada sesuatu yang hilang tentang orang Bali sekarang, dimana dulu dikenal sangat jujur di pusat maupun di daerah.
(r4)
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram