-->

Rabu, 06 Desember 2017

Mantan Napi Buat Sokasi Bahan Koran Bekas Diburu Pembeli

Mantan Napi Buat Sokasi Bahan Koran Bekas Diburu Pembeli

Bangli,Balikini.Net - Daerah Bangli terkenal dengan kerajinan bambu, namun dibalik itu belum banyak orang yang tahu ada kreatipitas masyarakat lain yang belum begitu dikenal. Kerajinan dari koran bekas memang agak sulit untuk dibuat.Namun jika kreatif membuat kerajinan tangan dari koran bekas, kesulitan itu lama-lama akan menjadi kemudahan. Banyaknya koran bekas yang dihasilkan dari sisa yang tak terjual, membuat masyarakat berfikir kreatif untuk menjadikannya sebagai produk yang bernilai jual tinggi . Awalnya koran bekas dianggap sebagai limbah karena tidak memiliki manfaat bagi kebutuhan hidup sehari-hari kecuali dipakai pembungkus makanan. Namun saat ini ditangan orang-orang kreatif  koran yang awalnya dianggap sebagai benda sampah yang mengotori lingkungan diubah menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi. Mungkin salah satu orang kreatif itu adalah I Nengah Sueto (36) saat ditemui dirumahnya Rabu(6/12/2017) warga asal BanjarPadpadan ,Desa Pengotan,Kecamatan Bangli membuat kerajinan sokasi dan bokor dari bahan koran. Memang kini banyak prodiksi kerajinan koran bekas yang menjamur, namun ini ini berbeda,dengan ide kreatifnya motifnya berbeda dengan yang lain,koran bekas dirajut menyerupai desain endek..Dari  koran bekas beliau bisa membuat  bokor,sokasi,tempat bunga untuk sembahyang dengan berbagai ukuran dari berdeameter 10,16,18,20,23 dengan harga berpareasi mulai dari Rp 100 -250 ribu yang pemasarannya hanya di sekitaran  Bangli saya.. Usaha yang digeluti ini merupakan usaha mandiri berawal dari dirinya mendekam di Rutan Gianyar selama 5 bulan. Dalam Rutan diberikan pelatihan membuat kerajinan dari koran bekas yang memiliki nilai seni. Untuk menambah daya tarik, bokor maupun sokasi yang dibuat diberikan sentuhan seperti rajutan kain endek.Dikatakan lebih lanjut, dalam sehari ia hanya  mampu memproduksi 1-2  buah bokor maupun sokasi tergantung cuaca,jika cuaca kurang bersahabat sulit untuk proses pengeringan,karena pengeringan secara alami. dengan berbagai bentuk dan ukuran , baik itu bentuk segi empat, segi delapan,itu tergantung pesanan. "Kalau sehari saya mampu buat 1-2 buah kadang kadang lebih," ujarnya.
Dikatakan pula, sekarang masalah bahan baku kadang-kadang harganya mahal perkilonya sampai Rp 9 ribu.Pengalaman yang tak pernah dilupakan ketika mengawali membuat kerajinan ini sempat merasa emosi karena hasilnya kurang memuaskan sehingga diijak sendiri"kenangnya.
Setelah  merenung, dia sadar bahwa pekerjaan apapun yang dilaksanakan perlu adanya kesabaran dan ketelitian, apalagi kerajinan sesulit ini memerlukan ketekunan"ujar mantan napi yang dihukum 5 bulan ini [ag/r8]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved